Welcome...Selamat Datang...

Padi organik petani hasil pendampingan kami

Padi Rojolele organik

Lokomotif tua di kota kecil Cepu, Blora

Lokomotif tua yang sekarang kadang-kadang digunakan untuk kereta wisata di lingkunagn perhutani Cepu-Blora.

SATE BUNTEL KHAS SOLO

Lezat dan bikin kita ketagihan.

Jajanan khas Jawa

Jajanan khas Jawa ini sekarang sering disajikan dalam acara formal maupun informal. Lengkap, rasanya bervariasi dan sehat.

Para peserta LDK di Tawangmangu

Latihan Dasar Kepemimpinan diikuti oleh sekitar 30 mahasiswa Surakarta di Tawangmangu pada tahun 2011.

Di Tanah Lot Bali

Refreshing di Bali pada tahun 2010, bersama teman-teman dosen.

Kamis, 21 November 2013

Kehangatan Cinta Kita



















sinar mentari menyelinap di sela pucuk pinus
hangatnya menyeruak sergap hatiku tembus
sertakan murni kasihmu datangi batinku tulus
terselip dalam bait puisi membelaiku terbius

nyanyian kukila merdu membuai kuatkan niat
membawa peluk mesramu kian dalam terlibat
nikmat terasa gelora pinta semakin menyengat
kalbu bergejolak membangkitkan geliat hasrat

semilir angin perlahan sentuh lembut kulitku
bisikkan gelisah sendu sedalam palung hatiku
demikian pula aku duhai kasih belahan jiwaku
rinduku menggulung tak berujung karenamu

wahai kekasih pencuri hati dari belantara jiwa
rasakan nafas asmara hangatkan perapian asa
pahatkan rasa sepanjang lekuk buluh nadi cita
mengalir gelegak gairah kehangatan cinta kita

***
Solo_Bandung, Kamis, 21 November 2013. 8:30 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo & Coklat
pepnews
ilustrasi: artmajeur

 

Makna Dirimu



















lembut sapamu adalah kehalusan yang menyentuh kalbu
warnai hari dan batin dengan kebahagiaan sepanjang waktu
ketulusan kasihmu adalah senyuman yang hangatkan hatiku
gairahkan jiwa dalam indah asmara berselimut rindu padamu

tatapan teduh  matamu adalah kesungguhan kudus cintamu
sejukkan hasratku semakin menyayangimu tumpuan nuraniku
sentuh manjamu adalah ungkapan dambamu tuk kita berpadu
yakinkan hati dalam mengarungi  hari-hari kita yang kian syahdu

belaian halusmu adalah ujud kerinduan akan kebahagian sejati
yang senantiasa kita damba dalam arungi indah kehidupan ini
dekap mesramu adalah gejolak purba keinginan sisi manusiawi
yang mesti kita syukuri sebagai karunia yang memesona diri

betapa agung makna dirimu tak dapat diungkap dengan kata
tiada terlihat namun dapat dibaca lewat gelombang halus rasa
kan kuprasastikan indah kisah kita dalam luasnya cakrawala jiwa
larutkan kedamaian dalam batin selami anugerah Sang Maha Cinta

***
Solo_Bandung, Kamis, 21 November 2013. 8:20 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo & Coklat
pepnews
ilustrasi: akubakaarts.deviantart

Kolaborasi Karya Puisi

Menulis puisi bagi saya merupakan kenikmatan yang luar biasa. Menumpahkan seluruh imajinasi dalam rangkaian kata berujud syair yang indah. Puncak kenikmatan tercapai manakala puisi tercipta dan dinikmati oleh orang lain.

Lalu bagaimana dengan puisi hasil kolaborasi? Ini memberikan sensasi tersendiri. Terus terang saya baru mengenal gaya menulis  puisi secara kolaborasi di Kompasiana. Seingat saya waktu sekolah, guru saya juga tidak pernah memperkenalkan gaya penulisan puisi secara kolaborasi ini. Namun sungguh bagi saya nuansanya sangat berbeda. Imajinasi bisa menjadi liar dan tertuang dahsyat.

Kolaborasi puisi menurut pengalaman saya paling ideal dilakukan berdua saja, jangan lebih. Alias duet saja. Paling pas dan imajinasi saling melengkapi kalau ditulis oleh pria dan wanita. Paduan sisi rasional dan emosional bisa menyatu dan terasa mozaik keindahannya. Kolaborasi tidak menarik kalau dilakukan oleh dua penulis yang baru saja kenal dan belum dekat komunikasi batinnya. Kolaborasi karya puisi memerlukan keterlibatan ikatan emosional untuk melahirkan karya yang indah.

Puisi cinta adalah bentuk puisi yang paling menarik untuk kolaborasi. Akan terasa sekali nuansa romantis dan mesranya meski masing-masing penulis tidak harus terlibat dalam ikatan asmara saling jatuh cinta. Yang dibutuhkan adalah kedekatan batin dan ketertarikan yang sama terhadap tema yang dipilih bersama. Pengalaman saya dalam kolaborasi, tema cinta selalu menghasilkan karya yang membahagiakan untuk kami nikmati.

Karya kolaborasi ini memang sangat terdukung dengan media komunikasi modern saat ini. Masing-masing penulis tidak harus saling bertemu secara nyata dan kedekatan emosional terjalin melalui komunikasi intens lewat obrolan di jejaring sosial. Kolaborasi bisa dilakukan antara penulis yang sudah lama sama-sama menyenangi menulis puisi atau dengan yang baru memulai menulis puisi. Kalau diantara penulis yang sudah berpengalaman, salah satu bisa menjadi yang mengawali memancing imajinasi dan dilanjutkan pasangannya. Sedangkan kolaborasi dengan penulis baru bisa dalam bentuk menuntun yang bersangkutan ke dalam dunia penulisan puisi oleh penulis yang lebih berpengalaman.

Melalui Fiksiana, saya sudah berkolaborasi puisi dengan lebih dari lima orang penulis, semuanya wanita. Hampir semuanya hanya saya kenal dan semakin akrab di dunia maya dan belum pernah ketemu secara nyata. Duet menulis ini bagi saya  merupakan proses belajar serta berkarya yang luar biasa dan sepertinya begitu juga bagi pasangan saya. Bagi teman-teman yang belum pernah menulis puisi secara kolaborasi, saya sarankan untuk mencobanya. Merupakan pengalaman yang tak terlupakan dan sensasinya sungguh dahsyat. Silahkan mencoba dan selamat berkarya.

Salam kreatif penuh cinta.

***
Solo, Selasa, 19 November 2013
Suko Waspodo

Jokowi Pencinta Lingkungan Hidup

Jokowi kembali menunjukkan  dirinya sebagai pribadi yang mencintai lingkungan hidup. Setelah menata waduk Pluit dan waduk Riario serta membuat gebrakan dengan mengenakan denda bagi pembuang sampah ke sungai, kali ini Jokowi akan mengeluarkan peraturan daerah (perda) baru di DKI Jakarta. Jika ada orang atau perusahaan yang akan menebang pohon, meski jumlahnya hanya satu, harus ada izin dari dirinya secara langsung.

Apa yang dilakukan oleh Jokowi ini sebenarnya bukan hal yang baru karena semasa dia menjadi walikota  Surakarta warga juga diharuskan meminta ijin ke pemkot apabila akan menebang pohon, meskipun hanya sebatang dan di halaman rumah sendiri. Sebagian besar pohon yang berada di tepi jalan serta taman dan tempat-tempat umum dicatat jumlah dan jenisnya. Kepedulian dia terhadap lingkungan hidup sungguh luar biasa. Langkah ini semestinya diikuti oleh para kepala daerah yang lain dalam menata daerahnya.

Apa yang dicanangkan oleh Jokowi di Surakarta terbukti berhasil. Kota ini sekarang ini menjadi semakin ramah lingkungan. Beberapa wilayah di Surakarta bahkan penghijauannya dengan penanaman pohon buah, khususnya mangga, sebagai tanaman tepi jalan. Selain juga dengan membagi bibit-bibit pohon buah ke sebagian besar wilayah dimana warganya masih memiliki lahan yang memungkinkan untuk menanam pohon. Tentu saja hal ini juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi kehidupan warga.

Jika apa yang sudah dilakukan warga Surakarta juga bisa diterapkan oleh warga Jakarta, pastilah ibukota kita akan menjadi semakin hijau dan nyaman untuk ditinggali. Lebih lanjut akan membanggakan seluruh rakyat negeri ini karena memiliki ibukota indah dan sehat.  Lingkungan yang semakin hijau dan sehat sudah menjadi kebutuhan utama bagi negeri yang penduduknya semakin padat ini. Mari kita hijaukan kembali negeri ini. Merdeka!

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Selasa, 19 November 2013
Suko Waspodo

Senin, 18 November 2013

Jokowi Tak Perlu Takut

Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo memperhatikan ada upaya merendahkan citra Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi  saat mendekati Pemilu 2014. Para pesaing Jokowi, menurut Tjahjo, sudah membentuk tim khusus untuk memperburuk citra mantan Wali Kota Surakarta tersebut.Menurut Tjahjo para pesaing membentuk tim khusus untuk mencoba merendahkan citra Jokowi. Pernyataan itu disampaikan Tjahjo kepada pers di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 18 November 2013.

Bahkan Tim khusus itu, menurut  Tjahjo, sengaja mendatangi Solo, Jawa Tengah, untuk mengumpulkan informasi. Tjahjo Kumolo mengaku menerima informasi ada upaya pengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hanya untuk mencari keburukan Jokowi. Selain itu, tim ini juga bergerak ke para pemilik media massa untuk mengurangi porsi pemberitaan Jokowi.

Tatkala ditanyakan siapa saja pihak yang membentuk tim itu, menurut Tjahjo, masyarakat sebenarnya sudah tahu sehingga ia tidak perlu mengungkapnya. Tjahjo menyadari popularitas dan elektabilitas Jokowi sebagai capres membuat banyak pesaing merasa khawatir.

Seperti  masyarakat telah mengetahui, elektabilitas Jokowi sebagai capres selalu melejit dalam sejumlah survei. Pamor Jokowi mengalahkan para kandidat capres dari yang telah lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai capres seperti Prabowo Subianto, Wiranto, hingga Aburizal Bakrie alias ARB. Padahal, PDI-P belum menetapkan bakal capres untuk diusung di Pilpres 2014.

Perkembangan akhir-akhir ini,  Jokowi mendapat serangan dari kalangan Partai Demokrat. Tentang kebakaran, kemacetan, banjir di Jakarta, hingga mobil murah menjadi isu yang ditembak para elite Partai Demokrat. Mereka yang mengkritik Jokowi  antara lain Nurhayati Ali Assegaf, Ramadhan Pohan, dan Ruhut Sitompul.  

Menghadapi situasi ini tentu saja akan membuat sedikit kaget bagi Jokowi. Sebagai orang yang tergolong masih rookie  (pendatang baru) dalam kancah politik praktis di Indonesia hal ini pasti harus membuat Jokowi ekstra hati-hati. Hati-hati bukan berarti harus takut. Sebagai seorang pemimpin yang lugu dan menerapkan politik yang bersih Jokowi harus memperkuat tim ahli  serta penasehat politiknya. Jokowi perlu membentuk litbang untuk pemenangannya kalau dia sudah resmi dicapreskan. Diperlukan tim khusus untuk menjaga dan sekaligus menaikkan citranya.

Di dalam intern PDI-P sendiri harus solid. Tidak boleh ada kubu-kubuan. Kalau memang sudah mencapreskan Jokowi, mereka harus all out. Semua potensi harus dikerahkan dari pusat hingga daerah. Dari para elite partainya hingga para kader-kader serta rakyat kecil pendukung Jokowi maupun PDI-P karena para pesaing Jokowi pasti akan menggunakan berbagai cara untuk mengalahkan pemimpin yang dikagumi rakyat ini. 

Sekali lagi bagi Joko Widodo tidak perlu takut dengan permainan kotor para pesaingnya, kalau hati-hati memang harus. Jokowi harus yakin bahwa rakyat sekarang sudah semakin cerdas dan melek politik serta mengetahui  perkembangan negaranya. Mereka tidak akan mudah dibohongi dan dipermainkan oleh para politisi busuk lagi. Mereka rindu memiliki pemimpin yang memahami situasi dan keprihatinan mereka. Dan itu hanya ada di Jokowi saat ini. Terus maju pantang mundur, Jokowi. Rakyat negeri ini setulus hati mencintai dan mendukungmu. Merdeka!

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Senin, 18 November 2013
Suko Waspodo

Minggu, 17 November 2013

Dua Jiwa dalam Satu Cinta
















tercekat hati dalam rangkaian kata awal puisi
bayangmu senantiasa hadir kuatkan rindu ini
menghiasi  fantasiku tentang anggun cintamu
yang kian semerbak wangikan tulus impianku

nun jauh di sana kau sapa aku sepenuh mesra
ungkapkan kegundahan hasrat untuk bersua
sadari tiada mudah menuntaskan kangen diri
namun tak hendak menyerah kian satukan hati

kuingin kita saling membelai meski masih maya
teriring pinta kuat kita suatu saat kan jadi nyata
memelukmu hangat sepenuh cinta menyatukan
tak ingin kulepas meski  menghadang rintangan

sepertinya hangat mentari tertutup gumpalan mega
gerimiskan hati kala rindu terus panggil namamu
mengapa indah cinta kita harus terhalang kendala
tenggelamkan jiwaku dalam penantian tak tentu

nun jauh di sana kau taburkan indah madu cinta
di sini kucoba mencerna sepenuh hati terbuka
terbaca jelas keinginan kita berpagut jiwa raga
menikmati kembara rasa dalam waktu yang tersisa

semoga kebahagiaan itu sepenuhnya jadi milik kita
saat dua jiwa dahaga terpaut utuh dalam satu cinta
kuyakin cahaya asmara kita semakin kuat menyala
manakala belahan jiwa temukan pasangan sejatinya

***
Solo_Bandung, Minggu, 17 November 2013. 5:16 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo & Coklat
pepnews
ilustrasi: fineartamerica

Mendung tak Sepenuh Hari



















awan kelabu menghalangi datangmu mentari
pagi  tak mampu awali hariku cerah berseri
masih kuingat keputusanmu tuk mengakhiri
perjalanan cinta indah yang pernah kita lalui

semilir angin pagi tiada mampu usir mendung
dan rinai tipis gerimis kian terasa mengurung
tak pantas kuharap engkau yang merasa agung
biarlah sesaat kunikmati kesendirian merenung

surya beranjak meniti waktu meraih janji hari
melembutkan mega semburat menyinari bumi
kusingkap tirai kegalauan yang menyelimuti diri
menatap cerah pelangi mewarnai  gejolak hati

aneka kembang mekar tebarkan wangi pesona
menggairahkan persada terpenuhi aura cinta
sepenuh syukur kunikmati anugerah semesta
senantiasa melingkupi jiwa sepikan nelangsa

nyanyian kukila tak henti menghibur asaku kini
ceriakan nurani tinggalkan masa lalu tak berarti
semakin nyata kurasa mendung tak sepenuh hari
kusambut hangat hadir-Nya membawa cinta sejati

***
Solo, Minggu, 17 November 2013. 11:27 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
pepnews
ilustrasi: en.cafa

Sabtu, 16 November 2013

Politik Dinasti Vs. Demokrasi

Ketua  Umm PDIP Megawati  Soekarnoputri  tak mempermasalahkan soal politik dinasti. Namun, sembari menyindir dinasti  Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dirinya tak setuju jika dinasti bertujuan meraup keuntungan lewat kepemimpinan daerah.

Megawati menyatakan pertimbangan hubungan keluarga bukanlah faktor utama penentuan seorang pemimpin. Menurutnya, semua calon pemimpin harus dilihat dari kapasitasnya, tanpa memandang ikatan kekerabatannya. Meski jika ada ikatan kekerabatan, itu tak menjadi persoalan.

Jika satu keluarga besar menguasai kepemimpinan daerah, kemudian keluarga itu berusaha melakukan cara culas demi meraup untung, maka Mega menilai itu adalah persoalan korupsi semata. Artinya, modus korupsi memang bermacam-macam, termasuk dengan memanfaatkan nepotisme.

Pernyataan-pernyataan Megawati tersebut sungguh  menarik untuk dicermati. Sebagai Ketua Umum sebuah partai yang mencantumkan kata demokrasi , Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, maka pernyataan dia sungguh kontradiktif dengan apa yang semestinya diperjuangkan partainya.

Dinasti adalah sistem reproduksi kekuasaan yang primitif karena mengandalkan darah dan keturunan dari hanya bebarapa orang. Oleh karena itu di dalam dinasti tidak ada politik karena peran publik sama sekali tidak dipertimbangkan. Dengan itu, dinasti juga menjadi musuh demokrasi  karena dalam demokrasi, rakyat lah yang memilih para pemimpinnya. Jadi, politik dinasti adalah proses mengarahkan regenerasi kekuasaan bagi kepentingan golongan tertentu  untuk bertujuan mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan di suatu negara.

Politik dinasti muncul dalam dimensi yg halus, berupa gejala dinasti politik yang mendorong sanak keluarga elite-elite lama untuk terus memegang kekuasaan di pemerintahan yang diturunkan secara demokratis oleh pendahulu mereka. Pada gejala ini, penyesuaian terhadap etik demokrasi modern dilakukan dengan mempersiapkan putra-putri yang bersangkutan dalam sistem pendidikan dan rekrutmen politik yang sedemikian dini. Jadi, saat mereka muncul, kemunculannya seolah-olah bukan diakibatkan oleh faktor darah dan  keluarga, melainkan oleh faktor-faktor kepolitikan yang lebih wajar dan rasional. Meskipun terkadang ‘gelar pendidikan’ mereka dapat dibeli dengan nama keluarga mereka.

Namun demikian  politik dinasti juga dapat tampil dalam bentuk yang lain, lebih vulgar dan identik dengan otoriterianisme. Ia muncul dari suatu sistem politik modern yang sudah ada sebelumnya dan yang sudah dibekukan dan selanjutnya  dikondisikan sedemikian rupa sehingga rakyat melalui wakilnya, hanya bisa memilih anak atau istri dari keluarga yang sedang berkuasa. Dengan demikian, yang sebenarnya terjadi adalah politik dinasti yang dipilih bukan secara sukarela oleh rakyat, tetapi secara represif.

Kecenderungan politik seperti itulah yang terjadi di Golkar pada era presiden Soeharto. Seluruh keluarganya terlibat di partai dan pemerintahan serta wakil rakyat. Pemilu hanya menjadi formalitas demokrasi semu dan bahkan palsu. Otoritarian dinasti Soeharto yang dibungkus dalam kemasan seolah demokrasi Pancasila.

Situasi politik seperti itu juga yang sekarang diulang dilakukan oleh PDIP dan Partai Demokrat, dinasti Soekarno dan dinasti SBY. Meski apa pun alasan yang disampaikan oleh Megawati tentang politik dinasti dan dia merasa tetap demokratis tapi faktanya tetap terjadi yang namanya ‘petunjuk ibu Ketua Umum’ dan dia memanfaatkan budaya ‘pekewuh’ yang ada dalam kultur budaya Jawa. Maka tidak tercapailah situasi demokratis dalam hal ini. Lebih lanjut maka demokrasi dalam PDIP benar-benar  ‘hanya perjuangan’ terus tanpa menjadi demokrasi yang sesungguhnya.

Tulisan sederhana ini hanya sekedar ingin berbagi wawasan tentang betapa mencemaskannya apabila politik dinasti ini terus dibenarkan. Negeri ini akan semakin tidak demokratis dan itu berarti bertentangan dengan Pancasila. Semoga kecemasan ini tidak menjadi nyata tetapi negeri ini menjadi semakin demokratis dengan tidak menerapkan politik dinasti.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 15 November 2013
Suko Waspodo

Jumat, 15 November 2013

Jokowi Sang Senapati


Rakyat negeri ini ibaratnya saat ini sedang menghadapi peperangan, perang terhadap korupsi dan tatanan kehidupan yang tidak benar. Kita membutuhkan seorang senapati alias panglima perang yang mampu bertempur dengan gagah berani  dan taktis tanpa mengenal takut. Dan itu sudah mulai ditunjukkan oleh pola kepemimpinan Jokowi. Layaknya seorang senapati, Jokowi adalah senapati yang tangguh. Hal itu sudah dia tunjukkan dalam tugasnya saat masih menjadi walikota Solo dan sekarang sebagai gubernur Jakarta.

Dalam perang menghadapi korupsi dia selalu terdepan menghadapi dan menghancurkannya, seperti ketika dia menjadi walikota Solo selama hampir dua periode dengan semboyannya Berseri Tanpa Korupsi. Terbukti sukses dan sekarang dia lanjutkan dalam tugasnya sebagai  gubernur Jakarta.

Menghadapi tatanan birokrasi yang buruk dan perilaku aparatnya yang bobrok, Joko Widodo tak segan-segan memutasi dan bahkan memecat aparat yang terbukti tidak tertib atau asal-asalan dalam melayani rakyat. Penataan aparat pelayan rakyat ditata di semua lini.

Keberpihakan terhadap rakyat dalam memerangi kemiskinan dia lakukan dengan program bantuan pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu. Hal ini sudah berhasil dilaksanakan di Solo dan terus berlanjut di Jakarta. Bahkan akan segera diikuti secara nasional dalam program Jaminan Kesehatan Nasional.

Di bidang ekonomi, terus dilakukan renovasi pasar-pasar tradisional serta penataan para pedagang kaki lima yang selama ini tidak tertib dan mengganggu ruang publik sehingga menimbulkan kemacetan. Masyarakat kecil menjadi lebih nyaman dan manusiawi dalam melakukan kegiatan bisnis maupun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Yang paling populer dan paling ditunggu tentu proyek MRT dengan kereta monorailnya. Proyek ini sedang berlangsung dan akan segera bisa dinikmati masyarakat Jakarta sehingga kemacetan bisa dikurangi dan masyarakat bisa mempunyai sarana angkutan masal yang nyaman.

Peperangan dalam menghadapi kerusakan lingkungan hidup juga terus dilakukan oleh Jokowi dan aparatnya. Penataan lingkungan waduk dan pengembalian fungsi Waduk Pluit dan Riario adalah salah satu contohnya. Penghuni liar seputar waduk sudah direlokasi dengan tertib dan aman. Sekarang mereka sudah menempati pemukiman baru yang lebih baik dan manusiawi. Seputar waduk sedang terus ditata untuk menjadi ruang hijau dan taman yang akan menjadi sarana rekreasi yang sehat bagi warga sekaligus resapan air yang baik.

Keberpihakan terhadap rakyat kecil terus dilakukan oleh Jokowi dengan kegiatan blusukan-nya. Senantiasa menyatu dengan rakyat untuk mengetahui masalah mereka dan memecahkannya.

Singkat kata Jokowi adalah figur pemimpin dan senapati yang handal dalam perang menghadapi tatanan yang kacau balau dan tidak berpihak kepada rakyat kecil. Dia terbukti mumpuni dalam memperbaiki tatanan masyarakat kota Solo dan Jakarta. Maka tak heran kalau rakyat Indonesia secara keseluruhan berharap banyak kepada Jokowi dengan pola kepemimpinannya. Rakyat berharap Jokowi berkenan menjadi presiden negeri ini sehingga perbaikan tatanan dan kehidupan rakyat tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Solo dan Jakarta saja melainkan juga dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Indonesia membutuhkan senapati yang handal dan tangguh namun rendah hati seperti Jokowi. Semoga mimpi rakyat bisa menjadi nyata dan kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 15 November 2013
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: politik.kompasiana


Denda Bagi Pembuang Sampah Sembarangan

Jokowi kembali membuat gebrakan yang cerdas dan cinta lingkungan hidup. Peringatan keras disampaikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada masyarakat yang membuang sampah di sungai di Jakarta. Bagi masyarakat yang tertangkap melanggarnya, akan dikenakan denda sebesar Rp 500.000.

"Ini saatnya mengedukasi masyarakat. Kita akan terapkan denda maksimal Rp 500.000 untuk masyarakat," demikian disampaikan Jokowi saat menggelar patroli sampah di Ciliwung, ruas Jembatan Besi, Jakarta Barat, Kamis, 14 November 2013.

Bahkan menurutnya tidak hanya untuk masyarakat, Pemprov Jakarta juga akan menerapkan denda dengan jumlah yang jauh lebih besar untuk perusahaan yang terbukti membuang limbahnya ke sungai-sungai di Jakarta, yakni denda sebesar Rp 50 juta.

Gebrakan ini sebaiknya juga diikuti oleh seluruh penyelengara pemerintahan di daerah di seluruh Indonesia. Seharusnya hal ini dijadikan suatu gerakan nasional. Bahkan semestinya sanksi atau denda tidak hanya dikenakan bagi pembuang sampah ke sungai tapi juga bagi semua pelaku pembuang sampah sembarangan dimana pun.

Sampah sudah menjadi masalah besar. Faktanya masyarakat kita belum mempunyai budaya perilaku hidup bersih dan cinta lingkungan, oleh sebab itu maka perlu dibuat peraturan pemerintah atau bahkan undang-undang dengan sanksi yang keras dan tegas. Kita bisa mencontoh negara tetangga kita, Singapura, yang berhasil dengan penataan kebersihan di negaranya.

Sanksi dengan denda akan memberi dua dampak. Pertama akan memberi efek jera bagi para pelakunya dan kedua bisa memberi pemasukan bagi negara untuk denda yang dikenakan. Sudah saatnya pemerintah lebih serius menyikapi masalah perilaku hidup bersih dan pembuangan sampah sembarangan ini. Salah satu tolok ukur peradaban  bangsa ini  bisa kita lihat dalam perilakunya terhadap lingkungan hidup.

Demikianlah tulisan sederhana ini sebagai ungkapan kecintaan terhadap lingkungan hidup dan kehidupan masyarakat yang lebih sehat dan bermakna. Semoga bangsa kita menjadi semakin sejahtera dan beradab.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Kamis, 14 November 2013
Suko Waspodo

Tangan Kanan Berbagi, Tangan Kiri Mencuri

Inilah fenomena yang saat ini sering terjadi, seseorang, komunitas atau partai tertentu dalam aktifitasnya melakukan tindakan karitatif,  berbagi kebutuhan bagi rakyat tapi ternyata semuanya adalah hasil manipulasi dan korupsi. Itulah yang terjadi  di negeri ini hingga saat ini.

Pada era Orde Baru sungguh tak terbilang pejabat yang melakukan korupsi dan tidak diadili atau mengembalikan uang hasil korupsinya. Tetapi anehnya justru banyak yang mengelu-elukan mereka  manakala mereka menyembunyikan perilaku busuknya dengan mendirikan yayasan-yayasan sosial dan membagi-bagikan beasiswa. Cermati yayasan-yayasan yang dimiliki oleh mantan pejabat-pejabat Orde Baru yang  korup pada saat mereka masih menjabat.

Demikian pula di era Reformasi ini, korupsi semakin menggurita baik secara perorangan pejabat maupun secara berjamaah di lingkup partai dan bahkan di departemen agama yang seharusnya menjadi penjaga moral. Korupsi dilakukan secara massive tetapi ditutupi dengan gerakan-gerakan karitatif perorangan atau kolektif partai. Partai-partai tertentu berkedok agamis dan melakukan kegiatan yang katanya untuk kesejahteraan rakyat tetapi ternyata melakukan tindakan korupsi dan manipulasi. Contoh yang masih aktual adalah Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Terkait masalah ini menarik apa yang disampaikan oleh Paus Fransiskus tentang perilaku korupsi oleh umat Katolik. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma ini menyampaikan kutipan yang ada dalam Injil Lukas di Perjanjian Baru, “Yesus berkata  'Lebih baik jika batu gerinda dikalungkan ke leher mereka, lalu lemparkan mereka ke lautan',". Tegas sekali pernyataannya bahwa korupsi tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Paus asal Argentina itu mengingatkan bahwa umat Katolik yang mendonasikan uangnya untuk gereja tetapi di saat bersamaan mencuri uang negara, tetap dianggap berdosa dan harus dihukum.

Tanpa menyebut langsung korupsi yang menggerogoti Gereja Katolik, Paus, dalam khotbahnya itu, menggambarkan, jika dilihat dari penampilannya, para koruptor itu terlihat sangat baik. Namun, di dalamnya penuh kebusukan.

Paus juga mengkritik para orangtua yang mendapatkan penghasilan dari hasil korupsi. Paus menyebut mereka sudah kehilangan harga diri. "Orangtua yang mendapatkan penghasilan dari korupsi, sudah kehilangan harga diri dan memberi 'roti kotor' untuk anak-anak mereka," ujar Paus.

Paus bahkan menyamakan suap dan korupsi seperti obat-obatan terlarang yang membuat orang kecanduan melakukannya.

Pernyataan Paus ini tentu menarik jika dikaitkan dengan kondisi Indonesia saat ini. Korupsi sudah demikian akut  dan mewabah di negeri ini. Entah berapa ribu orang yang mesti dikalungi batu gerinda di lehernya dan kemudian dilempar ke laut.

Perilaku korupsi tidak bisa ditutupi dengan perilaku karitatif. Tangan kiri mencuri, tangan kanan berbagi. Tindakan karitatif harus dilakukan dari hasil perilaku halal. Tidak berlaku prinsip Robin Hood atau maling budiman. Membantu rakyat kecil dengan uang hasil rampokan. Koruptor harus dihukum seberat-beratnya. Negeri ini tidak akan beranjak maju kalau korupsi masih merajalela dan sanksi hukumnya begitu ringan. Rakyat harus kritis dan tidak terbuai dengan kegiatan karitatif para koruptor yang menutupi kebusukannya.

Akhirnya tulisan ini hanya sekedar ungkapan keprihatinan terhadap perilaku korup dan manipulative sebagian besar penyelenggara negeri ini serta harapan untuk kehidupan rakyat kecil yang semakin baik. Semoga bisa menjadi bahan refleksi kita bersama.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Kamis, 14 November 2013
Suko Waspodo

Kamis, 14 November 2013

Jonas Rivanno Sebaiknya Mengaku Mualaf Saja

Front Pembela Islam (FPI) Depok akhirnya melaporkan Jonas Rivanno, suami aktris Asmirandah, ke Kepolisian Resor Kota Depok, Jawa Barat. Dalam hal ini Jonas dituduh berbohong lewat media massa karena mengaku belum masuk Islam.

"Kami sengaja melaporkan Jonas karena ia tak mengaku telah mengucapkan syahadat," demikian kata Ketua FPI Depok, Idrus Al Gadri, kepada wartawan di Kepolisian Resor Kota Depok, Kamis, 14 November 2013. FPI serta Majelis Ulama Islam Depok memiliki bukti apabila Jonas telah menjadi mualaf dan menikahi kekasihnya, Asmirandah, pada 17 Oktober lalu.

Menurut Idrus Jonas telah menipu semua umat Islam dan MUI sebagai lembaga negara. Terlebih lagi, Jonas telah menegaskan belum menjadi muslim dan menikahi Asmirandah di hadapan para wartawan. "Kami tersinggung. Jika Jonas tidak Islam, berarti ia berpura-pura Islam ketika datang ke Depok untuk menikahi Asmirandah," katanya.

Tatkala menikah, kata Idrus, Jonas mengenakan seluruh identitas agama Islam dalam data dirinya. Mereka bahkan mengakui telah memegang beberapa barang bukti pernikahan itu. Antara lain surat nikah, syahadatnya, surat pengantar nikah, asal-usul Jonas, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Terkait masalah ini Jonas akan dijerat dengan Pasal 156 KUHP tentang menyebarkan kabar bohong sehingga membuat sekolompok orang tidak tenang. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan pemain sinetron itu juga akan dijerat dengan pasal lain karena FPI belum selesai melaporkannya. "Kami masih membicarakannya, mengenai  pasal apa saja nanti yang bisa dipakai," ujar Idrus.

Selanjutnya Idrus meminta Polresta Depok cepat menanggapi laporan itu. Bagaimana pun, kata Idrus, Jonas harus siap bertanggung jawab atas pernyataannya yang menyatakan dia belum islam. "Dia juga harus minta maaf kepada umat Islam," ujarnya.

Kasus ini menjadi semakin menarik. Menurut saya pilihan keyakinan kepada Tuhan atau agama adalah hak asasi setiap orang dan itulah saya kira yang dipakai pedoman oleh Jonas Rivanno. Namun masalahnya menjadi runyam manakala dia membuat pernyataan yang oleh kalangan tertentu dianggap menipu dan meresahkan masyarakat serta melecehkan agama Islam. Di Indonesia memang ada pasal tentang penipuan itu dan lebih lanjut Jonas Rivanno akan bisa dijebloskan ke penjara oleh FPI atau MUI. 

Oleh sebab itu menurut saya lebih baik Jonas Rivanno mencabut kembali pernyataannya bahwa dia tidak menjadi mualaf. Agar lebih aman serta tidak dituntut pasal penipuan kemudian dijebloskan ke penjara, sebaiknya Jonas mengaku saja sebagai  mualaf. Namun apabila hal itu bertentangan dengan suara hatinya toh hanya sekedar pernyataan ke publik sedangkan relasi batinnya dengan Tuhannya tetap bisa dilakukan dengan keyakinan dia sebelumnya.

Dalam hal ini masalah agama di Indonesia kenyataanya memang hanya butuh pernyataan lahiriah saja. Mengenai cara beragama kita secara pribadi tidak ada hukum negara yang mengaturnya. Apakah kita mau menjalankan ibadat agama kita dengan cara apa pun semuanya adalah tanggung jawab pribadi kita dengan Tuhan. Jadi menurut saya Jonas silahkan membuat saja pernyataan kembali kepada publik bahwa dia telah menjadi mualaf serta meminta maaf kepada FPI dan MUI agar tidak mengalami kesulitan dengan masalah hukum. Mengenai relasi pribadinya dengan Tuhannya toh tetap bisa dia lakukan seperti agamanya semula. Mudah dan sederhana kan? Gitu aja koq repot.

Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Kamis, 14 November 2013
Suko Waspodo

Jumat, 08 November 2013

Tatkala Ambang Senja


















di ambang senja  sapamu bak sayat sembilu
masih tertuju panah tajammu ke jantungku
mengucurkan darah ujud diriku tuk berserah
kan kubiarkan dirimu puaskan umbar amarah

kabut racun dusta telah butakan mata hati
hingga hanya dengki terus mengurung diri
pinta maafku tak jua menyingkap tirai gelap
kejujuran sikapmu kutunggu sepenuh harap

mestinya kau renungkan tulus penyesalanku
yang pernah mengecewakan kudus cintamu
kusadari diri tiada arti tanpa hadirmu di sisi
ingin kurenda kembali indahnya niatan nurani

sambut hangat uluran tanganku penuh kasih
genggam erat lagi asa kita hapuskan pedih
dengan biduk cinta suci kedamaian kita arungi
saling menjaga hati hingga kehidupan abadi

***
Solo, Kamis, 7 November 2013. 5:47 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
pepnews
ilustrasi: ArtPics On Fb

Kamis, 07 November 2013

Terbujur Kaku


















berjuta harap telah kusandarkan pada sang waktu
menantimu hadir dalam ruang rindu relung hatiku
telah kubuka lebar tulusku tuk sambut arti dirimu
namun engkau berbalik saat sampai di pintu asaku

tergugu aku mencoba berteriak memanggil cintamu
tiada jawab darimu karena telah kau tutup hatimu
begitu cepat engkau berubah campakkan mimpiku
setelah berlaksa kata indah kau beri harap untukku

mengapa engkau tembangkan lagu cinta kita kala itu
hingga aku terpesona anggun syahdu sikap mesramu
terbuai dalam nirwanamu  sesaat memanjakan aku
lalu kini kau lemparkan aku bagai mainan usangmu

terhempas  rasaku pada kehampaan yang kian beku
membentur dinding perih luka lama kian membiru
sia-sia kukejar engkau dalam senggal nafas kian kelu
tak kau beri lagi aku waktu untuk meraih bahagiaku

kuratapi kekinianku yang terkapar di jurang sendu
hariku berlalu tanpa makna bernaung awan kelabu
tiada lagi arti diriku tuk lanjutkan kembara hidupku
sikapmu telah membekukan jiwaku terbujur kaku

***
Solo, Kamis, 7 November 2013. 06:22 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
pepnews
ilustrasi: melek.deviantart

Rabu, 06 November 2013

Lembut Bibirmu Rekatkan Cinta

















mengingatmu …
jantungku berdegup kencang
ada desir hangat yang mengembang
bisikan mesra di relung jiwa terngiang

merindukanmu …
jutaan kata menari-nari
memohon untuk dijadikan puisi
rangkaian kata yang menghibur diri

menjumpaimu …
tak perlu banyak berkata-kata
biarkan gemuruh dada berbicara
hingga getar tubuh ungkapkan makna

menatapmu …
kutangkap kesejukan tulus sendu
keluguan sikap ungkap pribadimu
senyum lembutmu damaikan hatiku

memelukmu …
kurasakan hangat sentuhan raga
memadukan hasrat kita bergelora
tak ingin melepas meski sesaat saja

menciummu …
basah lembut bibirmu rekatkan cinta
melumatkan kehendak padu tanpa kata
meraih bersama indah puncak asmara kita

***
Solo, Selasa, 5 November 2013. 8:30 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
pepnews
ilustrasi: services.flikie

Pinta Kita













jadilah rinai hujan yang membasahi kaca jendela
menyapu butiran debu pekat melekat
menyiram kemarau di hati yang lama menyiksa
dinginkan bara luka panas menyengat

jadilah embun bening yang segarkan dahaga pagi
menyibak kabut tipis menggelayut menutup pandang
sadarkan bekunya rindu akan cerahnya hari
melangkah pasti di atas titian kalbu dengan asa menjulang

jadilah rimbun dedaunan yang memayungi terik siangku
melindungi hijau rerumputan menari bergoyang
meneduhkan jiwa dalam semaian kuncup cintaku
agar tak layu dan gugur sebelum datang sang kumbang

jadilah kembang yang mengharumkan indah senjaku
menghiasi jingga petang menyambut paras rembulan
membelai hasrat dalam gejolak asmara berpadu
dalam cahyanya kukecup wangi gairah di peraduan

jadilah bintang yang selalu menghiasi syahdu malamku
kemilaumu laksana manikam pantulan ketulusan pinta
semburatkan mimpi kita meraih mahligai cinta satu
tak ingin malam berlalu dalam sendu tanpa pesona

jadilah mentari pagi yang menghangatkan dini kita
menghapus dingin diri satukan sejati paduan hati
menyambut bahagia naungi kita dalam bara asa
saling memagut menikmati indah nirwana abadi

***
Solo_Jember, 4 November 2013. 4:17 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo & Btari Ayu Larasati
pepnews
ilustrasi: daydreaming5.tistory.com

Sabtu, 02 November 2013

Bulir Kerinduan Kita















telah hadir rinai hujan basahi bumi renta
kunikmati aroma tanah basah memesona
kan kumulai lagi melumatnya ladang cinta
kusiapkan benih kehidupan harapan kita

pintaku tirta senantiasa menjaga nyawa
semaikan sang dewi gemulai nan jelita
indahnya dinantikan insan bumi  persada
tuk lanjutkan pengembaraan kita raih asa

berkawan hasrat  kutata peraduan nyata
kusiapkan tuk dia wujudkan paduan kita
menghadirkan bulir-bulir kerinduan raga
hingga kita cium sang dewi penuh mesra

tak ingin impian diterkam ganas penista
kupeluk dan kujaga sang dewi penuh setia
kubelai manja  tak rela terjamah durjana
sampai  saat tiba kita pinang dia dewasa

***
Solo, Sabtu, 2 November 2013. 08:48 am
“salam hangat penuh cinta”
Suko Waspodo
pepnews
ilustrasi: lukisansouvenir

Kutunggu Jandamu












berdesir hatiku menatap tubuh sintalmu
meski tak muda lagi tapi terlihat ayumu
kuingin lebih dekat mesra  mengenalmu
tuk nyatakan cintaku tak sekedar nafsu

kucari tahu pasti di mana engkau tinggal
mencoba untuk lebih saling mengenal
kukejar engkau hingga nafasku tersengal
ternyata engkau bukanlah wanita tunggal

meski  kutahu engkau tak lagi sendiri
namun sikapmu anggun menawan lelaki
membuatku semakin terpesona jatuh hati
terbayang suatu saat aku bisa memiliki

kecewaku tentu mendapati kenyataanmu
ada rasa cemburu beruntungnya suamimu
namun aku hanya menelan ludahku kelu
teringat kalimat lucu di bagian bak truk itu
‘kutunggu jandamu’

***
Solo, Jumat, 1 November 2013. 11:48 am
'salam hangat penuh canda'
Suko Waspodo
pepnews
ilustrasi: annunaki.me
 

Jonas Rivanno Menjadi Mualaf

Menarik sekali mengikuti pemberitaan tentang pemain sinetron Jonas Rivanno beberapa hari ini. Infotainment di televisi gencar sekali memberitakan tentang Jonas yang menjadi mualaf terkait dengan rencana pernikahannya dengan artis Asmirandah.

Yang lebih seru lagi beritanya pagi ini adalah bahwa Jonas menyangkal telah menjadi mualaf. Namun yang menarik justru ada seorang pemuka agama yang merasa berang karena merasa telah menjadikan Jonas mualaf.  Maka terjadilah perang pernyataan antara mereka di media. Haruskah kita  mencampuri urusan agama seseorang yang merupakan tanggung jawab pribadinya dengan Tuhan?

Having a religion dan bukan being religious itulah yang masih sering kita lakukan. Agama hanya sekedar sebagai formalitas yang tertera di KTP. Semestinya kita tidak perlu merasa berang dengan pernyataan seseorang tentang agamanya. Dia mau beragama apa pun, mau berpindah agama setiap saat pun itu adalah urusannya dengan Tuhannya. Yang penting bahwa dia mencantumkan agama di KTP nya dan tidak melakukan tindakan kriminal terhadap orang lain.  Apakah seseorang mau menjalankan ibadatnya dengan taat atau tidak itu bukan urusan kita, itu hak pribadi dia dan urusan dia dengan Tuhannya. Lebih baik kita menjalankan agama kita sendiri dengan taat dan menjalin relasi  yang baik dengan Tuhan. Karena ukuran kualitas iman tidak diukur dari pernyataan belaka melainkan tindakan nyata kita terhadap orang lain.

Demikian tulisan sederhana bukan untuk membela pernyataan Jonas Rivanno karena itu urusan dia dengan Tuhan. Ulasan ini hanya sekedar ungkapan keprihatinan agar kita tidak terlalu mencampuri urusan pribadi seseorang dengan Tuhannya dan berharap bahwa kita tidak hanya sekedar having a religion tapi lebih being religious. Semoga.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 1 November 2013.
Suko Waspodo

Di Ujung Waktu














perih menggores dalam relung hati
teriris ungkapmu tak mau mengerti
mengucur luka dari tulus cinta suci
tertusuk tangkai mawarmu berduri

lama kuberharap wangimu kembang
segarkan hati  piluku yang  gersang
namun aku bukanlah  nyata kumbang
yang mampu  nyanyikanmu tembang

panas terik usai berganti rinai hujan
berharap benih cinta tumbuh kesan
kubersimpuh memohon di haribaan
lirih pintaku jangan cinta terceraikan

mengapa racunnya kau anggap madu
lalu engkau campakkan tulus cintaku
dan kau sisakan pekat pahit empedu
tuk membunuh cintaku di ujung waktu

***
Solo, Kamis, 31 Oktober 2013. 6:29 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
pepnews
ilustr: imgarcade