Welcome...Selamat Datang...

Padi organik petani hasil pendampingan kami

Padi Rojolele organik

Lokomotif tua di kota kecil Cepu, Blora

Lokomotif tua yang sekarang kadang-kadang digunakan untuk kereta wisata di lingkunagn perhutani Cepu-Blora.

SATE BUNTEL KHAS SOLO

Lezat dan bikin kita ketagihan.

Jajanan khas Jawa

Jajanan khas Jawa ini sekarang sering disajikan dalam acara formal maupun informal. Lengkap, rasanya bervariasi dan sehat.

Para peserta LDK di Tawangmangu

Latihan Dasar Kepemimpinan diikuti oleh sekitar 30 mahasiswa Surakarta di Tawangmangu pada tahun 2011.

Di Tanah Lot Bali

Refreshing di Bali pada tahun 2010, bersama teman-teman dosen.

Selasa, 30 Oktober 2018

Molekmu Kala Pagi



















molekmu kala pagi
sehangat cahaya mentari awali hari
jernih tatap netramu sebening embun
senyum manismu memeluk anggun

molekmu kala pagi
semangati hati dini tunaikan naluri
bayang gemulai hasrat rindu mengayun
melenguh desahmu memacu jakun

molekmu kala pagi
bercumbu kasih padukan ingin diri
gejolak asmara kian mesra beruntun
gairahmu lembut memuncak santun


***
Solo, Minggu, 28 Oktober 2018. 5:17 am
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: pinterest 

Damainya Pelukan Alam

















belaian angin membuai tarian anggun pinus
kicauan burung saling bersahutan senandung
terpukau diri dalam kagum yang tiada putus
memagut desah dalam permai alam agung

tepian lembah membentang hijau damai
kukecup bening embun pucuk dedaunan
gemericik suara pancuran bambu sungai
alirkan kehidupan tiada berkesudahan

rimbun daun tersibak oleh insan giat gerak
para hawa tak lagi muda menyapa santun
berikat-ikat ranting kering penuhi pundak
demi nyala geni kehidupan tetap beruntun

mengalun tembang menyemarakkan ladang
gairah kaum adam mengolah petak kehidupan
selalu ramah merawat ternak dengan girang
hingga saat nyata terwujud indah harapan

abadi mayapada senantiasa penuh harmoni
dikau penuntun kami sepanjang usia karunia
rindu kami menggayut hijaumu kian lestari
engkau penuhi dengan gairah nan sarat asa


***
Solo, Sabtu, 27 Oktober 2018. 8:44 am
‘salam damai penuh cinta’
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: S.Pandji 

Goresan Pena Ungkapan Cinta



















untaian syairmu menyiratkan makna rindu
jalinan kata ungkapan hasrat ingin bertemu
alunan merdu kidung kian membuai nikmat
tuk merengkuhmu dalam pelukan hangat

senyum ramahmu isyaratkan kudus cinta
wajar tersungging sejuk nan memesona
ungkapan asamu berpendar dalam binar
berpadu hasrat kita senantiasa tak nanar

kugoreskan pena asmara pada putih nurani
aku warnai kangen sua dalam lukisan hati
meskipun waktu terasa lamban beringsut
yakin pasti asmara kita bersambut lembut

nyata rentang jarak senantiasa begitu jauh
sesungguhnya dalam hati saling menyentuh
kebahagiaan kita sejati melebur kian indah
kita wujudkan dalam tulus kasih berserah


***
Solo,  Jumat, 26 Oktober  2018. 5:07 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: aliexpress 

Asaku Inginmu Jua



















derai gerimis siang ujung kemarau
hadir senyum manis bayang engkau
harum tanah basah begitu memukau
namun tersaput oleh hati nan galau

inginku engkau dalam bahagia
penuh tawa lepas bebas nestapa
abaikan keruh dunia tak jua sirna
nikmati hidup nyata indah merona

inginku sepertimu nikmat damai
dalam dingin namun hangat andai
kebersamaan penuh canda tak usai
hidup bergulir makna tiada tercerai

asaku terkurung tempias hujan
inginku berurai butir hasrat nian
harapku engkau rasa berkesan
rindumu ingin aku kangen belaian

berharap aku dan berharap selalu
inginku menembus hasrat inginmu
muram mustahil memaksa riang pilu
inginku kandas dalam kenyataan kelu


***
Solo, Jumat, 26 Oktober 2018. 2:08 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: alfred gockel 

Gorengan











renyah gurih mengundang selera
jajanan murah meriah tuk siapa saja
apabila hanya rasa yang selalu dimanja
abaikan minyak goreng jlantah adanya
itulah sekilas kisah gorengan bersahaja
sejatinya memang camilan kaum dhuafa

namun berbeda dengan saat tahun politik
gorengan politik di media tak kalah menarik
informasi dan kabar tak jelas diputar balik
hingga yang terkena matanya mendelik
permainan nalar terbalik para politikus licik
senantiasa tiada pernah dengan itikat baik

gorengan bermuatan hoax paling trendi
senjata andalan para politisi miskin visi
yang penting bisa mengaduk-aduk emosi
tak punya prestasi maka hanya umbar janji

sejatinya rakyat negeri ini semakin cerdik
pilih gorengan nyata kemripik bukan intrik


***
Solo, Kamis, 25 Oktober 2018. 4:17 pm
'salam kritis penuh canda'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: soulofjakarta 

Saat Dicumbu Mentari














rinai gerimis membelai persada manis
menyeka debu di dedaunan menipis
hadirkan kelembaban usap tangis
akan kemarau yang panas mengiris

hasrat penantian menuai nyata
ditingkah nyanyian angin memesona
laksana bercinta kita di firdaus telaga
menyambut jernihnya curahan tirta

tatkala usai hujan di tengah hari
kesejukan mesra dicumbu mentari
semburat langit hadirkan pelangi
kemilau indah paduan warna-warni

setelah tak jumpa terkurung waktu
kecupan manja di lembut bibirmu
berbinar netra pancaran syahdu
ungkapan hasrat tiada tahan rindu


***
Solo, Kamis, 25 Oktober 2018. 2:24 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: pngtree 

Rabu, 24 Oktober 2018

Madah Cinta untuk Adinda



















kutuliskan syair lugas ini untuk adinda
tatkala diri terkungkung rindu nan meraja
bayang mungil parasmu selalu menggoda
menelikung lamunan dalam gundah gulana

sapa ramahmu membius bisikan nurani
sadarku akan bentang tinggi pemisah diri
andai kumampu menembus sekat kodrati
mungkinkah kusentuh tuk menggapai naluri

semilir bayu kemarau membelai manismu
laksana rusa muda ayun langkah manjamu
bercengkerama di rindang taman memadu
tak lepas mata arahkan pandang kagumku

ingin kupersembahkan madah kudus cinta
sebagai ungkapan gejolak rasa yang bergelora
meski tiada pantas aku mengais remah mesra
dambaku tuk lantunkan tembang bersahaja

bila engkau berkenan untuk memadu dendang
biarlah kisah indah ini tersimpan dalam kenang


***
Solo, Rabu, 24 Oktober 2018. 7:07 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: jeihan sukmantoro 

Memaknai "Sontoloyo"


Sontoloyo! Kata makian lunak ungkapan kekesalan ini, sejak Selasa kemarin menjadi trending di dunia perpolitikan Indonesia. Itu semua terkait dengan pernyataan Jokowi agar rakyat negeri ini bersikap hati-hati terhadap para politikus sontoloyo yang hanya mengejar kepentingan politik sesaat dan mengabaikan kepentingan rakyat. (baca juga di sini)

Mungkin telinga kita pernah atau sering mendengar kata 'sontoloyo'. Untuk  kebanyakan orang kata itu memiliki arti negatif karena kalau diucapkan dengan nada tinggi kepada seseorang atau sekelompok orang bisa bermakna makian kekesalan. Padahal arti sesungguhnya tidaklah demikian.

Makna atas suatu kata memang bisa berbeda di tiap daerah. Mungkin untuk anda yang berasal dari pulau Jawa pasti sudah pada tahu, namun bagi anda yang bukan dari Jawa atau tidak tinggal di pulau Jawa bisa salah mengerti makna sesungguhnya dari kata itu.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia sontoloyo bermakna konyol, tidak beres, dan bodoh. Kata yang dipakai sebagai kata makian. Ada tersisip makna kekesalan bagi yang mengucapkannya.

Padahal dalam bahasa Jawa, Sontoloyo adalah sebuah nama julukan atau profesi bagi seseorang atau lebih yang menggembala kawanan bebek, dalam bahasa jawa: "wong sing angon bebek".

Biasanya orang yang disebut sontoloyo menggunakan perlengkapan diri seperti ini:

Memakai caping (topi khas untuk di sawah, bentuknya kerucut terbuat dari anyaman bambu) untuk melindungi diri dari panas terik maupun hujan.

Membawa tongkat tipis tapi panjang dan diujung tongkat ada plastik atau apapun itu yang bentuknya seperti rumbai-rumbai yang melambai-lambai. Ini bertujuan untuk memudahkan menggiring kawanan bebek sampai tujuan dan tidak tercerai-berai.

Tugas atau pekerjaan sontoloyo adalah bertanggungjawab atas semua bebek yang digembalakannya. Bentuk tanggungjawab ditunjukkan dengan bagaimana seorang sontoloyo itu mengarahkan  kawanan bebeknya untuk dapat mencari makanan dan berkembang biak sebanyak-banyaknya. Dia mencarikan tempat yang terbaik dan aman bagi kawanan bebek yang mana di tempat tersebut mereka dapat makan dengan nyaman, dan tidak terusik oleh siapapun.

Pada saat menggiring kawanan bebek, sontoloyo berada di belakang mereka, atau dengan kata lain, dia selalu memperhatikan bebek yang berada paling belakang. Karena biasanya bebek yang jalannya lambat kalau tidak diawasi dengan baik, dia akan tertinggal dari kawanannya dan kemungkinan bisa terpisah atau bahkan mungkin dimakan ular sawah tanpa sepengetahuan si sontoloyo.

Seorang sontoloyo juga harus bertanggungjawab untuk memasukkan kawanan bebek kembali ke kandang di malam hari. Bahkan apabila ada bebek yang kelihatan kurang sehat, maka sontoloyo akan lapor ke majikan pemilik bebek untuk minta uang dan membeli obat.

Mengawali kembali tugas esok harinya, seorang sontoloyo harus bersiap-siap untuk kembali menggembalakan kawanan bebek yang sudah kelaparan. Namun biasanya sebelum berangkat, sontoloyo memeriksa kandang dan sekalian memunguti telur bebek yang ditelurkan kawanan bebek dalam semalam. Telur-telur itu selanjutnya dikumpulkan lalu diserahkan ke majikan pemilik bebek yang kemudian sontoloyo akan mendapatkan bagian dari bagi hasil dengan pemilik bebek selain upah yang diterimanya.

Itulah paparan tentang apa dan siapa itu sontoloyo. Persoalan kemudian istilah sontoloyo itu dijadikan ungkapan untuk memaki orang itu merupakan perkembangan kebiasaan penggunaan istilah itu yang hingga saat ini belum diketahui alasannya.

Kesimpulan yang bisa kita ambil dari perkembangan penggunaan kata ini bahwa sontoloyo sejatinya adalah sebutan untuk penggembala bebek atau orang-orang yang dengan setia menggiring bebek dari pagi sampai sore ke daerah perairan sekaligus mengumpulkan telur-telurnya. Profesi dengan aktifitas ini sampai sekarang masih berlangsung di wilayah pedesaan.

Dari paparan di atas kita bisa memaknai bahwa sesungguhnya tidak ada hal yang salah atau buruk dengan sontoloyo. Tetapi karena sontoloyo sering menjadi idiom yang menggambarkan hal-hal negatif, komunitas ini sekarang sudah tidak pernah lagi disebut demikian. Kata penyebutannya tidak lagi memiliki kekhasan kultural alias berlaku secara umum. Selanjutnya sontoloyo disebut saja sebagai 'wong angon bebek'.

Komunitas asli sontoloyo yang dalam arti sesungguhnya adalah orang-orang bersahaja yang bekerja menghabiskan tenaga serta waktu untuk menghidupi keluarganya sebagai penggembala bebek, sekarang ini harus menanggung akibat menghindari sebutan khas profesinya. Sungguh memprihatinkan.

Untuk mempertahankan kekhasan budaya dan keunikan kosakata bahasa Jawa yang sangat beragam, ada baiknya kita mulai menghindari penggunaan kata sontoloyo untuk makian ungkapan kekesalan. Mungkin lebih pas memakai kata apa adanya sesuai maksud kekesalan itu, misalnya bodoh, tolol, pemalas, brengsek dan sebagainya. Merdeka !

***
Solo, Rabu, 24 Oktober 2018
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: ensiklo.com 

Hati-hati, Banyak Politikus Super Brengsek


Tahun politik kian memanas tatkala presiden Joko Widodo dengan sedikit berang mengatakan,  "Hati-hati, banyak politikus yang baik-baik, tapi juga banyak politikus yang sontoloyo!". Peristiwanya terjadi saat Jokowi menghadiri pembagian 5000 sertifikat tanah di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2018).

Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan jangan mudah terperdaya dengan ucapan para politisi. Sebab, banyak politisi yang memang sengaja memperdaya masyarakat untuk kepentingan politik sesaat.

Jokowi sebelumnya sudah beberapa kali mengingatkan hal serupa saat bertemu masyarakat. Kali ini peringatan ia sampaikan dalam konteks langkah pemerintah yang akan mengucurkan dana kelurahan pada tahun depan. Jokowi mengaku heran, program baru pemerintah dengan anggaran Rp 3 Triliun itu justru dipermasalahkan sejumlah politisi. Padahal, ia menilai dana kelurahan ini penting untuk membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas di tiap kelurahan.

Jokowi meminta setiap hal tidak melulu dikaitkan dengan politik. Sebab, kehidupan tidak hanya politik saja, ada berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, hingga budaya. Kepala Negara berharap masyarakat bisa memilah mana politisi yang bicara jujur, dan mana politisi yang hanya bekerja untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Sesungguhnya sangat wajar apabila Jokowi menjadi jengkel terhadap situasi serta sikap para politisi busuk saat ini. Apabila kita mengikuti pernyataan-pernyataan mereka sejak era kepemimpinan Jokowi, kita melihat, mencermati dan mungkin juga merasakan betapa banyak pernyataan nyinyir dan bahkan fitnah yang ditujukan kepada presiden kita ini. Tuduhan-tuduhan tanpa data dan fakta setiap saat ditebar untuk membuat suasana agar rakyat membenci dan memusuhi Jokowi. Sungguh menyakitkan tetapi semuanya masih disikapi dengan lembut dan sabar oleh Jokowi.

Ungkapan penilaian dengan kata sontoloyo sesungguhnya masih tergolong lunak. Menurut kamus bahasa Indonesia kata ini artinya konyol, tidak beres dan bodoh (digunakan sebagai makian untuk mengungkapkan kekesalan), walaupun arti awalnya dalam bahasa jawa sontoloyo adalah sebutan untuk orang yang pekerjaannya menggembala bebek. Jadi apa yang dikatakan oleh Jokowi masih termasuk halus. Mestinya bisa dimaklumi juga seandainya dia menilai bahwa saat ini masih banyak politikus brengsek, bukan hanya sontoloyo.

Sebagai seorang manusia dan apalagi seorang kepala negara yang sah dipilih rakyat, sejatinya Jokowi tidak selayaknya apabila selalu dipojokkan dan disalahkan. Apa yang sungguh nyata kesalahan dia? Nyaris tidak ada. Adakah keputusan-keputusan dia yang hanya demi kepentingan dia pribadi? Adakah peraturan-peraturan yang dibuat hanya untuk kepentingan kekuasaan belaka? Adakah kepentingan-kepentingan bisnis keluarga dengan memanfaatkan wewenangnya? Tidak ada. Semua yang dihembuskan oleh kubu oposisi hanyalah fitnah, fitnah dan fitnah. Bukan kritik yang konstruktif.

Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah pengorbanan dia yang luar biasa besar demi kepentingan rakyat. Mungkin hampir setiap detik apa yang Jokowi pikirkan dan rencanakan adalah kebijakan, keputusan dan tindakan untuk semakin menyejahterakan rakyat dan memajukan negeri ini. Namun sungguh ironis yang diperoleh dia justru cemoohan dan nyinyiran dari kelompok oposisi yang asal njeplak dan sangat-sangat brengsek.

Coba kita amati apa yang sering diucapkan oleh para juru bicara kubu Prabowo, yang relatif masih muda dan seusia anak-anak Jokowi, sungguh tidak pantas dan tidak senonoh. Sebagai orang-orang muda yang merasa menjadi kaum milenial seharusnya berpikir lebih cerdas dan maju dari para seniornya. Jangan malah ikut-ikutan dan bahkan menyuarakan pikiran-pikiran busuk mereka.

Maka semestinya Jokowi tidak hanya menilai mereka ini sekedar politikus sontoloyo tetapi lebih tepat sebagai para politikus brengsek. Sikap keras ini kadang perlu diucapkan. Ibarat seorang anak kalau tidak sopan dan tidak bisa lagi diperingatkan dengan kata-kata maka dia perlu dijewer atau bahkan kalau perlu dicambuk dengan rotan. Karena masa depan tidak bisa ditata dengan masa kini yang asal-asalan dan amburadul. Selain itu martabat bangsa ini juga harus kita junjung dengan perilaku yang santun dan saling menghormati.

Para 'politikus' busuk silahkan tersinggung dengan penilaian Jokowi dan juga tulisan ini. Berarti anda masih manusia. Anda sakit hati karena hanya dianggap bodoh dan tolol, padahal sesungguhnya brengsek dan bahkan super brengsek. Merdeka !

***
Solo, Rabu, 24 Oktober 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: islami.co.id

Akulah Wayang










tatkala berperilaku penuh kedengkian dan keculasan
akulah sengkuni
tatkala bermuka dua dan penuh prasangka
akulah durna
tatkala bertabiat sombong dan angkara murka
akulah duryudana
tatkala bertingkah urakan dan ugal-ugalan
akulah dursasana
tatkala senantiasa bijaksana serta sabar
akulah yudistira
tatkala bersikap gagah berani serta jujur
akulah bima
tatkala selalu cerdik lemah lembut serta suka melindungi
akulah arjuna
tatkala menjunjung kesetiaan serta taat kepada orang tua
akulah nakula atau sadewa

akulah wayang dalam kehidupan
dengan segala lakon dan peran


***
Solo, Selasa, 23 Oktober 2018. 10:38 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: wayangku.id 

Kesejatian Diri


















tiada perlu untuk  mengadu segala omongan busuk
biarlah ditiup oleh angin kejujuran dan tulus khusuk
waktu tak untuk menanggapi ujaran menusuk keji
hidup tidak harus dihalangi dengan kecemasan diri

tatkala pengabdian adalah mulia keutamaan
langkah mengayun dibimbing kuat keyakinan
tak goyah oleh segala cacian fitnah mencerca
bila niscaya utama sesama bersama meraih asa

dendam tak pernah dalam hati bersemayam
meski kadang cemoohan begitu mencekam
kadang heran pun menyeruak kesungguhan
akan perilaku insan memelihara kemunafikan

bila mampu berkata indah tak perlu menebar resah
kedamaian terjalin dalam kesantunan saling berserah
hayati perjalanan tunaikan kehendak tuk selalu berarti
kesejatian diri akan teraih dalam laku senantiasa terpuji


***
Solo, Selasa, 23 Oktober 2018. 8:34 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: imguramx.pw 

Tak Hendak Berang
















gerah menggugah berjuta resah
menyelimuti gundah tak jua punah
dalam kering kemarau rebah lemah
terjepit gersang tanah nan merekah

ketika pagi hadir tanpa kesejukan
menyapa surya seakan tiada harapan
tatkala kerontang hadirkan kepiluan
jeritan tercekat kering tenggorokan

kucari embun bening tiada tampak
hanya kering semak kian berserak
raga renta tiada lagi dapat bergerak
hanya mampu tergugu tanpa teriak

kapankah mendung datang mengalun
mengganti kemarau beringsut santun
kutunggu putaran waktu hadir beruntun
persada kembali basah membelai anggun

kesabaran tertantang untuk tiada berang
sadari semesta tiada pernah mengekang


***
Solo, Selasa, 23 Oktober 2018. 6:22 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews

Ekspresi Tanpa Makna



















berpuluh kata berjajar sekenanya
hanya menyatu karena seia sekata
tiada maksud yang dapat layak dieja
menggumamkan suara tanpa makna

manakala awal malam tak hadir lamunan
rangkaian ujar seakan berlalu tanpa kesan
melayang keinginan tertiup kegundahan
di kegelapan alam tiada cahaya rembulan

semua asa hanya bersemayam di hati
tiada kesempatan tuk mewujudkan diri
terjerat dalam ranjau keterbatasan abadi
hasrat terkapar dalam dingin kematian suri

inilah tatkala jati diri tertusuk tajam onak
dikoyak oleh keangkuhan kuat kehendak
serasa bumi tiada memberi tempat berpijak
imajinasi berlalu tak terlukis dalam sajak

mungkinkah semua ini akan mampu bertahan
ketika tiada kesempatan tuk tuangkan pesan


***
Solo, Senin, 22 Oktober 2018. 8:10 pm
'salam kreatif penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews

Kamis, 18 Oktober 2018

Komunis














setiap kali orang berbeda dengan penguasa
dituduh sebagai kader partai komunis indonesia

itulah senjata pembunuh nomer satu zaman itu
lalu diancam akan di penjara di pulau buru
cara licik penguasa orde baru setiap waktu

fitnahan komunis adalah cara untuk mengganjal
agar rakyat tak berani melawan penguasa frontal
ketidakpuasan rakyat tersimpan di bawah bantal
setiap waktu hidup selalu hanya pengalaman kesal

kini tatkala zaman telah berubah terbuka drastis
rakyat tak lagi bisa diperlakukan dengan bengis
apalagi dipojokkan dengan tuduhan antek komunis
karena sesungguhnya ideologi ini nyaris telah habis
negara tak mungkin lagi ditata dengan sistem fasis

tapi mengapa yang sok mengaku agamis membuka luka
suka menuduh komunis kepada lawan politik yang berbeda
menyamakan komunis dengan ateis sungguh mengada-ada
mengaku agamis perilakunya sering abaikan sang pencipta
sedangkan yang difitnah komunis justru mencintai sesama
pemfitnahlah yang sesungguhnya teroris berkedok agama


***
Solo, Sabtu, 29 September 2018. 2:21 pm
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustr: matamatapolitik 

Asmaraku adalah Puisi














kebahagiaan terungkap dalam syair lengkap
kasmaran terlukis di mozaik kata romantis
kerinduan mengalun di ujung rima anggun
kemesraan membelai dalam frasa membuai
kenikmatan memuncak kala runtut bersajak

kesedihan tergambar di deret kalimat hambar
kecemburuan tersirat dalam ungkap tercekat
kegundahan mengiba di sela bait-bait merana
keputusasaan tergores pada diksi tanpa poles
kepasrahan terkurung dalam tajuk terpasung

asmara sesungguhnya ungkapan gejolak rasa
puisi senantiasa melahirkan keindahan hakiki
manakala dua suasana menghidupkan nuansa
nurani dan naluri berpadu merajut pesona seni


***
Solo, Jumat, 28 September 2018. 12:13 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: sastraindonesia.org 

Kemasan dan Kegunaannya


Seorang yang baru beranjak remaja masuk ke sebuah toko bersama ayahnya. Di toko tersebut, remaja itu melihat setumpuk kondom yang dijual di rak dengan kemasannya masing-masing.

Sebagai  seorang anak yang baru gede yang selalu penasaran dengan hal-hal baru, remaja itu bertanya kepada ayahnya, "Ayah, mengapa kondom itu dikemas satu, tiga dan dua belas dalam satu bungkus?"

Ayahnya dengan bijak menjawab secara diplomatis, "Oh, kemasan kondom yang hanya berisi satu hanya untuk anak sekolah yang ingin 'main aman'. Isinya hanya satu karena itu hanya untuk digunakan pada hari Sabtu saja. Kalau kemasan yang berisi tiga, itu untuk mahasiswa yang juga ingin 'main aman'. Mereka menggunakannya pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu."

"Lalu yang dikemas berisi dua belas kondom itu untuk siapa?" tanya si remaja semakin penasaran.

Sang ayah pun tetap menjelaskannya dengan bijak, "Itu untuk pria yang sudah menikah. Digunakan setiap bulan Januari, Februari, Maret dan seterusnya.

***
Solo, Jumat, 28 September 2018
'salam canda penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: ameliazavitri 

Androcles dan Singa


Pada zaman dahulu kala hidup seorang budak bernama Androcles. Dia milik seorang majikan yang sangat kejam. Meski pun pekerjaan yang dilakukan Androcles baik, majikannya memukulinya setiap hari. Androcles sedih karena itu. Dia berpikir untuk melarikan diri.

Begitu mendapat kesempatan, pada suatu hari dia melarikan diri dari rumah majikannya. Dalam pelariannya itu dia melewati sebuah hutan yang lebat. Tiba-tiba dia berjumpa dengan dengan seekor singa ganas. Ketika mendengar auman singa itu dia lari. Tetapi ketika singa itu mengaum untuk kedua kalinya, dia merasakan ada perbedaan. Singa itu mengaum seolah sedang merintih kesakitan.

Dengan tenang Androceles mendekati singa itu. ketika melihat kedatangannya, singa itu melompat dan akan menerkamnya, tetapi singa itu kemudian mengangkat cakarnya sambil memohon sesuatu.

Androcles merasa lebih yakin, dia kemudian mendekat. Dia melihat sebuah duri tertancap di salah satu cakar singa itu sehingga cakar itu membengkak dan singa itu kesakitan. Androcles kemudian mengangkat cakar itu dengan lembut untuk mengeluarkan duri. Atas pertolongan itu singa mencium tangan Androcles sebagai tanda terima kasih.

Androcles kemudian tinggal bersama singa itu beberapa hari. Ketika singa itu telah membaik, Androcles melanjutkan pelariannya. Tetapi, karena dia pergi tidak terlalu jauh, orang-orang majikannya segera menemukan dan menangkapnya. Dia dibawa kembali kepada majikannya.

Sebagai hukuman, Androcles dimasukkan penjara. Hari berikutnya di hadapan raja dan para pegawai istana dia dimasukkan dalam gelanggang, di mana seekor singa telah menanti memangsanya. Ketika seekor singa mendekat, Androcles menutup matanya karena takut.

Dia sangat terkejut ketika singa itu hanya menjilat tangannya. Ternyata singa itulah yang telah dia selamatkan. Singa itu ditangkap ketika dia juga ditangkap. Raja menyaksikan peristiwa itu, kemudian dia meminta penjelasan. Setelah mendengar cerita tentang hubungan Androcles dan singa itu, maka Androcles dan singa dibebaskan.

Rasa terima kasih adalah suatu sifat yang tidak hanya diperuntukkan bagi manusia.

***
Dicertakan kembali dari buku "50 Aesop Fables"
Solo, Kamis, 27 September 2018
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: Intisari Online 

Cara Mudah Belajar Bahasa (Inggris)


Language is a matter of habit, bahasa adalah masalah kebiasaan, jadi dengan pembiasaan kita bisa menguasai suatu bahasa. Belajar bahasa apa pun sesungguhnya mudah, apalagi di zaman kemajuan teknologi informasi sekarang ini. Hanya masalahnya apakah kita mau membiasakan penggunaan bahasa yang bersangkutan atau tidak.

Dalam tulisan ini kita akan mengambil contoh cara belajar bahasa Inggris, meskipun sebenarnya cara ini juga berlaku untuk belajar bahasa apa pun. Itulah sebabnya mengapa tajuk tulisan ini kata 'inggris' diletakkan di dalam kurung.

Penguasaan bahasa seperti kita ketahui menyangkut 4 aspek, yakni listening (kemampuan mendengarkan), speaking (kemampuan berbicara), reading (kemampuan membaca) dan writing (kemampuan menulis). Penguasaannya memang biasanya dengan urutan seperti tersebut. Berikut ini akan kita bahas cara sederhana untuk meraih kemampuan menguasai 4 aspek tersebut, kali ini contohnya adalah bahasa Inggris.

Listening. Kemampuan mendengarkan ini idealnya memang dengan sering bergaul atauberkomunikasi dengan para native speaker, penutur asli. Namun apabila tidak memungkinkan kita bisa menggunakan kemajuan teknologi informasi yang kita miliki. Membuka situs berita atau TV streaming berbahasa Inggris,YouTube atau situs berbasis audio visual bahasa Inggris yang lain akan memudahkan kita belajar listening. Tidak harus dengan PC yang canggih, dengan gadget kita beserta sarana headset yang memadai kita bahkan seolah belajar di sebuah laboratorium bahasa.

Speaking. Kita akan mampu berbicara dengan bahasa Inggris apabila kita sering bergaul dengan para penggunanya yang aktif. Tetapi dengan kemajuan media sosial saat ini pun kita bisa berlatih speaking lewat voice call atau video call dengan biaya internet yang sudah semakin murah. maka kita pun sudah seolah berbicara langsung dengan para native speaker.

Reading. Kemampuan membaca tulisan atau buku berbahasa Inggris memang akan sangat membantu kita dalam memperkaya ilmu pengetahuan kita. Namun dahulu kendalanya adalah keterbatasan serta mahalnya buku-buku berbahasa Inggris. Namun di era sekarang persoalan itu tidak kita alami lagi. Buku-buku bisa kita peroleh dengan mudah dengan semakin banyaknya toko buku yang lengkap. Selain itu kemampuan reading juga bisa kita peroleh dengan cukup membuka dan membaca situs-situs berbahasa Inggris. Buku-buku dalam bentuk e-book pun mudah kita unduh, baik yang gratis maupun yang berbayar.

Writing. Penguasaan kemampuan menulis ini bisa dengan mudah kita lakukan dengan sering melakukan chatting dengan bahasa Inggris, menulis status dan menanggapinya dalam bahasa Inggris atau bahkan menulis artikel berbahasa Inggris di blog yang banyak bertebaran di dunia maya. Sering menuliskan wisdom words berbahasa Inggris di timeline Facebook kita pun juga bisa menjadi media kita belajar mengungkapkan sesuatu secara tertulis berbahasa Inggris.

Singkatnya, di zaman sekarang sungguh kita berada di era kemudahan belajar bahasa. Kemajuan teknologi digital dan internet seakan membawa kita berada di dunia yang tanpa batas dan sekat, tinggal kita mau memanfaatkannya atau tidak. Selamat belajar!

***
Solo, Kamis, 27 September 2018
'salam cerdas penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustrasi: nationalgeographic 

Kepada Calon Wakil Rakyat













kalian tak perlu petentang-petenteng diri
mulut berbusa mengumbar beribu janji
tunjukkan secara terbuka nyata perilaku
jangan kalian sembunyikan jejak masa lalu

kalian boleh memajang berjuta slogan
untuk berharap kerumunan sanjungan
tetapi kami bukan anak-anak kecil manja
yang tergoda sebaran manis permen saja

kami  telah berulang kali diingatkan selalu
atas perilaku para pendahulu penuh tipu
jika kalian hanya pelihara nafsu raih kuasa
bersiaplah kalian kami singkirkan sejak mula

tatkala ujaran sara yang kalian sebarkan
pasti keberagaman akan mengubur kalian
kami telah satukan tekad tak kena muslihat
oleh kalian yang berniat tegakkan laku bejat

kami cinta negeri  makmur nan indah permai
sepanjang hayat dalam pelukan hangat damai

***
Solo, Kamis, 27 September 2018. 8:59 am
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: IDN Times

Terusik Kenangan


















di tepian sore dalam pelukan lelah
aku nikmati kenangan indah kisah
lewat pemutar musik yang kian renta
tembang asmara membuai nostalgia

berkawan cahaya mistis rembulan
diguyur kerlip bintang bertaburan
alunan lembut lagu lewat radio saku
kupeluk dia di dingin malam syahdu

sepoi angin gunung seakan mengikat
gelora cinta yang serasa kian merekat
dalam kehangatan bara api unggun
kuresapi jalinan hasrat yang menuntun

putaran waktu seolah berhenti abai
tatkala gejolak melenguh menggapai
langit ke tujuh begitu indah teraih
walau kemudian menyisakan pedih

oleh lagu kini terusik kenangan indah
sesaat beradunya dua rasa yang resah
namun semua tinggallah lamunan lama
yang tiada mungkin lagi terulang nyata


***
Solo, Rabu, 26 September 2018. 5:45 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Kyle 

Viral











apa yang seharusnya aku segera lakukan
tatkala segala cara konvensional tak mempan
turun ke jalan elektabilitas tetap tak bisa dinaikkan
mengumbar nyinyir cerca celaan pun tak berkesan

maka kutempuh saja cara-cara brutal
kubakar semangat dajjal para begundal
dengan segala upaya tak perlu secara legal
yang penting fenomenal dilihat kaum milenial
berbuat culas dengan segala hal tuk raih terkenal

kuubah syair lagu anak-anak  dengan kejam
agar lebih tajam menghujam dan merajam
meski itu mengungkit luka lama nan seram
biarlah yang penting dia bisa roboh tertikam

apabila kampanye hitam ini dipersoalkan
pastilah kreativitas rakyat kupakai tuk alasan
berharap perilaku busuk ini merubah keadaan
rakyat teracuni oleh hoax yang aku sebarkan

inilah cara tatkala aku telah kehabisan akal
menebar fitnah keji dan berharap kian viral


***
Solo, Rabu, 26 September 2018. 10:10 am
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: MobileJazz 

Rubah dan Elang


Seekor elang mempunyai sarang di puncak sebuah pohon. Tetangganya, seekor rubah tinggal di bawahnya. Tetapi keduanya tidak dapat bersahabat. Mereka selalu bertengkar.

Pada suatu hari, ketika rubah menjemur anak-anaknya di bawah sinar matahari, elang menukik ke bawah dan mengambil seekor anak rubah.

"Untuk apa engkau lakukan itu?!" seru rubah kebingungan.

"Aku akan makan anak ini," jawab elang dengan tenang.

Mendengar jawaban itu rubah menjadi marah. Dia memutuskan untuk membalas dendam.

Rubah mengumpulkan ranting-ranting kering dan menyalakan api. Ketika api telah menyala besar, dia mengambil satu ranting, menyalakannya, dan menggigitnya lalu memanjat pohon.

"Mau apa engkau naik ke atas?" tanya elang dari puncak pohon.

"Aku akan membakar pohon ini," jawab rubah.

"Jangan lakukan itu!" kata elang dengan gusar. "Engkau akan membunuh anak-anakku!"

Lalu elang memohon, "Kalau begitu aku akan mengembalikan anakmu. Tolong jangan bakar pohon ini."

Rubah setuju elang mengembalikan anaknya dan damai pun kini ditegakkan.

Kadang-kadang satu-satunya jalan untuk memelihara perdamaian ialah siap untuk berperang.

***
Diceritakan kembali dari buku "50 Aesop Fables"
Solo, Selasa, 25 September 2018
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: artikel yudhe

Koalisi Pemfitnah Rakyat


Jelang pemilu tahun 2019 di negeri ini telah terbentuk sebuah Koalisi Pemfitnah Rakyat. Mengapa seseram dan sesangar itu nama koalisinya? Itulah kenyataan yang terjadi. Sejumlah partai pengecut dan sejumlah politisi busuk membentuk gerombolan yang senantiasa menyebar fitnah. Korban fitnah adalah rakyat negeri kita tercinta ini. Beberapa kegiatan mereka yang bisa kita kategorikan memfitnah rakyat akan kita ulas berikut ini.

Pertama yang menghebohkan adalah kegiatan 2019 Ganti Presiden yang mengarah makar. Secara kasat mata kegiatan tersebut jelas berkeinginan mengganti sebelum waktunya presiden yang sah. Mereka menghasut dan menebar kebohongan tentang kegagalan pemerintahan presiden Jokowi. Lebih berbahaya lagi dengan terang-terangan mereka ingin mengganti sistem pemerintahan yang ada. Namun tatkala mereka dipersoalkan sebagai gerombolan makar, mereka mengatakan bahwa rakyat yang menghendaki 2019 Ganti Presiden.

Persoalannya adalah rakyat yang mana? Gerombolan mereka? Apakah itu bisa dianggap sebagai kehendak seluruh rakyat? Dalam situasi seperti inilah kita bisa menganggap bahwa mereka telah memfitnah rakyat, memposisikan rakyat seolah ingin berbuat makar.

Selanjutnya mengenai masalah ekonomi, khususnya tentang harga sembako, mereka mengatakan bahwa mak-mak mengeluhkan kenaikan harga. Katanya uang seratus ribu hanya bisa untuk beli cabe dan bawang.  Mereka mengatakan bahwa para mak-mak (kaum ibu di seluruh negeri ini) menderita karena situasi tersebut. Tetapi apa yang sesungguhnya terjadi? Mak-mak yang mereka gunakan sebagai data adalah para ibu-ibu sosialita yang pada umumnya tidak pernah berbelanja di pasar tradisional. Inilah bentuk fitnah yang lain terhadap rakyat, khususnya ibu-ibu.

Kemudian yang terbaru adalah perilaku licik dan keji mereka dengan mengunggah video 'Goyang Bebek Angsa' yang bermuatan sara dan fitnah tuduhan PKI.  Namun tatkala dikonfirmasi tentang video fitnah berbahaya tersebut mereka mengatakan bahwa itu bentuk kreativitas rakyat.  Padahal jelas sekali di dalam video tersebut termuat kalimat tentang keinginan seseorang untuk memimpin yang kedua kali dengan melarang HTI dan FPI padahal sesungguhnya yang bersangkutan PKI.

Mengatakan bahwa video tersebut merupakan bentuk kreativitas rakyat adalah (lagi-lagi) pernyataan para politisi busuk yang memfitnah rakyat. Rakyat yang mana yang menuduh presiden negeri ini PKI? Rakyat yang mana yang setuju dengan FPI dan HTI?

Itulah sebagian fitnah terparah yang ditujukan kepada rakyat negeri ini. Tulisan ini bukan bermaksud mendukung kepada salah satu kubu dalam pemilu kali ini melainkan untuk menyatakan bahwa rakyat tidak boleh dan tidak mau difitnah dengan cara apa pun hanya demi ambisi gerombolan partai pengecut dan politisi busuk. Jangan biarkan Koalisi Pemfitnah Rakyat ini berada di negeri ini. Merdeka !!!

***
Solo, Selasa, 25 September 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: kompasTV 

Selasa, 16 Oktober 2018

Secangkir Teh untuk Hati yang Sepi












aroma seduan teh membelai kala pagi
menghangatkan hati yang tengah sepi
mengalirkan kedamaian tuk sendu dini
aku awali hari tuk menebar wangi hati

tak harus meratapi kesendirian selalu
karena ku tak mampu percepat waktu
jika memang belum tiba saat indah itu
tiada harus meratapi yang tiada perlu

secangkir teh senantiasa mengingatkan
betapa hidup adalah indah kenikmatan
meski tidak pernah luput dari kesulitan
maknai sungguh bernilainya pencapaian

hiruk pikuk kehidupan terkadang semu
kala kepentingan diri senantiasa dituju
serasa kehadiran kian bermakna selalu
manakala diri senantiasa ciptakan rindu


***
Solo, Selasa, 25 September 2018. 7:39 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: kitabijak

Kepemimpinan Milenial ala Ki Hajar Dewantara


Bagaimana mungkin generasi milenial ditata dengan pola kepemimpinan ala awal abad 20 zaman Ki Hajar Dewantara? Mungkin itulah yang terbersit tatkala anda membaca judul tulisan ini. Tentu saja mungkin dan bahkan sesungguhnya itulah yang dibutuhkan oleh kaum dan zaman milenial ini.

Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan besar) tingkat kelahiran di tahun 1980-an dan 1990-an.

Berdasar pada pengertian milenial di atas mungkin terlihat rentang waktu yang jauh antara generasi milenial dengan generasi Ki Hajar Dewantara. Tetapi apakah rentang waktu seperti itu akan berakibat tidak sesuai lagi ajaran tersebut untuk zaman now? Marilah kita telaah secara mendalam ajarannya, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. 

Ing Ngarsa Sung Tuladha artinya Ing ngarsa itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, tuladha berarti tauladan. Maka makna Ing Ngarsa Sung Tuladha adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang-orang di sekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan.

Ing Madya Mangun Karsa, Ing Madya artinya di tengah-tengah, Mangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karsa diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus senantiasa mampu membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan.

Begitu pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan Handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga makna Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita untuk menumbuhkan motivasi dan semangat.

Maka secara tersirat Ing Ngarsa Sung TuladhaIng Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang-orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat. Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.

Selanjutnya dari telaah ajaran Ki Hajar Dewantara di atas maka kita temukan makna yang tetap aktual sampai saat ini, khususnya untuk generasi milenial bangsa dan negara ini. Kita harus selalu punya prinsip hidup, berbangsa dan bernegara seperti kesatuan makna tiga ajaran di atas. Terlebih untuk siapa pun yang menjadi pemimpin di negeri ini.

Pemimpin haruslah yang senantiasa memberi teladan, bukan menebar celaan apalagi cercaan. Teladan kesederhanaan bukan kepongahan. Berbuat banyak manfaat untuk rakyat, bukan tipu muslihat. Lebih mau mendengarkan daripada didengarkan. Lebih mau menghargai daripada minta dihargai.

Pribadi yang mau terlibat di tengah-tengah persoalan dan kebutuhan rakyat adalah pemimpin sejati. Pemimpin yang senantiasa memberi semangat dalam situasi apa pun, bukan yang melihat negeri ini secara pesimis.

Negeri ini membutuhkan pola kepemimpinan yang senantiasa memberi dorongan moral bagi rakyat. Memberi kesempatan setiap individu untuk terus berkembang sesuai dengan talentanya masing-masing.

Dalam konteks tahun politik jelang pemilu ini, selayaknya kita juga menggunakan pedoman ajaran Ki Hajar Dewantara tersebut untuk menentukan pilihan wakil rakyat atau pemimpin negeri ini. Jangan sampai kita seperti membeli kucing dalam karung, tanpa mengenal kualitas serta rekam jejak para caleg serta capres-cawapres kita. Merdeka !

***
Solo, Senin, 24 September 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: cartoonize

Saling Ketergantungan



'No man is an island' itulah pepatah populer untuk mengungkapkan ketergantunganku terhadap orang lain.  Namun kenyataan menunjukkan masih sering aku tidak mau atau melupakan makna ketergantungan itu.

Pernahkah aku bersyukur atas peran siapa eksistensiku. Pastilah orangtuaku, pertama tentu ibu dan selanjutnya tentu bidan atau dokter atau siapa pun yang membantu persalinan ibu.

Keberadaanku hingga saat ini atas peran orang lain. Apa jadinya jika aku tidak dilahirkan? Apa jadinya jika telah lahir namun kemudian aku dibunuh, entah oleh siapa pun? Aku dan kehidupanku saat ini tetap ada karena aku masih dikehendaki. Aku masih diterima oleh yang lain.

Jika aku tidak dibantu orang lain dalam latihan berbicara mungkin tidak akan bisa banyak bicara. Kosa kataku terbatas atau malahan hanya bisa menirukan suara binatang atau suara-suara lain di sekelilingku.

Apa jadinya seandainya sejak bayi aku dibiarkan di hutan belantara, terlantar dan akhirnya ditemukan oleh seekor monyet besar seperti 'ibu' Tarzan dalam cerita fiksi? Aku hanya akan memiliki peradaban layaknya seekor monyet.

Seandainya tidak ada para penemu kemajuan, apa jadinya kehidupanku? Aku hanya  makan bahan-bahan mentah, karena tidak ada yang menemukan menu makanan. Aku hanya berpakaian daun-daunan karena tak ada kain tercipta. Aku hanya tinggal di atas pohon atau di dalam gua, karena tak ada para penemu bentuk rumah.

Aku akan hidup di zaman primitif dan bahkan liar sekedar survive, tak ada bedanya dengan binatang dan tumbuhan. Tak ada bedanya manusia dengan ciptaan yang lain.

Dalam kondisi ini pun aku sangat tergantung dengan seluruh ciptaan. Tergantung pada tumbuhan atau binatang yang aku makan tergantung pada lingkungan dimana aku tinggal. Cuaca yang mengkondisikan.

Namun inilah manusia yang dikaruniai akal budi, pikiran dan kehendak bebas. Keinginan untuk hidup lebih nyaman melahirkan inovasi-inovasi. Aku membutuhkan aku aku yang lain alias kamu kamu dan kamu serta seluruh ciptaan yang ada.

Ketergantungan adalah sebuah keniscayaan. Aku baru layak  serta bermakna menjadi manusia manakala bersama dengan manusia yang lain. Inilah aku yang senantiasa tidak mungkin mampu memenuhi diri sendiri.

(sebuah renungan tentang kehidupan)

***
Solo, Minggu, 23 September 2018
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: jokowarino 

Elok Merbabu dan Merapi













mulai dari lereng utara kami susuri
berkelok jalan mulus kami nikmati
indah panorama memanjakan hati
anugerah indah layak tuk disyukuri

awan putih berarak hiasi langit membiru
menaungi perjalanan kagumi merbabu
tiada jemu kami nikmati merapi selalu
terkadang ditingkah beterbangan debu

merapi dihiasi timbunan lava vulkanik
semakin menambah gagahnya menarik
rimbun pinus melindungi merbabu cantik
hadirkan kagum insan hingga memekik

terhampar ladang sayur dan kebun bunga
lengkapi kebahagiaan nyata memesona
meski pupuk kandang menyengat aroma
tak mengurangi kagum tuk petani jelata

jajanan tradisi kembalikan kenyang kami
kekayaan adat senantiasa kuat diuri-uri
tiada tergerus oleh arus kini modernisasi
kami nikmati kesederhanaan nan hakiki

kemegahan gunung yang selalu agung
senantiasa membuat tunduk merenung
citra kedahsyatan sang maha pencipta
atas karunia lengkap eloknya semesta


***
Solo, Minggu, 23 September 2018. 10:19 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: wanderingvertexes 

Demi Rakyat



















kembali kita nikmati riuh pesta demokrasi
untuk melanjutkan kisah negeri tercinta ini
panggung bergengsi para politisi unjuk diri
asal bukan sekadar ajang tuk kuasa ambisi

kepulauan indah loh jinawi gemah ripah
bukan sarana untuk umbar nafsu serakah
jika kita hanya ingin senantiasa menjarah
bersiaplah kan terjadi pertumpahan darah

bila ingin berperan menjadi wakil rakyat
tiada tempat tuk membentuk koalisi bejat
tiada perlu tuk kuat berdebat penuh sesat
masyarakat tak butuh segala tipu muslihat

kita memerlukan pemimpin yang terpuji
yang mengerti kebutuhan eloknya negeri
menjaga keberagaman anugerah indah ini
dengan penuh semangat dan setulus hati

saling beradu prestasi adalah keniscayaan
menebar nyinyir fitnah adalah kebodohan
siapkan kemampuan untuk mencerdaskan
kesejahteraan untuk semua adalah tujuan

demi rakyat segala daya upaya kita perbuat
maka kita semakin hebat dan bermartabat


***
Solo, Minggu, 23 September 2018. 8:04 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: sarmatas 

Memimpikan Bidadari



















engkau hadir di mimpi dengan kereta kencana
ditarik enam ekor kuda sembrani memesona
turun dari mega putih berarak menawan
terpancar molek parasmu sangat rupawan

langkahmu laksana bidadari menari gemulai
turun dari kereta kusambut senyummu membuai
ada gamang kuberanikan diri menggandengmu
aku bukan pangeran yang pantas menyentuhmu

namun engkau sesungguhnya puteri sejati
menggenggam uluran tanganku sepenuh hati
bukan tinggi hati yang engkau perlihatkan
tetapi ketulusan yang terbalut keindahan

memasuki keindahan taman hasrat naluri
berpeluk mesra kita di peraduan mewangi
dibasuh cahaya rembulan dan kerlip bintang
serasa ke kahyangan gairah kita melayang

dalam rengkuh hangat kesyahduan asmara
engkau dan aku menyatu dalam cumbu bahagia


***
Solo, Jumat, 21 September 2018. 9:41 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Samarel Art 

"Tandai" Para Caleg Mantan Napi


Dengan berat hati kita harus menerima kenyataan diperbolehkannya mantan napi korupsi menjadi calon legislatif di pileg yang akan datang. Setelah melalui polemik dan perdebatan panjang dengan alasan apa pun akhirnya inilah yang harus kita hadapi.

Maka para caleg mantan napi akhirnya boleh ada di dalam daftar caleg di pemilu 2019 nanti. Sungguh memprihatinkan, di satu sisi kita harus mewujudkan negara yang bebas dari korupsi, di sisi lain para mantan koruptor dibiarkan merajalela dengan kehendaknya.

Saya bukan orang yang ahli hukum tetapi saya memahami dan menaati hukum. Saya bukan orang yang memahami politik praktis atau menjadi politisi namun saya memahami tentang tujuan politik yang pada dasarnya mulia.

Sebagai rakyat biasa saya tercengang melihat situasi ini. Bagaimana mungkin kepentingan rakyat yang lebih besar dikorbankan hanya demi kepatutan aturan hukum serta kepentingan beberapa politisi busuk.

Dalam situasi seperti ini maka selain secara terus menerus mendesak parpol untuk menarik calegnya yang mantan napi korupsi, cara lain untuk memberi tanda di kertas suara menurut saya layak diatur dalam peraturan KPU.  Namun demikian cara ini nampaknya juga akan memunculkan keberatan dari para caleg mantan napi yang merasa diperlakukan secara diskriminatif.

Meskipun demikian seharusnya pihak mana pun harus mendukung KPU yang dalam hal ini membantu pelaksanaan undang-undang yang meminta para mantan napi secara jujur dan terbuka menyampaikan kepada pemilih bahwa yang bersangkutan adalah bekas terpidana.

Terlepas dari semua alasan dan kendala yang ada kita harus jujur mengakui dan mendukung bahwa rakyat berhak untuk memiliki wakilnya yang jujur, berkualitas dan memiliki rekam jejak yang terpuji. Rakyat berhak untuk tidak dipermainkan oleh para politisi busuk.

Oleh sebab itu cara yang patut dilakukan adalah rakyat melakukan kampanye secara aktif dan massive, untuk tidak memilih para caleg mantan napi. Bukan hanya mantan napi korupsi melainkan semua mantan napi kejahatan apa pun.

Sebagai bentuk nyata pendidikan anti korupsi, kita tidak hanya harus memahami peraturan yang ada tetapi harus bergerak aktif.  Kalau tagar 2019 ganti presiden diperbolehkan, padahal  menimbulkan kegaduhan dan berpotensi gerakan makar, maka kita tentu boleh dan harus membuat gerakan "Jangan Pilih Caleg Mantan Napi" dan mungkin layak dipertimbangkan juga gerakan "Jangan Dukung Partai Pendukung Caleg Mantan Napi". 

Saya yakin ini akan menjadi gerakan yang berdampak besar dan mendidik. Potensi kegaduhan mungkin dari partai yang terkena dampak gerakan ini, namun jika mereka mempersoalkan gerakan ini niscaya justru malah akan menurunkan kredibilitas mereka di mata rakyat.

Nah, jika dengan berbagai alasan dan kendala lalu kepentingan rakyat dikalahkan, maka tidak ada jalan lain rakyat yang harus bergerak nyata serentak. Kita tandai para caleg mantan napi. Kampanyekan "Jangan Pilih Caleg Mantan Napi" dan "Jangan Dukung Partai Pendukung Caleg Mantan Napi", lewat media apapun.  Kita butuh bangsa dan negara yang bermartabat, bukan para wakil rakyat atau pejabat yang bejat. Merdeka !!

***
Solo, Jumat, 21 September 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: TribunNews 

Senin, 15 Oktober 2018

Gerombolan Pengerat













berbaris dengan penuh semangat
gerombolan pengerat mengembat uang rakyat
menggigit sengit hingga sisakan penyakit
dan jelata menjerit atas lapar yang melilit

saat masuk perangkap tak pernah tersekap
bila kunci pintu hanya sekadar pelengkap
bahkan senantiasa tetap bergelimang nikmat
maka tak heran mereka tak takut lagi terjerat

inilah perilaku para tikus negeri ini
berkedok politikus pembela rakyat sejati
berulang kali masuk bui namun berlagak suci
minta dipilih lagi dengan alasan hak asasi

di manakah harga diri bangsa
jika para koruptor dibiarkan merajalela
mestinya hukum selalu jadi panglima
bukan disumpal mulutnya dengan haram harta
atau dikerat palunya dengan taring durjana

dalam lirih aku hanya bisa merintih
berharap rakyat kian cerdas dalam memilih


***
Solo, Kamis, 20 September 2018. 8:33 am
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: manadopedia 

Enggan Memeluk Benci



















kadang ada rasa gundah di hati
tatkala engkau salah memaknai
atas imajinasi tertuang dalam puisi
lalu kesalahpahaman menguasai diri

saat lamunan hadir dalam kesepian
hanya khayal mampu menghangatkan
akan kurcaci yang merindu bidadari
dalam dingin malam terantuk sunyi

jika aku hanya mampu panggil bayangmu
ijinkanlah aku mengeja deretan bait sendu
agar malam usai hujan tinggalkan kesan
atas debu kemarau yang tersingkirkan

hanya mozaik kata senantiasa menjaga
keniscayaan untuk selalu berbagi asa
karena hanya dengan syair tanpa nada
kucoba untuk sekadar mengikis duka

namun jika engkau belum juga mengerti
senantiasa kemarahanmu aku pahami
biarlah waktu yang akan kian menguji
mengapa aku enggan memeluk benci


***
Solo, Rabu, 19 September 2018. 8:37 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: AliExpress 

Ijinkan Puisi Cintaku Berlabuh











kesepian ini terasa abadi selalu
tatkala kusadari tiada belahan jiwaku

ramah pagi mestinya terasa lembut
namun hampa serasa hasrat tiada bersambut

kemarau siang pun kian terasa kerontang
karena hanya kesendirian dalam lengang

rona senja mestinya terasa romantis
namun kesunyian nyata mengiris

malam pun berlalu tanpa arti
hanya lamunan asmara mencipta mimpi

di manakah hatimu tertambat
hingga sapaku seakan tiada memikat

tak pernah bosan aku kirimkan pesan
lewat untai indah kata ungkapan perasaan

kekaguman ini senantiasa mengusik diri
akan paras ayumu yang menawan hati

banyak kembang wangi memesona
namun hanya pesonamu yang aku damba

pasti tak sedikit kumbang ingin menyuntingmu
harapku engkau dengar tembang rinduku

andai asaku tiada mampu menyentuh
ijinkan puisi-puisi cintaku berlabuh


***
Solo, Selasa, 18 September 2018. 9:45 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Rapid River Magazine

Pembelah Batu


Alkisah ada seorang pembelah batu yang tidak puas dengan pekerjaannya. Pada suatu hari dia melewati rumah seorang saudagar kaya. Melalui gerbang yang terbuka dia melihat banyak benda yang bagus dan tamu-tamu penting. Pembelah batu itu berpikir, "Betapa berkuasa saudagar itu." Dia menjadi sangat iri dan ingin agar dia dapat menjadi seperti saudagar itu. Dengan demikian dia tidak lagi hidup hanya sebagai seorang pembelah batu.
Setelah itu, dia begitu terkejut karena dia sudah menjadi seorang saudagar, menikmati barang-barang mewah dan kuasa lebih daripada yang pernah diimpikannya; dia malah menjadi sasaran cemburu dari orang-orang yang kurang kaya dari dia sendiri. Namun segera lewat di depannya seorang pejabat tinggi dengan mengendarai sebuah sedan, diiringi oleh para pengawal dan serdadu yang membunyikan genderang. Setiap orang, betapa pun kayanya, harus tunduk rendah ketika pejabat tinggi itu lewat. Dia berpikir, "Alangkah berkuasanya orang ini. Aku ingin agar aku pun dapat menjadi seorang pejabat tinggi."
Kemudian dia menjadi seorang pejabat tinggi, yang dihantar kemana-mana dalam kursi sedan yang berhias. Pada saat itu hari sangat panas dan dia merasa sangat tidak nyaman dalam kursi sedan yang kaku. Dia memandang ke arah matahari yang bersinar bangga di angkasa, tidak dipengaruhi oleh kehadirannya. Pikirannya, "Betapa berkuasa matahari. Aku ingin agar aku menjadi seperti matahari."
Selanjutnya dia menjadi matahari yang bersinar keras atas setiap orang. Awan topan tebal datang menutup antara dia dan bumi sehingga sinarnya tidak dapat lagi menerangi segala sesuatu yang ada di bawah. Dia berpikir, "Betapa berkuasanya awan topan ini. Aku ingin menjadi awan."
Lalu dia menjadi awan. Tetapi segera dia menyadari bahwa dia didorong oleh sesuatu yang memiliki kekuatan dahsyat; yaitu angin. Dia berpikir,"Alangkah berkuasanya angin itu. Aku ingin menjadi seperti angin."
Dia menjadi angin. Sesaat kemudian, dia bertiup melawan sesuatu yang tidak bisa bergerak, bagaimana pun besar usahanya. Itu adalah sebuah batu yang sangat besar. Dia berpikir,"Alangkah berkuasanya batu karang itu. Aku ingin untuk menjadi seperti sebuah batu karang."
Dia kemudian menjadi sebuah batu karang, lebih kuat dari apa pun yangada di bumi ini. tetapi ketika dia berada di sana, dia mendengar bunyi palu martil pada batu dan dia merasa bahwa dirinya semakin berubah. Dia berpikir, "Apa kiranya yang lebih kuat dari batu karang?" Dia melihat ke bawah dan jauh di bawah sana dilihatnya sosok seorang pembelah batu.
(Dikisahkan kembali dari buku: Stories and Parables for Preachers and Teachers)
***
Solo, Selasa, 18 September 2018
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustrasi: newHDmovie