Welcome...Selamat Datang...

Padi organik petani hasil pendampingan kami

Padi Rojolele organik

Lokomotif tua di kota kecil Cepu, Blora

Lokomotif tua yang sekarang kadang-kadang digunakan untuk kereta wisata di lingkunagn perhutani Cepu-Blora.

SATE BUNTEL KHAS SOLO

Lezat dan bikin kita ketagihan.

Jajanan khas Jawa

Jajanan khas Jawa ini sekarang sering disajikan dalam acara formal maupun informal. Lengkap, rasanya bervariasi dan sehat.

Para peserta LDK di Tawangmangu

Latihan Dasar Kepemimpinan diikuti oleh sekitar 30 mahasiswa Surakarta di Tawangmangu pada tahun 2011.

Di Tanah Lot Bali

Refreshing di Bali pada tahun 2010, bersama teman-teman dosen.

Kamis, 23 Mei 2019

Gara-Gara Flashdisk


Perkuliahan Ilmu Sosial Dasar pagi ini usai lebih awal dari biasanya, dosennya beralasan akan ada rapat dosen untuk kepanitiaan wisuda yang akan berlangsung dua minggu lagi. Untuk memenuhi materi Ujian Tengah Semester yang akan berlangsung minggu depan, dosen kami menawarkan untuk mengkopi materi yang ada di notebook dia.

Salah seorang teman yang merupakan koordinator kelas kami segera mengkopi materi yang ditawarkan dan selanjutnya dibagikan kepada teman-teman lain yang saat itu membawa notebook atau flashdisk. Aku pun segera ikut mengkopinya.

"Andi, ntar aku pinjam flashdiskmu ya," lenganku dicolek oleh Tania.  "Aku hari ini tidak membawa notebook dan juga kelupaan tidak membawa flashdisk."

"Siaaapp... silahkan kamu bawa saja dulu, tetapi besuk pagi jangan lupa kembalikan ke aku ya?" seraya aku serahkan flashdiskku yang daya tampungnya lumayan besar, 64 gigabyte.

"So pasti... jangan kuatir. Ke kantin yuuuk...lapar nih," tangan kanannya dengan jemarinya yang lentik menarik tangan kiriku dan menggandeng aku menuju ke kantin kampus.

Cewek  satu ini memang cantik serta ramah dan menjadi incaran banyak cowok di kampusku. Aku menjadi cowok yang beruntung karena kami bisa saling dekat hati. Kedekatan kami terjalin semenjak kami menjadi akrab di acara malam inagurasi pada awal semester yang lalu.

"Kamu mau pesan makan apa?"  pertanyaan Tania membuyarkan lamunanku yang lagi terbuai oleh genggaman tangannya yang lembut.

"Oooh... soto ayam tapi nasinya dipisah dan es lemon tea", jawabku dengan sedikit tergagap.

Makan siangku di kantin menjadi terasa sangat nikmat sambil memandangi Tania yang menyantap gado-gado, makanan kegemarannya.

---

"Mana flashdiskku yang kamu pinjam kemarin?," kusapa Tania pagi itu saat kami bertemu di tempat parkir motor kampus.

Ada yang tidak biasa di raut wajahnya pagi ini. Cemberut dan ada gambaran kemarahan yang ditahan.

"Aku buang di sungai baru saja." katanya dengan ketus dan berjalan cepat meninggalkan aku yang tercekat kebingungan.

"Apa yang salah? Kenapa dia marah dan flashdiskku dibuang?" aku tercenung di atas sadel motor bututku.

Setelah beberapa saat berpikir akhirnya aku menyadari permasalahan yang terjadi. Betapa tolol dan gobloknya aku. Di flashdiskku kecuali tersimpan banyak materi perkuliahan juga tersimpan beberapa film bokep pendek yang aku simpan dari mengkopi unduhan teman. Selain itu yang lebih fatal adalah banyak foto mantan pacarku saat SMA masih tersimpan juga di situ.

***

Solo, Minggu, 4 November 2018
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustr: JakartaNotebook 

Teramat Sulit Kuraih













dia datang dalam keajaiban kesan
di an
tara ribuan wanginya kembang
mekar dalam keriuhan tebaran syair

merdu kusenandungkan aneka puisi cinta
merajut warna renjana seindah pelangi
hingga aku terpesona serasa dalam mimpi

gemulai tarian asmara membuai asa
membawa aku dalam khayalan hasrat
bak kumbang bebas hinggap dan terbang

mawar pasti cantik meski di antara duri
molek ayu namun teramat sulit kuraih
beribu kali aku tertusuk onaknya pedih

akhirnya aku hanya bisa pasrah berserah
kukagumi saja aroma dan pesonanya
entah kapan kumampu kecup madunya


***
Solo, Sabtu, 3 November 2018. 9:31 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: drawing&art 

Tandas Kuota














maaf sehari ini aku off internet dulu ya
hati terkaget mendengar pesan wa-nya
menyusul satu pesan singkat padat dia
tandas kuota bertepatan tanggal tua

terasa hampa jika tak bertegur sapa
bukan hanya karena rindu asmara
juga bukan kata-kata manis manja
namun oleh ungkapan menggoda

ini kisah sebuah hubungan jarak jauh
senantiasa menjaga nuansa tak jenuh
ketika tidak setiap waktu saling sentuh
keinginan tertahan bersimbah peluh

vc hanya sekadar menghadirkan fantasi
bentang jarak menghambat hasrat diri
menghitung hari suatu saat bersua lagi
berpagut mesra tuk menyatukan naluri


***
Solo, Sabtu, 3 November 2018. 7:16 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: archway 

Sabtu, 11 Mei 2019

Kebebasan Ekspresi dan Logika dalam Puisi

Puisi merupakan bentuk karya sastra yang menganut kebebasan ekspresi. Ungkapan cinta bisa disampaikan dengan kata-kata manis romantis, kata-kata lucu jenaka, apa adanya terkesan vulgar, atau sedikit satir menyindir.

pada paras kutangkap mendung
gumpalan gulana tak jua purna
meski telah selaksa kidung
coba silih kerisauan dinda
..... (romantis)

andai engkau disini
pasti aku sudah minta dikeroki
atau pijitan manja jari lentikmu
menyentuh nyaman tubuhku
..... (jenaka)

mencumbumu ...
bibirmu merekah indah penuh
kucumbu hangat tuk saling memagut
biarkan menarik keluar hasrat tubuh
dan cinta kita kian bertaut
..... (vulgar)

kudekap bayangan hampa
serta kukecup manis empedu
beribu kali kuucap tahan diri
tetapi kata terkulai tanpa makna
..... (menyindir)

Mengekspresikan kritik sosial atau politik bisa disampaikan dengan kata-kata lugas pedas, kalimat nyinyir menyindir atau kocak menertawakan.

topengmu topengnya topeng mereka sama saja
aku tak membutuhkannya
kepalsuan yang menjijikkan memuakkan
aku tahu yang kau butuhkan dari kami
dukungan keserakahanmu
..... (lugas pedas)

di pangkuan si mbok aku tengadah
kunikmati nasi daur ulang dengan syukur
di atas sana berlalu lalang kehidupan mewah
sementara kehidupan kami semakin hancur
.... (nyinyir menyindir)

si Anu busuk sebusuk kata kutuk
si Anu culas seculas kalimat penuh bias
si Anu sombong sesombong perilaku gembong
si Anu pelit sepelit para penguasa bak tukang kredit
si Anu pemarah sepemarah para pejabat tukang jarah
si Anu kejam sekejam politisi asal menggenggam
si Anu sadis sesadis wakil rakyat kolektor gadis
si Anu lebai selebai wanita yang sok aduhai
si Anu jorok sejorok pengacara bobrok
si Anu penuding berbau pesing
si Anu berduri bak Sengkuni
si Anu koruptor ulung
si Anu si Aku si Apa
..... (kocak menertawakan)

Sedangkan ungkapan kecintaan terhadap alam memang selalu diekspresikan dengan kata-kata indah, lugas dan sarat pujian.

pada keindahan puncak giri kita sambut surya dini
memerah saga hangatkan insan di kerinduan hati
menggamit sisi jiwa merambahi sukma damai asa
jemari memaknai lembut kabut indah sempurna
..... (lugas pujian)

Tentu masih banyak contoh-contoh kebebasan ekspresi dalam berbagai bentuk puisi. Terlalu banyak untuk disebutkan di ulasan ini.

Namun ada satu hal yang harus kita perhatikan dalam penulisan puisi, yakni logika. Meski puisi menganut kebebasan tetapi tidak boleh mengabaikan logika. Seni dalam berbagai bentuknya merupakan bentuk peradaban, maka tidak boleh membodohi.

dalam kegelapan malam kelam
kulihat sosok berambut panjang seram
seorang wanita yang tak kasat mata
menerkam ke arahku membabi buta


Di mana logikanya? Tidak kasat mata tetapi bisa dilihat. Pasti penggalan puisi ini bentuk khayalan untuk menyangatkan suasana seram, tetapi terkesan menabrak logika. Coba kita bandingkan dengan penggalan puisi berikut:

Begitu hebatnya daun yang tak pernah mengusir embun
Meski embun hanya singgah sementara saja
Daun selalu mengajak embun menari bersamanya
Menikmati sinar mentari yang akan memisahkan keduanya


Penggalan puisi berjudul 'Daun dan Embun' karya Kaiza ini terkesan indah, sarat makna dan menjaga logika. Membawa penikmatnya pada suasana pagi serta indahnya memaknai perbedaan dan peran isi alam serta keunikannya.

Demikianlah ulasan kecil tentang kebebasan ekspresi dan logika dalam penulisan puisi. Bukan bermaksud menggurui tetapi sekadar berbagi pemahaman. Semoga bermanfaat.

***

Solo, Jumat, 2 November 2018
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustr: jendelasastra

Tak Pantas Aku Cemburu

Siang itu seperti biasanya aku nikmati makan siang di sebuah warung makan pokwe di dekat kampus. Aku nikmati menu nasi dengan sayur lodeh kesukaanku. Tak ketinggalan dua potong tempe goreng menemani lahapku.

Saat kenikmatan makan menyita perhatianku, kudengar langkah dan kulihat sepasang kaki indah mendekat ke arah aku.

"Selamat siang," suara lembut menyapa dan aku pun tengadah.

"Selamat siang," jawabku sambil masih mengunyah. Wajah tirus tak lagi muda namun ayu membuat aku terpesona. Sejenak kenikmatan sayur lodeh terlupa.

"Apa kabar pak? Pak Moekidi kan? Masih ingat saya? Mantan siswi bapak, saat saya di SMA." seraya tangannya meraih untuk menjabat tanganku. Aku pun berdiri dan menggenggam uluran tangannya. Terasa lembut namun hangat.

"Aaahh ya, saya ingat. Monica ya? Monica Ayuningdyah salah satu siswiku di jurusan IPS." bayanganku terbang ke masa awal aku mengajar di SMA tiga puluh tahun yang lalu. Ingin aku menepuk pundaknya tapi ada rasa sungkan dan canggung.

"Waaahh bapak masih ingat dan bahkan nama lengkap saya," matanya berbinar dan senyumnya sumringah.

Tentu saja aku ingat banget dengan dia, gadis remaja kala itu yang begitu memikat perasaanku. Ayu, lugu dan pemalu. Jatuh cinta pertamaku, meski aku tidak tahu apakah dia juga menaruh perhatian kepadaku waktu itu.

"Kita belum pernah ketemu lagi ya pak sejak saya lulus SMA. Oh ya pak, perkenalkan suami saya dan anak saya yang kedua," tangannya melambai memanggil seorang pria sebaya aku dan seorang anak laki-laki dengan memakai seragam SMP yang tengah berdiri di depan kasir warung makan.

Mereka mendekat dan kami pun bersalaman saling mengenalkan diri. Ada rasa gundah dalam hatiku.

"Oke pak kami mohon diri mendahului, kami hanya membeli lauk pauk untuk makan siang di rumah. Silahkan bapak melanjutkan santap siangnya. Maaf kami mengganggu,"  kami  pun saling bersalaman  lagi sebagai ungkapan salam berpisah.

Kupandangi mereka keluar warung  dan memasuki mobil mereka serta kemudian berlalu. Makan siangku tidak aku lanjutkan. Ada rasa galau mengharu biru, bahagia sesaat berlanjut dengan gelisah resah. Apa yang terjadi pada diriku?

(Cerpen ini diikutsertakan dalam Event Fiksi Cemburu)

***

Solo, Jumat, 2 November 2018
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustr: FindPoly