Welcome...Selamat Datang...

Padi organik petani hasil pendampingan kami

Padi Rojolele organik

Lokomotif tua di kota kecil Cepu, Blora

Lokomotif tua yang sekarang kadang-kadang digunakan untuk kereta wisata di lingkunagn perhutani Cepu-Blora.

SATE BUNTEL KHAS SOLO

Lezat dan bikin kita ketagihan.

Jajanan khas Jawa

Jajanan khas Jawa ini sekarang sering disajikan dalam acara formal maupun informal. Lengkap, rasanya bervariasi dan sehat.

Para peserta LDK di Tawangmangu

Latihan Dasar Kepemimpinan diikuti oleh sekitar 30 mahasiswa Surakarta di Tawangmangu pada tahun 2011.

Di Tanah Lot Bali

Refreshing di Bali pada tahun 2010, bersama teman-teman dosen.

Kamis, 30 Juli 2020

Ketika Kita Berbagi













ketika kita berbagi dengan orang lain
sesuatu yang berharga bagi kita
kita mungkin menemukan nanti
bagi mereka, mereka merasa diberkati

sebagian besar dari kita 
memiliki banyak hal untuk dibagikan
dan mungkin sebagian dari kita tidak
jika seseorang bisa mendapat manfaat
mengapa tidak mencobanya

berbagi adalah hal yang luar biasa
terutama untuk yang memperolehnya
ada banyak orang baik di luar sana
dan itu sungguh bukan mitos

jadi suatu saat kita melihat seseorang
yang dapat memperoleh manfaat 
dari sesuatu yang bisa kita bagikan
jangan menahan diri dan berpaling
bersikap baiklah dan jawab doanya

***
Solo, Selasa, 7 Mei 2019. 7:23 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Saatchi Art

Waiting for My Dream

















seconds of time passed felt more empty
since you were confined busy
but this longing is always there
even though you no longer often say hello

this longing has never changed
only you can erase it
in the confusion of despair
your meaning feels more beautiful fragrance

oh sweet hope lover heart
do you still miss me
like a beetle needs juice
my romance hopes to present true love

the season has changed over time
I am willing to wait for my long time
realize every choice must sacrifice
not always easy to achieve beautiful dreams

love really doesn't have to have
is it wrong if I want to make a dream come true
wading through the beauty of the rainbow hue of love
holding hands enjoying our togetherness

***
Solo, Mon, 6th May 2019. 10:03 pm
'with love and peace'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Patty Levis


Perjalanan untuk Pemurnian



















aku memiliki tekad yang amat kuat
untuk diriku sendiri aku butuh pemurnian
ya Allah, aku sungguh berdosa
Allah, Engkau selalu penuh belas kasih
di bulan suci-Mu, aku tengah berpuasa
aku berusaha sabar, hidup untuk berbuah
aku memuja-Mu, aku tak bisa membuang waktu
aku ingin tahu semua orang adalah malaikat
menyembah-Mu dalam segala hal
kami tidak makan atau minum, menahan hawa nafsu
untuk menciptakan kami, kami berterima kasih
untuk puasa, kami belajar selalu setia
kami sering bersalah, kami sakit
Allah, bersihkan jiwa dan tubuh kami

***
Solo, Senin, 6 Mei 2019. 8:23 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Suzi Nassif

Berbuka dengan Terancam Paha


Hari pertama puasa kali ini Mukidi harus sampai rumah pulang dari kerja usai maghrib. Sebagai seorang dosen swasta, kebetulan pada hari ini dia dapat tugas mengawas ujian tengah semester di kampus tempat dia bekerja. Ujian berlangsung dari pukul 16.30 sampai dengan 18.00.

Sesampainya di rumah dia sudah disambut dengan sumringah oleh Ponirah sang isteri tercinta.

"Ayo, yah kita berbuka puasa bersama. Aku dan anak-anak sengaja menunggu ayah pulang agar kita bisa berbuka puasa bersama. Ibu sudah memasak sayur asem, sambel terasi dan ikan asin layur goreng tepung kegemaran ayah." ajak Ponirah sambil menarik lengan suaminya dengan mesra.

"Aduuuuh...maaf bun, ayah tadi sudah berbuka dengan trancam paha," jawab Mukidi dengan wajah tampak merasa bersalah.

"Apaaa... terancam pahanya siapa? Dasar ayah sudah tua masih suka mengumbar mata jelalatan melototin paha." Ponirah berteriak marah seraya mengibaskan lengan suaminya.

"Sabar, bunda. Maksudnya tadi ayah berbuka puasa bareng temen-teman dosen di kampus dengan menu sayuran dimasak terancam dengan lauk paha ayam. Paham kan maksud ayah?" dengan sabar Mukidi menjelaskan maksud ucapannya tadi kepada isterinya.

"Aaaahh...ayah membuat bunda salah paham dan cemburu saja. Ya sudah, sana ayah mandi dulu dan kemudian kita berangkat ikut Tarawih."

"Syiaaapp... plecident." dengan gaya memberi hormat dan tersenyum lebar Mukidi meledek isterinya. Tentu saja dia dapat hadiah cubitan sayang di lengannya.

Catatan:
Trancam adalah masakan khas Solo yang terbuat dari sayuran mentah daun kenikir, kol,wortel dan kacang panjang dirajang kecil-kecil serta irisan mentimun kemudian dicampur dengan sambal kelapa. Kadang disertai dengan daun kemangi.

***
Solo, Senin, 6 Mei 2019. 7:08 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antolologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: webstagram

Embrace Nature


















at the peak beauty, we welcome the early sun
redden saga warm the human in the longing of the heart
taking the side of the soul into the peaceful soul of hope
the fingers delicately define the beautiful mist perfectly

beads of sparkling dew on pinched pine fingers
present the sweet passion of the morning blows
holding each other we hold ourselves cold
amazed at the grace of the glowing green

the clear sparkling lulled the heart into a longing
a herd of mating animals are jokingly sweet
wash yourself with sustainable natural freshness
dumbfounded in awe of eternal coolness

blossoming leaves envelop the peaceful valley
colorful flowers decorate festive nature
fragrance of pistil scent happy heart niche
increasingly amazed at the majesty of his touch always

revealed our desire to maintain pure creation
always caressing it full of conscience
do not want to tarnish with lust of greed
more and more embraced him with sincerity

***
Solo, Mon, 6th May 2019. 6:28 am
'with love and peace'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Adam Santana



Your Poem's for Me














how should I spell this taste?
when your shadow is agile dancing in the lattice of the heart
whispering beautifully our love story
like a pair of doves who are always loyal

how should I read your message?
when your presence divides unexpected times
hope sincerely feeling just for me
like lovebirds promised to patronize the vibrations of romance

do you know my heart is so wide in waiting for you?
as wide as the sky should be a luminous star
I cut your heart to spill turmoil miss
embrace our two souls in beautiful sincere love

my virtual lover lighters my passion
my body soul adheres to your inner shade of aura
capture the swish of our pulse in one surge
enjoy His grace for the rest of the age

***
Solo, Sun, 5th May 2019. 9:10 pm
'with love and peace'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: drawingpen99.com

Aku Jatuh Cinta



















di tanganmu, dunia karunia
aku tahu bahwa aku telah 
menemukan tempatku
senyummu yang indah serta suaramu
jelas sekali aku tidak punya pilihan

tangan lembutmu meraih tanganku
sesuatu yang aku pikir 
tidak akan pernah kutemukan
ketika aku menatap matamu
sebuah hati terlindungi
kehilangan penyamarannya

sensasi aneh menghampiriku
langkahku ringan, hatiku bebas
satu-satunya hal yang bisa benar
apakah aku telah jatuh cinta padamu

***
Solo, Minggu, 5 Mei 2019. 8:26 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Zarum

You're in My Hopes



















in the shade of your eyes
I found the clear miss you
penetrate the deepest niche I hope

in your soft smile
I felt the swishing of my sad desires
rubbing spoiled my troubles

in the sincerity of your words
I understand the sanctity of your love
tenderly caressing all my desires

on the touch of your fingers
I respond to the real flow of intention combined
united in the embrace of the heart's desire

on your body's warm arms
I believe we will always be one
wading eternal romance you and me

***
Solo, Sat, 4th May 2019. 6:43 pm
'with love and peace'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Asiza Demetrian

Bulan Ramadan














apakah kita saksi untuk saat yang tepat
pada bulan yang termasyhur dan membanggakan
ketika semua orang keberatan kesenjangan
tetapi bulan ramadan maju selangkah

tidak ada yang bisa mengatur waktu 
pada awalnya seolah-olah keluar
dari lubang hitam atau sumur air belum dipetakan:
menyusuri jalan, siapa yang tahu

sekarang satu atau dua hari berlalu, telah berlalu
bulan ada di jalur cepat yang menjulang tinggi
dan mengisi bola dengan cahaya lembut yang tenang

teman-teman mengejar, kunang-kunang ramah tamah
banyak dari ini tetap terjaga di malam hari
sebelum mereka terbang, menghilang jauh
ke bagian epik malam.
pertemuan bulan hitam
hanya untuk melihat sekilas pola apa pun
bintang pagi atau pin bar pembentuk
sepotong cahaya pada grafik menyala dengan hati-hati
perona pipi pertama di bulan fitri
namun, jika hanya satu yang dapat mengatur 
waktunya, kapan akan menyala

jauh di bawah bulan hitam, semua mata gelap
namun, bagaimana orang bisa menghela nafas
bulan hitam yang tidak dapat diprediksi, harus ditampilkan
hanya mengintip, menghujani bumi dengan sukacita ramadan

akankah itu muncul dalam waktu singkat, jauh dari pandangan
galaksi menerangi sudut teduh malam.
satu jam di eden membunyikan alarm
sekumpulan peri terselubung mendorong langit
setiap bintang melempar topinya
hanya untuk memberi tahu terlebih dahulu
saat bulan sabit akan muncul
dan dengan tumpahan sinar bulan pertama

berjalan menyusuri bulan hitam
tanpa cahaya atau air menjadi biru
seolah berjalan mati, ditutup matanya
tidak ada pola yang tidak ditentukan oleh desain
tetapi tepat sampai ke puncak lonjakan

masih ada ruang kosong tanpa tanda
cahaya di jalan ini tidak melukis
dan kali ini, waktu tidak akan memberi tahu
apakah ada orang yang bisa menebak siapa pun

semoga sukses untuknya, yang liar
atur waktu bulan hitam, pandangan pertama
tepatnya saat bulan fitri akan muncul
mencerahkan kita, lebih dari sekadar ingin tahu
beri tahu kita juga
jangan hanya mentweet ke bintang-bintang

***
Solo, Sabtu, 4 Mei 2019. 9:30 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: dosomethingnew.com

Hari yang Menyenangkan












ini hari yang menyenangkan, sayang
inilah matahari lagi
mengintip dengan cara yang menyenangkan
melalui panel jendela
bangkit dan biarkan dia masuk, sayang
pujilah keindahannya
sekarang semua kesenangan akan dimulai
ini hari yang menyenangkan

menuruni jalan belukar, sayang
melalui telaga berembun
(saat pagi mandi
dia membuat percikan)
menaiki jalan kayu basah, sayang
di bawah tetesan hijau
lari untuk bertemu hari lain
paling terang yang pernah dilihat

jamur di ladang, sayang
menunjukkan sinar perak mereka
sungguh hasil panen yang mungil
tegas seperti krim berkerut
sejuk seperti bola salju, sayang
manis, segar, dan bulat
sebelum embun awal bisa pergi
kita harus membersihkan tanah

banyak yang harus dilakukan, sayang
banyak yang bisa dilihat
bagaimana kita bisa melewati
masuk dan keluar dan berputar
ini hari yang menyenangkan

***
Solo, Sabtu, 4 Mei 2019. 7:55 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Sizonenko Yuri

Seandainya Aku


















seandainya aku sungai kecil
mencari lautan
engkau akan menjadi arusku saat ini
membuat aku terus bergerak

seandainya aku benih
terkubur di salju
engkau akan menjadi sinar matahariku
membantu aku untuk tumbuh

seandainya aku satu percikan
di tengah malam
engkau akan menjadi nyala apiku
membuat aku berkobar

seandainya aku sebuah kapal
di pagi yang berangin
engkau akan menjadi mercusuarku
menyoroti aku peringatan

tetapi aku bukan sungai kecil
percikan, kapal, atau benih
aku seorang manusia
dan engkaulah yang aku butuhkan

aku tidak butuh arus
mercusuar, nyala api, atau matahari
semua yang aku butuhkan adalah cinta
dan bagiku, engkaulah orangnya

***
Solo, Jumat, 3 Mei 2019. 9:39 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: Deborah Nell

Terstruktur, Sistematis dan Masif
















Tanggal rilis total real count kpu belum tiba
Entah mengapa tidak ditunggu dengan bijak
Ribut curang pelaksanaan pemilu diteriakkan
Segala cara ditempuh untuk tidak siap kalah
Tanpa pedulikan kedaulatan rakyat nan nyata
Resah masyarakat sengaja kuat tuk dipancing
Untuk menggagalkan peran demokrasi warga
Kebencian ditebar seakan kubunya dicurangi
Tiada kesempatan terlewati tanpa hujatan
Ujaran fitnah menyebar di berbagai media
Rujukan terstruktur kecurangan tiada bukti

Sistematis pemaksaan kehendak dilakukan
Ibarat sudah basah sekalian mandi lumpur
Suasana tanpa rasa malu justru dipamerkan
Topeng keagamaan sarana untuk dikenakan
Entah setan mana yang memberangus iman
Mata gelap berlangsung demi keserakahan
Analisis kebenaran tak perlu untuk pedoman
Tatkala amunisi telah banyak berhamburan
Itu mesti kembali berlipat lewat tahta kuasa
Sungguh ulah busuk politisi tanpa urat malu

Makna sejati demokrasi wajib masif kita jaga
Asal berteriak menghasut tak bisa dibenarkan
Selayaknya jika pengacau konstitusi kita lawan
Ingatkan rakyat jangan terpengaruh kebusukan
Filosofi bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan

***
Solo, Jumat, 3 Mei 2019. 3:45 pm
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: SindoNews

Sabtu, 25 Juli 2020

Sepotong Surga















ambilkan aku papan paletku
ambilkan aku kuasku
terlihat terbuka lebar, jangan tanya aku
apakah penuh atau setengah gelas
lautan mengoceh tinggi
awan berenang di mana saja
jangkau ke langit

cepat, sebelum hujan rintik-rintik
tumpah dari mangkuk pelangi
aduk embun pada kuntum mawar
pada pandangan pertama
musim semi mekar cepat

jadi bagaimana jika langit tidak mau
pinjamkan tambalan biru
tangkap sedekat itu
menyelinap melalui jari
sepasang kupu-kupu
apakah penting 
jika engkau mengatakan ya atau tidak?
sepotong surga ada di bumi

***
Solo, Jumat, 3 Mei 2019. 2:25 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: IndiaMart

Guru yang Terhormat















bagi sebagian orang, anda mungkin lilin
tetapi bagi saya, anda adalah cahaya
itu menunjukkan kepada saya bagaimana menangani
bahkan yang menakutkan tanpa rasa takut

bagi sebagian orang, mata anda mungkin hangat
tetapi bagi saya, itu cerah
menunjukkan kepada saya arah yang tepat
memimpin saya ke ketinggian yang lebih besar

untuk beberapa orang, anda mungkin musim semi
tetapi bagi saya, anda adalah bunganya
itu merawat saya sayap kecil
terbang lebih tinggi dari menara

untuk beberapa orang, anda mungkin seorang guru
tetapi bagi saya, anda adalah malaikat
yang pasti tidak akan pernah saya lupakan
sampai kapan pun 

***
Solo, Jumat, 3 Mei 2019. 8:15 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: animasi sunda

Saat Matahari Terbit















bintang-bintang telah memudar
dalam dingin ungu
lihatlah matahari bersinar
di bukit timur

pohon demi pohon hutan
mengambil semburat keemasan
seperti poros kemuliaan
menembus pinggiran puncak

batu demi batu tepian
ambil kemilau kemerahan
seperti gelombang kemegahan
membanjiri jurang yang gelap

seperti malaikat yang bersinar
di pintu pondok kecilku
bersyukurlah dengan harapan 
serta keheningan
hari itu datang sekali lagi

lalu seolah-olah dalam kesedihan
bahwa engkau tidak di sini
semua keindahan ajaibnya
abu-abu dan menghilang

***
Solo, Jumat, 3 Mei 2019. 6:30 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Graham Gercken

Suatu Malam



















kemarahan membasahi ruangan dengan tiba-tiba
aku sedang memikirkan engkau
membersihkan tas hitamku
aku menemukan dek tarotku, menunggu
di makam timah hijau
aku mengocok dan menangani
wajah salah satu lukisan
aku sudah mengerjakan
wajah merah mencakar

tutup cokelat malam
engselnya tertutup rapat
dan lampu mengarah kendur
dengan fitting kuning
aku menggambar menara
sepuluh pedang
sang pertapa
bentuk lampau, sekarang, masa depan
semua rusak

tetapi siapa yang terkejut?
aku menggagalkan semuanya sendiri
hanya kucing
pisau palet
dan gitar yang kesepian
membawa hidup ke hari
dibuat tipis dengan suram
terapi solipsisme
kesendirian yang tak tertahankan
dan keyakinan
bahwa aku tidak cocok
untuk semua itu

tentu saja, terkadang
depresi membusuk
kembali ke tanah liat yang sakit-sakitan
di mana ia pertama kali mekar
itu digantikan oleh ejekan
mania rendah yang melolong
setengah berharap 
bahwa masing-masing berdenyut
seperti mangkuk bernyanyi
dikombinasikan dengan yang profan
dengung ac

di saat-saat itu
hal-hal dilakukan.
tagihan dibayar
aku menjangkau orang lain
melanggar menguap acuh tak acuh
aku merasa di antara kita masing-masing
aku membelanjakan uang, mengikis bangku
ke bar, pinjam
seorang kenalan selama satu jam
atau minum minuman keras saja
sampai gigiku bernyanyi dan tenggelam

***
Solo, Kamis, 2 Mei 2019. 11:29 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Edvard Munch

Jumat, 24 Juli 2020

Hati-Hati Terhadap Politik Mandi Lumpur



Kepalang basah dan sekalian mandi lumpur itulah tampaknya fenomena yang terjadi di kubu O2. Real count KPU saat tulisan ini disajikan sudah mencapai 62 % dengan persentase 55, 91% - 44,09% untuk kemenangan sementara kubu 01 atau Jokowi-Ma'ruf Amin. Meski pengumuman penghitungan total resmi KPU baru akan disampaikan pada tanggal 22 Mei 2019 tetapi kubu 02 terus mengumbar klaim kemenangan di pihaknya.

Di berbagai media kubu 02 terus menebar klaim kemenangan sembari menuduh pemilu kali ini curang secara sistematis, terstruktur dan masif. Yang terbaru mereka membuat pernyataan melalui ijtima ulama.

Mereka menyatakan hal itu dalam Ijtima Ulama 3 di Sentul, Bogor (Rabu (01/05), acara yang disebut pengamat sebagai upaya mendelegitimasi KPU dan hasil pemilu. Dalam kesimpulan acara, Yusuf Martak, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama mengatakan, "telah terjadi berbagai kecurangan dan kejahatan yang bersifat terstruktur, sistematis, masif dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2019." Prabowo yang juga hadir dalam acara mengatakan bahwa kesimpulan pertemuan "cukup komprehensif dan tegas."

Bahkan sebelumnya AR  dan HRS juga mengancam akan menggerakkan masa, yang mereka sebut dengan people power, apabila hasil pemilu  dilanjutkan dan kemenangan bukan pada Prabowo-Sandi. Dalam hal ini juga tampak kejanggalannya, karena seperti kita ketahui bahwa yang disebut people power adalah gerakan rakyat dari bawah untuk menggulingkan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat; sementara people power yang disebut AR dan HRS justru digerakkan oleh politisi busuk. Mereka mencoba menghasut dan menakut-nakuti rakyat.

Situasi inilah yang bisa kita sebut dengan politik kepalang basah. Kubu 02 selama ini tentu saja telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Prabowo dan sekutunya sejak menjadi kubu oposisi hingga sekarang selalu membuat pernyataan-pernyataan yang kontroversial, tanpa data dan cenderung fitnah. Sejak awal mereka sudah menyiapkan diri untuk pantang malu, pantang niat baik dan beringas demi mencapai ambisi kuasa mereka. Maka ibarat sudah terlanjur basah maka tampaknya mereka cenderung sekalian ingin mandi lumpur.

Klaim kemenangan tanpa dasar dan bukti mereka paksakan untuk mencoba melawan lembaga resmi KPU. Bahkan di dalam berbagai kesempatan mereka mengatakan bahwa kalau yang menang Prabowo-Sandi mereka tidak akan mempersoalkan kecurangan yang mereka tuduhkan tetapi kalau yang menang Jokowi-Ma'ruf Amin mereka akan menganggap pemilu ini bukan hanya curang tetapi tidak sah.

Masyarakat harus waspada dan tidak terpengaruh dengan niat inkonstitusional kubu 02. Kecurangan yang sistematis dalam arti sudah dipersiapkan sebelumnya jauh-jauh hari jelas tidak terbukti. Terstruktur dalam arti ada perintah dari atas sampai bawah untuk hanya memilih 01 juga hanya tuduhan mengada-ada. Masif dalam arti terjadi kecurangan dalam jumlah atau persentase besar juga tidak benar karena yang terjadi bukan kecurangan tetapi kesalahan teknis yang jumlahnya hanya sekitar 144 kasus.

Yang lebih menarik adalah hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemilu 2019 yang mencapai kisaran 90%. Termasuk kepercayaan mereka terhadap hasil pemilu, siapa pun pemenangnya. Dari hasil survei ini juga bisa kita tarik kesimpulan bahwa sebagian besar umat islam negeri ini jelas tidak gampang terhasut oleh berbagai pernyataan atau hasutan yang mengatasnamakan agama. Jadi dalam hal ini apa yang ditebar oleh kubu 02 tentang kecurangan benar-benar mengada-ada.

Masyarakat wajib mendukung pernyataan KPU yang tidak akan tunduk kepada 02 atau 01 atau kepada pihak mana pun dan hanya akan tunduk kepada hukum dan undang-undang. Kita sebaiknya bijak menunggu hasil hitung resmi KPU dan selalu hati-hati terhadap politik mandi lumpur. Merdeka!

***
Solo, Kamis, 2 Mei 2019. 8:10 pm
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: suara.com

Mimpi Hasrat



















lambat dicelupkan ke madu
semua api memakan
sepasang pinggul berputar
ruang untuk tidak bernafas
aku marah pada mimpiku
ketika aku tahu itu pembohong
bagaimana mungkin cinta belum
dengan hasrat yang membara ini

bibir bergetar ketika engkau dekat
seolah-olah tubuhku sudah siap
untuk setiap gerakan yang tiba-tiba
tetapi engkau tidak pernah di sini
dan hanya dalam kata-kataku
apakah kita melakukan perbaikan

dan engkau tidak memuaskan dahagaku
tetapi kurasa aku tidak pernah bertanya
dan saya kira itu akan salah
aku jarang melihatmu lewat

tetapi sayang
bisakah aku merasakannya di kulitku
seperti pisau yang aku pegang
untuk ledakan merah padam
kita pastilah kekasih 
yang membara asmara
di masa lalu yang sangat jauh

***
Solo, Kamis, 2 Mei 2019. 6:22 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: IndiaMart

Sabtu, 18 Juli 2020

Musik di Luar Angkasa



















menari ombak di laut
yang keren akan muncul
jauh dari dalam
dengan seruling di bibir

mendengarkan alunan saat bermain
awan paduan suara meledak
mengapung di tepi sungai biru
di langit mereka bernyanyi

perlahan dengan cahaya ajaib
matahari menarik
dari lembah rahasia
seolah-olah penumpang di langit
tahu itu, tahu penggesek biola
bangkit dari bawah laut

tidak ada berhenti di cakram matahari
memutar-mutar musik batin
setiap bola, setiap planet adalah seekor lebah

bulan yang menyusut dan bertambah lilin
dalam siluet dan setengah cahaya
ayunan di atas laut

semuanya dimulai dari tanah
itu dari tepi laut kita
dia kekasih di tengah-tengah
melayang lampu utama lebah
semua bintang menggelembung di galaksi
mereka tahu kisah kuno ini

sejak itu bohlam paling terang
matahari di cincin tata surya
memimpin kelompok itu dengan penuh perhatian
menari kupu-kupu dalam perjalanan pulang
mengikuti melodi yang menghantui abadi
dari perintah kala penciptaan, terjadilah

***
Solo, Kamis, 2 Mei 2019. 15:22 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Robert Lyn Nelson

Jumat, 17 Juli 2020

Damai Melalui Pendidikan



















pendidikan, alat kekuatan nyata perdamaian
pendidikan, di mana masa depan perdamaian berada
mendidik orang-orang di tempat yang kurang
melalui nilai-nilai menyerap kesuksesan manusia

pendidikan, aspek motivasi yang nyata
di mana kualitas pikiran akan secara positif
menyalurkan energi pikiran manusia secara benar
benar-benar wujud langkah korektif
langkah-langkah yang dibangun 
dalam pendidikan tidak diragukan lagi.

kehidupan yang berbudi luhur melalui nilai-nilai pendidikan
kehidupan yang bajik melalui pikiran yang berharga
di mana manusia harus menyelesaikan perjalanan
melalui mencapai dan mendapatkan kedamaian selamanya

***
Solo, Kamis, 2 Mei 2019, 11:08 am
'selamat hari pendidikan nasional'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: UN on pinterest

Pendidikan, Kepemimpinan dan Keteladanan



Kita semua pasti memahami bahwa pendidikan seutuhnya bukan sekadar transfer of knowledge melainkan proses memanusiakan manusia. Proses yang menyeluruh sehingga manusia semakin mampu berperan sesuai kodratnya.

Manusia sesungguhnya memang bukan sekadar sebagai makhluk individu melainkan juga sebagai makhluk sosial. Keniscayaan ini membutuhkan saling berinteraksi antar individu manusia untuk saling melengkapi kehidupannya.

Pendikan merupakan sarana utama untuk menata peradaban masyarakat yang semakin kompleks ini. Tidak terbayangkan apa jadinya kehidupan kita apabila tanpa peran pendidikan. Sikap individualis dan egois mungkin akan sangat menguasai. Dalam hal ini pendidikan juga bisa menjadi penata rambu-rambu sikap kemanusiaan selain sebagai pemecah masalah.

Proses pendidikan yang lengkap sesungguhnya membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan dalam pengertian memimpin diri sendiri dan memimpin sesama dalam pencapaian kesejahteraan serta kemajuan. Saling asah, asih dan asuh. Saling mendidik dan saling memotivasi.

Pendidikan juga tak akan mungkin berlangsung tanpa terlibatnya keteladanan. Keteladanan dalam keberpihakan kepada yang lemah. Keteladanan dalam kesederhanaan, kerendahan hati dan ketulusan.

Pendidikan niscaya tidak akan berhasil apabila berlangsung dalam situasi emosi, pemaksaan kehendak dan keberingasan. Dan tentu saja pendidikan tidak akan terjadi dengan kebohongan, fitnah serta caci maki. Pendidikan membutuhkan situasi kepemimpinan yang saling memahami, menghormati dan tentu saja memanusiakan.

Selamat hari pendidikan nasional, ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan yang baik), ing madya mangun karsa (di tengah membangkitkan semangat), tut wuri handayani  (dari belakang memberi dorongan). Merdeka!

***

Solo, Kamis, 2 Mei 2019. 9:40 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: MerahPutih




Ikan yang Menolak Melompat















di sekolah aku diberitahu bahwa aku masih kecil
aku digambarkan sebagai ikan emas yang tinggal di sebuah bejana kecil
seperti ikan kecil yang takut melompat ke yang lebih besar 
mereka gagal memperhatikan, ikan tak bisa bernafas saat melompat

di sekolah aku diberitahu bahwa aku malas
aku ditampilkan seolah-olah aku mengambil jalan yang lebih mudah
mereka gagal untuk memperhatikan bahwa aku adalah siswa yang lurus
hanya aku yang tidak bisa bahagia di bejana yang lebih besar

beberapa tahun telah berlalu dan aku tidak malas, juga tidak kecil
ikan telah tumbuh, dan itu memang emas
tetapi itu tidak melompat, berenang dan terbang
mereka gagal memperhatikan, kita tidak terbuat dari cetakan

***
Solo, Kamis, 2 Mei 2019. 8:11 am
'selamat hari pendidikan nasional'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Ruzan Khalatyan

Let Me Love You



















the sincerity in your sap feels soft
straightforward and simple words you say knitted
I try to approach your friend jokingly
so that I can touch your heart with love

orange on your cheeks
I stared at your smile blushing
I grabbed your tiny fingers
and I touch the tip of your chin pretty

the twilight horizon has turned dim
but happy with the sad erase romance
warm charm flows lulled passion
heart-throbs in desperation

the night gate welcomes us
the stars sprinkle with the moon blushing
increasingly happy to unite two hearts longing
hope to meet you to stick to one mind

let me love you

***
Solo, Wed, 1st May 2019. 7:42 pm
'with love and peace'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Lena Levin

Kamis, 16 Juli 2020

Di Bawah Langit Senja



















duduk di bawah langit senja
berbaring aku bertanya-tanya mengapa
engkau jauh lebih menghargai aku
dari yang lain yang pernah engkau temui sebelumnya
mengapa engkau merasa sangat aman denganku
dan tidak ada yang lain yang engkau lihat

duduk di bawah langit senja
aku menemukan kenyamanan dan menghela nafas
mengetahui semuanya baik-baik saja 
memiliki kedamaian dalam semua yang kulakukan
menyaksikan masalahku hilang
tidak ingin kembali lagi kapan saja

duduk di bawah langit senja
ketika engkau sedih aku ingin menangis
merasa engkau sedih, terluka dan sakit
setelah selesai semua untuk keuntungan
melarikan diri dari masa lalu
apa yang dilakukan sudah selesai 
dan tidak boleh bertahan lama

duduk di bawah langit senja
yang harus dilakukan hanyalah menyangkal
kenyamanan ditemukan saat kita sendirian
perasaan di sekitar kita tidak pernah ditampilkan
kalau saja hidup untuk apa yang kita rasakan
segera cinta ini akan kita segel

duduk di bawah langit senja
kerinduanmu terus menerus
tidak dapat membuatmu keluar dari pikiranku
semua alasan berusaha mencari
berpikir begitu keras tidak pernah tahu
mengapa engkau mungkin peduli padaku juga

duduk di bawah langit senja
berharap engkau tidak akan memilih pria lain
untuk menjadi satu, untuk menjalani kehidupan
orang-orang baik itu hidup, tanpa perselisihan
bersamamu adalah tujuanku
apakah engkau cocok untuk jiwaku

duduk di bawah langit senja
untuk bersamamu saat aku mati
akan menjadi yang terbaik dari semua mimpi
melihat sekeliling, engkau melihatku
aku sudah menemukan satu dari semuanya
sekarang selesai, tugas ini tidak kecil

***
Solo, Rabu, 1 Mei 2019. 6:15 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Bruce Nutting

Hari Buruh Internasional



















hari buruh internasional
diadakan pada bulan mei tanggal pertama
di sebagian besar negara, jauh dan dekat
meskipun ada beberapa pengecualian

kami menyambut dan mengadakan hari buruh
untuk membayar upeti kepada pekerja setiap saat
dan nyatakan serta ucapkan terima kasih banyak
pekerja adalah tulang punggung sejati dunia

semua bangunan dan monumen
baru dan lama yang berdiri berbicara
karena keringat dan darah yang mereka tumpahkan
untuk kita gunakan dan tetap di dalamnya

investor dan perencana membuat
rencana dan desain untuk karya
dengan darah pekerja dan keringat saat dicampur
bangkit menara dan semua bangunan

kami menyatakan itu di sini dan karenanya seterusnya
kami akan menghormati mereka dan pekerjaan mereka
dan akan memberi hormat mereka dari kedalaman hati
kami akan mempertahankan hari ini, liburan berbayar

***
Solo, HBI, Rabu, 1 Mei 2019. 9:00 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: FreeDesignFile

The Most Patient President



Judul tulisan dan ulasan berikut ini mungkin akan ditertawakan atau bahkan dicibir oleh orang-orang yang selama ini berseberangan politik atau membenci Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi. Tetapi bagi orang yang mengenal Jokowi, termasuk penulis, pasti akan setuju. Demikian pula bagi siapa pun yang berakal sehat pasti akan sepakat bahwa Joko Widodo adalah presiden yang paling sabar dan rendah hati serta sederhana.

Bagaimana tidak, selama dia mulai berkampanye untuk memenangkan pilgub DKI hingga dia menjadi presiden selama hampir 5 tahun, nyaris tiada hari tanpa fitnah dan penghinaan. Bahkan hingga saat ini sementara dia memenangkan real count KPU pada kisaran 56% dan Prabowo 44%, hinaan khususnya di medsos sungguh luar biasa semakin keji.

Mulai dari yang sejak awal Jokowi dianggap pencitraan, PKI, antek asing-aseng, hingga hujatan-hujatan vulgar yang selalu terpampang di medsos. Bagi penulis dan siapa pun yang berakal sehat pasti setuju bahwa Jokowi terlalu amat sabar, karena apa yang disampaikan oleh para pembencinya hampir  seratus persen mengada-ada dan fitnah keji.

Keberpihakan dan perhatian Jokowi kepada rakyat kecil sesungguhnya memang sebuah keniscayaan bagi seorang pemimpin sejati. Bagi siapa pun yang menilai itu sebuah pencitraan karena mereka tidak pernah mampu bersikap rendah hati seperti Jokowi dalam kapasitas peran mereka masing-masing.

Bagi yang menuduh PKI, antek asing atau aseng dan sebagainya itu sungguh tuduhan keji dan mengada-ada. Tidak memiliki bukti tapi 'asal njeplak' dan 'waton suloyo'. Para pembencinya yang sekaligus mengaku politisi sesungguhnya adalah para politisi busuk yang tidak mampu lagi berperan sebagai politisi yang sejati tetapi ingin mengembalikan negeri ini ke dalam situasi yang kacau balau serta membodohi rakyat.

Terlepas dari sedikit carut marut penyelenggaraannya, pilpres dan pileg 2019 ini terbilang sukses. Partisipasi rakyat sungguh luar biasa. Dan yang paling penting adalah dengan peran mereka dalam pesta demokrasi kemarin mereka akan tidak lama lagi menikmati kepemimpinan Jokowi untuk periode keduanya, 2019-2024.

Kesuksesan pemilu 2019 dan mudah-mudahan kemenangan Jokowi, menunjukkan bahwa sikap sabar dan rendah hati Jokowi sungguh berkenan bagi rakyat negeri ini. Segala caci-maki, fitnah, nyinyir tidak pernah ditanggapi secara emosi oleh Joko Widodo. Dia sabar dan rela hati demi rakyat yang dicintainya. Bayangkan jika semua fitnah dan kekejian itu berlangsung di era orde baru, sudah berapa puluh atau bahkan ratus nyawa melayang atau dijebloskan ke dalam penjara karena menghina presiden?

Tulisan ini memang ungkapan kekaguman atas kesabaran dan kebesaran hati Jokowi kepada rakyat tetapi sekaligus keprihatinan atas moralitas mereka yang tak henti-hentinya menghina kepala negara ini. Jokowi adalah kepala negara yang berdaulat dan hasil pilihan langsung rakyat sesuai konstitusi, haruskah terus menerus dilecehkan? Apa salah dia? Korupsi? Manipulasi? Kolusi? Nepotist? Bukan watak Jokowi untuk melakukan itu semua. Silahkan diuji dan dibuktikan kebenarannya.

Oleh sebab itu dengan rendah hati, penulis mohon siapa pun yang masih dengan sengaja menghina kepala negara republik tercinta ini agar segera menghentikannya. Kita tidak sepantasnya menghina kepala negara kita sendiri.

Para aparat penegak hukum seharusnya segera menindak tegas para penghina presiden tersebut. Baik penghinaan di media sosial, di jalanan atau bahkan di forum talk show politik di televisi sekali pun. Kita wajib menghormati dan menjaga nama baik kepala negara kita.

Ketidaksetujuan atau kritik terhadap program pemerintahan Jokowi tetap bisa dilakukan dengan cara santun dan beradab. Kita semua tahu bahwa Jokowi bukan tipe pemimpin yang otoriter. Dia sangat terbuka dan bahkan menunggu untuk dikritik terhadap cara pemerintahannya, namun bukan dengan cara yang urakan untuk membunuh karakternya.

Sesungguhnya penulis malu terhadap kelakuan mereka para penghina presiden. Mari kita bersikap dewasa dan bermartabat dalam peran kita masing-masing. Kemajuan negeri ini tidak akan tercapai apabila hanya diisi oleh sebaran fitnah yang membuat resah rakyat. Semoga tulisan ungkapan kekaguman kepada Jokowi dan sekaligus keprihatinan terhadap para penghinanya ini bisa menjadi bahan refleksi kita semua.

***

Solo, Selasa, 30 April 2019. 8:34 pm
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: mercusuar


Your Sincere Beauty



















dusk entered the moonless night
I stared at your face framed charming
adorn the walls of the heart more captive
more amazed I look good in your heart
don't want our romance to be improved

for a long time we knit holy love
the word has been arranged in the newsletter
bring two hearts apart to unite in hope
sometimes it is expressed as a phrase
but increasingly sticky to get real dreams

drizzling rain soaked the night more and more
but it's warm that your smile is sweet
on your soft, thin lips
presents a romantic twinkle daydream

the song of longing was serene
singing a passion for heart support
here I hold back the turmoil against you
realize our body is separated from the longing space

seasons change over time
do not want our love paintings to blush
through strands of words I need your sincere beauty
complete the eternal love of you and me

***
Solo, Tue, 30th April 2019. 7:13 pm
'with love and peace'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Elle Wills

Harapan Tidak Hilang



















saat keputusasaan melanda
ketika orang-orang menangis di jalanan
ketika semuanya terasa bingung
harapan tetap ada
meskipun persaingan selalu ada

saat itu mata penuh air mata
ketika anak-anak 
dan keluarga tercabik-cabik
dengan genggaman putus asa terakhir
harapan mencoba

ketika semuanya menyerah
ketika semuanya mundur
ketika orang kehilangan 
semua yang mereka miliki
harapan terbang

ketika mereka menangis
saat itu dunia dikejutkan 
dengan keputusasaan dan keputusasaan
ketika tidak ada yang tampak baik
harapan berhasil

ketika semuanya terasa jatuh
saat bangunan runtuh
saat nyawa hilang
harapan ada di sana

harapan hanya secercah kecil
harapan masih ada di sana
dia berlari ke mereka 
yang membutuhkannya
dia bekerja untuk membantu

ketika semuanya gagal
harapan tidak
dia terbang melalui kita semua
memberitahu kita semua
kita masih memilikinya
kita hanya perlu terlihat cukup keras

harapan ada di sana
harapan senantiasa ingat
harapan tidak hilang

***
Solo, Selasa, 30 April 2019. 3:03 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Elizabeth Chapman

Ibukota Negara RI Pindah, Why Not?


Pemindahan ibukota negara RI nampaknya segera berubah dari wacana menjadi kenyataan. Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan ibukota ke luar pulau Jawa. Hal itu diputuskan Jokowi dalam rapat terbatas terkait pemindahan Ibukota di kantor presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 29 April 2019, kemarin.

Jakarta memang semakin tak layak lagi sebagai gerbang utama atau 'ruang tamu' pemerintahan negeri ini. Sebagai sebuah negara yang semakin diperhitungkan dalam percaturan dunia memang menjadi keniscayaan apabila memiliki sebuah ibukota yang lebih ramah dalam banyak hal. Lingkungan yang nyaman, aman dan strategis secara geografis merupakan kebutuhan yang tak bisa disepelekan, apabila kita ingin dinilai sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.

Jakarta yang semrawut, macet, terendam banjir menjadi bagian dari alasan kepindahan ini. Penataan untuk memperbaiki ibukota sebenarnya sudah dimulai di era gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, tetapi tidak berlanjut manakala Basuki harus terkapar kalah dalam pertempuran politik memperebutkan kursi DKI-1 pada periode keduanya. Kalah secara menyakitkan oleh Anis Baswedan.

Tetapi yang lebih menyakitkan lagi bagi bangsa ini ialah bahwa Anis tidak melanjutkan program yang sudah ditata oleh gubernur sebelumnya, tetapi malah memporakporandakannya dengan aturan baru yang amburadul. Semua hanya karena gengsi tak mau memakai program penataan yang sudah diterapkan oleh Basuki alias Ahok.

Bagi sebagian masyarakat Jakarta pemindahan ini bisa jadi terasa pahit dan menyakitkan. Mungkin ada sisi kebanggaan yang akan hilang karena tidak bisa merasa menjadi penduduk ibukota. Bagi para pemerhati sejarah dan budayawan mungkin akan menganggap bahwa ini akan terasa melupakan sejarah.

Namun kita mesti ingat bahwa sejarah Jakarta atau Batavia sesungguhnya justru sejarah pahit karena lewat kota inilah kekayaan negeri ini pada jaman itu diangkut keluar oleh para penjajah serta VOC. Selain itu penataannya pada zaman ordebaru juga terkesan asal-asalan. Sekadar semakin memperbanyak gedung pencakar langit yang tampak wah dan modern namun mengabaikan tata ruang yang tertib dan konsisten.

Kemegahan bangunan modern memang sangat pesat pembangunannya namun di sisi lain, lalu lintas tidak tertata dengan tertib, drainase pun asal-asalan. Ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota kurang diperhatikan. Maka akibatnya Jakarta menjadi kota yang semakin macet dan selalu dilanda banjir yang semakin parah. Secara ekonomi pasti menjadi suatu pemborosan yang luar biasa.

Seperti kita ketahui bahwa wacana pemindahan ini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1957 oleh Bung Karno. Pada waktu itu presiden Soekarno sudah meletakkan master plan pemindahan ibukota dari Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Palangkaraya dinilai strategis karena lokasinya berada di tengah-tengah Indonesia dan dunia. Hal ini juga sesuai dengan gagasan Bung Karno untuk melaksanakan komitmen menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Selain itu Palangkaraya dalam sejarahnya juga termasuk kota yang relatif tidak rawan bencana.

Bagi pelaku ekonomi tidak perlu terlalu cemas dengan pemindahan ini karena Jakarta justru akan fokus menjadi kota bisnis, layaknya New York, Osaka atau Bombay, untuk menyebut sedikit contohnya. Lagi pula infrastruktur bisnis memang justru yang selama ini sudah tertata dan diutamakan untuk Jakarta sebagai kota bisnis dan industri.

Masyarakat Jakarta, khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya selayaknya mendukung program pemindahan ibukota negara RI ini. Pemerintah dan warga Kalimantan Tengah, khususnya kota Palangkaraya, tampaknya perlu segera berbenah untuk program pemerintah yang penting dan mendesak  ini.

***
Solo, Selasa, 30 April 2019. 11:00 am
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: NusantaraNews

Menjemputmu Lewat Mimpi













kutemui engkau melalui indah mimpi
di ujung musim nan gerah tak bertepi
hasrat terpendam terarah tuk menyatu
meski terasa lambat namun menggebu

terurai kenangan saat awal jumpa
tatkala kita masih muda tempuh usia
kita satukan hasrat tambatkan hati
pada keniscayaan tumbuhnya naluri

merajut benang asmara  memesona
terjalin keinginan tuk nyata jumpa
saling menjaga langkah semakin pasti
kesetiaan teruji dalam paduan nurani

terucap kerinduan yang lama tertahan
namun tak hilang dalam perjalanan
seindah mentari pagi awali cerah hari
tunaikan cinta dalam gairah satu diri

***
Solo, Selasa, 30 April 2019. 6:36 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: etsy

Kesedihan Bulan



















malam ini bulan bermimpi dalam kelesuan yang lebih dalam
dan, seperti kecantikan di bantalnya, berbaring dengan tenang
sementara tertidur, belaian tentatif
mencari, dengan tangan lembut, kontur payudaranya

seperti pada puncak di atas longsoran sutranya
sekarat, dia menyerah pada pingsan tanpa akhir
dan melihat visi pucat di mana-mana dia melirik
di langit biru di mana bunga telah berserakan

ketika suatu saat, dalam keletihannya, di atas bulatannya
dia mungkin membiarkan dirinya meneteskan air mata
seorang penyair yang sangat saleh, musuh tidur

menangkap di lubang tangannya yang merobek
sebuah fragmen opal, berwarna-warni sebagai bintang
dalam hatinya, jauh dari matahari, terkubur dalam-dalam

***
Solo, Senin, 29 April 2019. 6:26 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: Gurdish Pannu

Rabu, 15 Juli 2020

Tanpa Takdir


Ada beberapa pemikiran yang ketika diucapkan mengambil perubahan. Mereka bisa menjadi sesuatu yang berbeda ketika diucapkan dengan keras, apalagi kekuatan mereka meningkat.

Lebih baik menjaga mereka tanpa terkatakan, dan menghalau mereka ke dalam lipatan pikiran. Cara itu lebih baik untuk kelangsungan hidup kita sebagai pelayan yang sabar untuk panggilan takdir. Ketika dipegang erat, perasaan mempertahankan semua warna ajaib yang kita butuhkan. Mereka paling rela melakukan pengangkatan rasa sakit yang membasahi hati, tetapi harus dipertahankan hanya sebagai mimpi.

Ubah mereka menjadi rencana dan mereka segera mengutuk kita. Tanpa visi, kita hanyalah korban takdir. Ambil lengkungan pelangi bermimpi pasta gambar, mengecat dan menempelkannya ke jantung, dan tinggalkan, sebuah jejak muncul saat ia makan, menandai pelonggaran rasa sakit yang tertanam di dalam jiwa.

Tetapi sakit hati dari mimpi yang hilang memiliki gigitan penuh dengan racun, yang berputar tanpa belas kasihan dengan kekuatan badai. Ketika kita sadar akhirnya harapan hilang dan mencari tanpa henti untuk menggali lagi, yang bisa kita temukan hanyalah rasa sakit yang menusuk, yang menuntut kita pergi dan melanjutkan.

Jaga agar citra tetap jelas dan lihatlah hidup-hidup, tetapi belum diucapkan, isi dengan harapan, bawa keluar setiap malam, ulangi mimpi itu, lalu bakar itu dengan cerah. Harta ini sendiri adalah milik kita, dan memiliki keindahannya sendiri yang memberi kita makan sambil menunggu yang asli.

Tanpa takdir hidup tampak tidak adil, nyaris tak tertahankan dan masa depan memang tampak kosong. Mari kita jaga mimpi kita sehari-hari.

***
Solo, Senin, 29 April 2019. 5:04 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Deborah Nell