Setiap orang yang mempelajari proses kreatif, kadang-kadang menangkap adanya faktor kebetulan, keberuntungan. Bagi orang luar, bukan pelakunya, ciptaan-ciptaan baru kadang kala terlihat seperti kebetulan.
Memperhatikan ciptaan-ciptaan
baru, misalnya logo-logo perusahaan, lambang-lambang berbagai macam olahraga
pada Olimpiade, juga pada syair lagu atau puisi yang banyak dikagumi, kita
mungkin sering bergumam: “Mengapa aku tidak memikirkan hal itu? … Begitu sederhana
… Orang yang menciptakan itu beruntung. Hanya kebetulan ada muncul di benaknya
gagasan yang tepat, pada saat yang tepat pula.”
Orang-orang kreatif – penulis,
seniman, ilmuwan, penemu, - tidak amat terkesan oleh kehebatan factor
kebetulan, keberuntungan. Paling tidak dalam bidang mereka, pada umumnya mereka
menyatakan bahwa orang yang paling beruntung adalah orang yang paling keras
bekerja.
Walaupun faktor kebetulan atau
keberuntungan mungkin memainkan peranan, orang-orang yang ‘kebetulan’ mendapatkan
ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian cara kerja kreatif pada umumnya aktif
mencari. Orang yang selalu tekun mencari akan lebih beruntung daripada orang
yang hanya malas tidak berbuat apa-apa dan sekedar pasif menanti ‘ilham’.
Perlu kita sadari bahwa dapat
saja kita kedatangan faktor kebetulan atau keberuntungan dan terus tekun
berusaha untuk selalu mendapatkannya. Namun apabila kita tidak menangkap
kebetulan atau keberuntungan itu pada waktu kita melihatnya, jika kita tinggal
diam tidak bergerak, tidak berbuat apa-apa, maka tidak akan terjadi apa-apa
juga. Jika kita mau memanfaatkan kebetulan dan menikmati keberuntungan, kita
mesti dengan sigap menyambut lalu mengolahnya.
Itulah sedikit sharing pemahaman dan pengalaman tentang
faktor keberuntungan. Sejatinya faktor tersebut memang bukan hanya sesuatu yang
tanpa usaha untuk mendapatkannya. Semoga tulisan kecil ini bisa bermanfaat
untuk memperkaya proses kreatif kita dalam berkarya di bidang apa pun.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Minggu, 1 November 2015
Suko Waspodo
ilustr: flpjaya.com
0 comments:
Posting Komentar