Welcome...Selamat Datang...

Rabu, 18 November 2015

Faktor Keberuntungan dalam Proses Kreatif


Setiap orang yang mempelajari proses kreatif, kadang-kadang menangkap adanya faktor kebetulan, keberuntungan. Bagi orang luar, bukan pelakunya, ciptaan-ciptaan baru kadang kala terlihat seperti kebetulan.

Memperhatikan ciptaan-ciptaan baru, misalnya logo-logo perusahaan, lambang-lambang berbagai macam olahraga pada Olimpiade, juga pada syair lagu atau puisi yang banyak dikagumi, kita mungkin sering bergumam: “Mengapa aku tidak memikirkan hal itu? … Begitu sederhana … Orang yang menciptakan itu beruntung. Hanya kebetulan ada muncul di benaknya gagasan yang tepat, pada saat yang tepat pula.”

Orang-orang kreatif – penulis, seniman, ilmuwan, penemu, - tidak amat terkesan oleh kehebatan factor kebetulan, keberuntungan. Paling tidak dalam bidang mereka, pada umumnya mereka menyatakan bahwa orang yang paling beruntung adalah orang yang paling keras bekerja.

Walaupun faktor kebetulan atau keberuntungan mungkin memainkan peranan, orang-orang yang ‘kebetulan’ mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian cara kerja kreatif pada umumnya aktif mencari. Orang yang selalu tekun mencari akan lebih beruntung daripada orang yang hanya malas tidak berbuat apa-apa dan sekedar pasif menanti ‘ilham’.

Perlu kita sadari bahwa dapat saja kita kedatangan faktor kebetulan atau keberuntungan dan terus tekun berusaha untuk selalu mendapatkannya. Namun apabila kita tidak menangkap kebetulan atau keberuntungan itu pada waktu kita melihatnya, jika kita tinggal diam tidak bergerak, tidak berbuat apa-apa, maka tidak akan terjadi apa-apa juga. Jika kita mau memanfaatkan kebetulan dan menikmati keberuntungan, kita mesti dengan sigap menyambut lalu mengolahnya.

Itulah sedikit sharing pemahaman dan pengalaman tentang faktor keberuntungan. Sejatinya faktor tersebut memang bukan hanya sesuatu yang tanpa usaha untuk mendapatkannya. Semoga tulisan kecil ini bisa bermanfaat untuk memperkaya proses kreatif kita dalam berkarya di bidang apa pun.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Minggu, 1 November 2015
Suko Waspodo
ilustr: flpjaya.com

0 comments:

Posting Komentar