Welcome...Selamat Datang...

Padi organik petani hasil pendampingan kami

Padi Rojolele organik

Lokomotif tua di kota kecil Cepu, Blora

Lokomotif tua yang sekarang kadang-kadang digunakan untuk kereta wisata di lingkunagn perhutani Cepu-Blora.

SATE BUNTEL KHAS SOLO

Lezat dan bikin kita ketagihan.

Jajanan khas Jawa

Jajanan khas Jawa ini sekarang sering disajikan dalam acara formal maupun informal. Lengkap, rasanya bervariasi dan sehat.

Para peserta LDK di Tawangmangu

Latihan Dasar Kepemimpinan diikuti oleh sekitar 30 mahasiswa Surakarta di Tawangmangu pada tahun 2011.

Di Tanah Lot Bali

Refreshing di Bali pada tahun 2010, bersama teman-teman dosen.

Senin, 27 Oktober 2014

Prioritas Pemerintahan Presiden Jokowi


Indonesia telah memiliki presiden baru. Jokowi akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Kita memasuki pemerintahan baru sekaligus tantangan baru dan harapan baru. Ada beban bawaan masa lalu dan masalah baru di masa akan datang yang bakal menghadang. Tetapi, setiap tantangan selalu ada peluang dan setiap masalah selalu ada jawaban. Jokowi diharapkan oleh rakyat menjadi jawaban.

Pesta rakyat mengiringi pelantikan Jokowi. Masyarakat secara sukarela mengantarkan presiden pilihan mereka ke Istana Kepresidenan untuk memberikan penekanan ulang dan mengingatkan sang pemimpin baru akan janjinya saat kampanye. Mereka hendak menegaskan bahwa Jokowi adalah bagian dari rakyat, seperti bunyi salah satu tagline saat kampanye pemilihan presiden, ‘Jokowi adalah kita’.

Seperti digambarkan oleh para pengamat, ekonomi Indonesia dua tahun yang akan datang cukup berat. Kapal besar Indonesia tidak lagi mendapat tail wind atau angin buritan, melainkan head win atau angin haluan. Perkembangan ekonomi global beberapa tahun ke depan penuh ketidakpastian. Namun, biarpun masa depan diwarnai tantangan dan ancaman, pemimpin baru adalah harapan di tengah ketidakpastian.

Dampak terbesar datang dari AS. Era penggelontoran dolar sudah selesai. Kebijakan tapering off atau pengurangan dana quantitative easing berakhir Oktober 2014. Pasokan dolar akan terus berkurang ketika The Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunga acuan yang saat ini 0,25 persen. Pulihnya ekonomi AS dan inflasi yang terus merangkak naik akan memaksa bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan awal tahun depan.

Bila Fed Fund Rate (FFR) terus dinaikkan hingga di atas 1,5 persen, dolar dari pasar sedang berkembang akan ‘pulang kampung’. Menciutnya pasokan dolar akan mendepresiasi rupiah. Untuk menahan capital outflow, bank sentral akan menaikkan BI rate dari 7,5 persen hingga minimal 8,5 persen. Kenaikan suku bunga acuan juga dipicu oleh kebijakan pemerintah memangkas subsidi BBM.

Kecuali itu, ekspor komoditas primer ke Eropa masih tetap lesu karena hingga beberapa tahun depan, ekonomi Uni Eropa masih terpuruk. Laju pertumbuhan ekonomi masih di bawah 1 persen. Jepang yang sempat membaik tahun lalu berkat "Abenomics", kini slow down. Ekonomi RRT dan India sebagai importir terbesar batu bara dan hasil tambang Indonesia juga dilanda kelesuan.

Di dalam negeri, ekonomi biaya tinggi menggerogoti pelaku usaha akibat birokrasi belum sungguh berperan sebagai pelayan yang memberikan kemudahan. Hukum yang belum memberikan kepastian. Biaya logistik sangat mahal akibat infrastruktur transportasi yang buruk. Dalam situasi ini, rakyat meletakkan harapan yang sangat besar di pundak Jokowi. Pemimpin pilihan rakyat itu diharapkan mampu mengangkat kesejahteraan dan menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat. Untuk mewujudkan harapan rakyat, setidaknya ada 11 hal saling berkaitan yang perlu diprioritaskan.

Pertama, memacu pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen. Jika pada 2015 laju pertumbuhan ekonomi masih di bawah 6 persen, empat tahun selanjutnya, harus bisa dipacu di atas 7 persen. Pertumbuhan ekonomi yang rendah sulit memangkas jumlah penduduk miskin dan pengangguran. Dalam 10 tahun terakhir, ekonomi hanya bertumbuh rata-rata 5,8 persen, jauh di bawah target 7 persen dan laju pertumbuhan RRT yang di atas 9 persen.

Akibat laju pertumbuhan ekonomi yang telatif rendah dan eksklusif, pengangguran Indonesia masih sebesar 7,2 juta atau 5,7 persen dan penduduk miskin absolut sebesar 28,3 juta atau 11,3 persen dari total penduduk. Bila garis kemiskinan yang saat ini Rp 8.500 per hari per orang dinaikkan menjadi Rp 15.000, jumlah penduduk miskin absolut dan hampir miskin bakal menembus 100 juta.

Supaya ekonomi bertumbuh lebih inklusif atau menyebar hingga ke pelaku ekonomi dan masyarakat paling bawah, yang dibangun tidak saja sektor usaha yang padat modal dan teknologi, melainkan juga sektor usaha yang padat karya, yakni pertanian dan industri. Kedua sektor ini perlu dibangun bersama-sama.

Sektor pertanian masih menyerap 40 juta atau 34,5 persen terhadap tenaga kerja. Namun, kontribusi pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) tinggal 15 persen. Sedang industri yang mengontribusi 23,7 persen terhadap PDB hanya menyerap 15 juta atau 13 persen tenaga kerja. Sambil menata kembali sektor pertanian, pemerintah perlu lebih serius membangun sektor industri yang dalam lima tahun terakhir mengalami deindustrialisasi. Pada tahun 2010, kontribusi industri terhadap PDB mencapai 25 persen.

Pemerintah perlu memiliki peta jalan industri agar ada kejelasan jenis industri yang hendak dibangun. Dengan jumlah penduduk 250 juta dan angkatan kerja yang mencapai 125 juta, Indonesia layak menjadi basis industri elektronik dan otomotif. Industri tekstil dan alas kaki masih bisa bersaing meski foot loose industries mudah berpindah ke negeri lain yang menawarkan upah lebih murah. Kemajuan industri pengolahan, industri otomotif, dan industri elektronik perlu ditopang oleh industri dasar dan industri barang modal. Tanpa kedua jenis industri ini, Indonesia akan terus-menerus diguncang masalah defisit neraca perdagangan.

Kedua, memperbaiki struktur ekonomi yang tidak seimbang. Selama ini, ekspor Indonesia didominasi produk primer, bukan produk olahan yang bernilai tambah tinggi. Industri Indonesia tidak mempunyai akar yang dalam. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kegiatan industri selalu diikuti oleh lonjakan impor. Selain itu, industri nasional umumnya menumpuk di Jawa, bahkan di wilayah Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Karawang.

Dalam rangka memperkuat struktur ekonomi, hilirisasi menjadi solusi. Semua produk perkebunan, pertanian, migas, dan pertambangan diolah di dalam negeri sebelum diekspor. Pembangunan industri baru diprioritaskan di luar Jawa. Pabrik pengolahan berbagai produk dibangun di sentra produksi. Pabrik sawit, misalnya, dibangun di Sumatera dan Kalimantan.

Struktur ekonomi yang lemah juga terlihat pada impor yang terus membesar hingga membuat neraca perdagangan defisit. Penduduk Indonesia yang besar lebih merupakan pasar bagi produk impor, bukan kekuatan untuk menghasilkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan ekspor. Rapuhnya struktur ekonomi Indonesia disebabkan juga oleh tenaga kerja yang masih menumpuk di sektor pertanian. Ke depan tenaga kerja harus digeser ke sektor industri dan jasa. Untuk mendukung program ini, kualitas tenaga kerja perlu ditingkatkan. Saat ini, sekitar 70 persen tenaga kerja Indonesia adalah pekerja informal dengan tingkat pendidikan maksimal sekolah menengah pertama dan minim keterampilan.

Ketiga, merealisasikan reformasi agraria. Setiap petani minimal harus memiliki lahan 2 hektar agar bisa hidup sejahtera. Karena itu, reformasi agraria, dengan fokus penataan kembali lahan (land reform), penting diimplementasi. Lahan telantar yang belum digarap dibagikan kepada petani. Mereka yang tidak memiliki lahan dialihkan ke sektor industri dan jasa.

Keempat, percepatan pembangunan infrastruktur untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk. Infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara belum cukup menunjang kemajuan investasi. Harga energi bisa ditekan dengan pembangunan pembangkit di mulut tambang.

Kelima, ketersediaan pangan dan energi yang merata di seluruh wilayah Nusantara. Sumber daya alam memungkinkan Indonesia mencapai kedaulatan pangan dan energi serta menjadi lumbung pangan dan energi. Pembangunan energi ke depan harus diarahkan ke energi terbarukan seperti geotermal atau panas bumi.

Keenam, menyehatkan kondisi fiskal dan menjadikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan pendapatan. Penyakit terbesar fiskal Indonesia adalah subsidi BBM yang terus membesar. Tahun ini, subsidi BBM sebesar Rp 280 triliun dan tahun 2015 di atas Rp 300 triliun. Dalam 10 tahun terakhir, subsidi energi sekitar Rp 1.995 triliun, di antaranya subsidi BBM yang mencapai Rp 1.343 triliun. Dana subsidi BBM dialihkan untuk pembangunan infrastrukur dan berbagai program kesejahteraan rakyat.

Setiap tahun menjual surat utang negara (SUN), termasuk global bond kepada investor asing. Namun pada saat yang sama, pemerintah menghamburkan ratusan triliun rupah untuk menyubsidi BBM yang sama sekali tidak tepat sasaran. Selama 2005-2014, akumulasi pembayaran bunga utang mencapai Rp 937,5 triliun. Pada tahun 2015, pembayaran bunga utang sekitar Rp 150 triliun. Pada Agustus 2014, posisi utang pemerintah Rp 2.532 triliun atau dua kali lipat dibanding posisi utang pemerintah per Desember 2004.

Di sisi penerimaan, pajak masih bisa ditingkatkan dengan memprioritaskan pajak badan. Dari sekitar 5 juta perusahaan di Indonesia yang memiliki NPWP, yang membayar pajak penghasilan (PPh) tahun 2013 hanya sekitar 850.000 perusahaan. Cukup dengan meningkatkan pembayar pajak badan hingga 2,5 juta, penerimaan pajak bisa naik 50 persen. Karena jika perusahaan membayar pajak, para pekerjanya juga dengan sendirinya ikut membayar pajak.

Dari sisi belanja, dana APBN masih bisa dihemat dengan mengurangi perjalanan dinas pegawai dan berbagai rapat di hotel berbintang lima. Sangat tidak pantas jika biaya rapat setahun menembus Rp 15 triliun dan perjalanan dinas puluhan triliun setahun. Pencairan dana APBN perlu diatur kembali agar tidak menumpuk di akhir tahun dan menjadi sumber korupsi.

Kebutuhan anggaran setiap desa mestinya menjadi dasar perhitungan anggaran belanja dalam APBN. Hanya kementerian yang bertugas membangun infrastruktur yang diberikan dana besar. Saat ini terdapat 77.500 desa dan kelurahan. Sesuai UU Desa, setiap desa dan kelurahan mendapatkan dana Rp 1 miliar, mulai tahun 2014. Ke depan, anggaran untuk setiap desa perlu dinaikkan.

Ketujuh, meski ada pemangkasan subsidi BBM dan tarif listrik, pemerintah harus ikut menjaga stabilitas harga barang dan jasa dengan meningkatkan pasokan dan melancarkan jalur distribusi barang. Kenaikan inflasi langsung menggerus daya beli rakyat. Kenaikan harga BBM dan tarif listrik harus didahului persiapan jaring pengaman sosial. Sebagai kompensasi kenaikan harga BBM dan tarif listrik, pemberian dana tunai selama setahun kepada penduduk miskin dan hampir miskin adalah hal yang sepatutnya.

Kedelapan, mendorong kemajuan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang saat ini mencapai 56,5 juta unit. Sektor ini menyerap 101 juta atau 97 persen tenaga kerja. Mendorong kemajuan UMKM sama dengan mendorong kemajuan wong cilik.

Kesembilan, akses yang lebih baik bagi rakyat kecil akan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Para pemegang kartu sehat dan kartu pintar perlu segera mendapatkan pelayanan yang baik. Untuk merealisasikan janji kampanye Jokowi, pemerintahan baru perlu segera mengintegrasikan program kartu sehat dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan program kartu pintar dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Kesepuluh, para menteri pilihan Jokowi harus memiliki integritas tinggi dan kapabilitas yang diperlukan. Anggota kabinet wajib terdiri atas figur yang bersih, jujur, dan berani mengambil keputusan dan mampu bekerja dalam satu tim. Tidak ada lagi ego sektoral. Jika Jokowi mampu membentuk the winning team, para pelaku bisnis akan merespons positif.

Kesebelas, menjaga stabilitas politik dengan menjalin hubungan baik dengan parlemen. Pemimpin di era demokrasi harus siap menerima mekanisme checks and balances demi kepentingan rakyat. Pemimpin eksekutf perlu memiliki kemampuan negosiasi dan persuasi. Kegiatan ekonomi tidak berjalan di ruang hampa, melainkan di dalam lingkungan sosial-politik. Tanpa kondisi sosial-politik yang stabil, pemodal tak akan nyaman berinvestasi. Kemunduran ekonomi Thailand merupakan referensi yang ada di depan mata.

Bukan hanya para pendukungnya yang menyatakan, ‘Jokowi adalah kita’, Jokowi pun kerap menyatakan bahwa dirinya senantiasa berusaha dekat dengan rakyat dan mendengarkan suara rakyat. Meski dalam beberapa tahun ke depan, mendapatkan angin haluan, kapal Indonesia akan tetap melaju dengan cepat dan selamat jika Jokowi selalu bersama rakyat, ingat aspirasi rakyat, dan merealisasikannya lewat program dan strategi yang tepat.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Rabu, 22 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.tribunnews.com

Imajinasi Sepi Hati













dewi malam hadir temaram
mengusap wajah sendu muram
haruskah kupupus rasa mencekam
manakala diri terpikat rindu dendam

kubelai kemilau cahaya bintang
lantunkan gundah gulana tembang
kuadukan resah yang kian meregang
berharap engkau pahami aku bimbang

akankah kita kan nyata bersua
sadari diri terhalang asa berbeda
hasrat tuk merengkuh kasih adinda
serasa menggapai arah tanpa penanda

mungkinkah kau dekap sepi hati
walau hanya mimpi menjelang pagi
gamangmu tuk berpadu aku mengerti
dan bercinta denganmu hanya imajinasi

***
Solo, Selasa, 21 Oktober 2014. 5:42 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
ilustr: artclutch.com

Jokowi dan Harapan Rakyat untuk Perubahan


Bangsa Indonesia kini memiliki Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden baru. Seluruh rakyat pantas menyampaikan selamat atas pelantikannya sebagai Presiden ketujuh RI. Tentu saja, di balik ungkapan selamat itu, diiringi pula berbagai harapan yang disematkan di pundaknya.

Harapan yang terkesan klise tetapi mendasar adalah segera terciptanya perubahan dalam tata kehidupan masyarakat  ke taraf hidup yang lebih baik. Mengapa perubahan? Wajar, karena keinginan setiap orang ketika hendak memilih pemimpin baru adalah terjadinya perubahan yang dapat membawa perbaikan nasibnya. Kecuali itu, apabila seorang dicatat dalam buku sejarah bangsanya sebagai pemimpin yang berhasil dan dihormati di negaranya, bahkan dunia, diukur dari kesanggupannya dalam membawa perubahan yang signifikan bagi perbaikan nasib bangsanya.

Beberapa pemimpin dunia yang dicatat berhasil memberikan pembaruan adalah Franclin Delano Rosevelt di Amerika Serikat, Nasser di Mesir, Attaturk di Turki, Gandhi di India, Gorbachev di Uni Soviet, dan Soekarno di Indonesia. Soeharto sebenarnya juga dapat dideretkan di sini. Namun, di akhir masa jabatannya, dia mendapat catatan yang kurang bagus sebagai pemimpin rezim yang korup dan otoriter.

Indonesia sampai saat ini masih mendambakan lahirnya pemimpin perubahan itu. Pemimpin yang sanggup membawa bangsa ini menuju kemajuan yang signifikan. Rakyat kecil keluar dari balutan kemiskinan, penganggur disediakan lapangan kerja, korupsi benar-benar diberantas, moral bangsa yang bobrok dicerahkan, dan kekerdilan bangsa ini dibuat terhormat supaya disegani bangsa-bangsa lain di dunia.

Mengapa perlu pemimpin perubahan? Perubahan dan kemajuan seharusnya bukan hanya didengungkan para pemimpin. Selama banyak rakyat miskin dan penganggur masih bergumul dengan kemiskinannya, korupsi merajalela, moral bangsa bobrok, maka Indonesia sejatinya belum mengalami perubahan yang diharapkan.

Atas dasar itu, adanya pemimpin perubahan benar-benar diharapkan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak lagi memimpin. Pemimpin perubahan tidak sekedar baik, berbudi, jujur, berintegritas, bermoral, tegas, berwibawa, berkarakter, tetapi juga harus benar-benar meningkatkan ekonomi rakyat miskin, menciptakan lapangan kerja, memberantas korupsi, mencerahkan moral bangsa, dan membawa bangsa ini disegani bangsa lain di dunia.

Apabila kita tilik dari sejarahnya, republik ini telah melahirkan sejumlah pemimpin yang memiliki keunggulan khusus. Soekarno dikagumi karena jasanya sebagai sang proklamator. Soekarno membawa bangsa ini keluar dari belenggu penjajahan dan mengantarnya menuju pintu gerbang kemerdekaan.

Presiden Soeharto terkenal dengan bapak pembangunan yang membawa perbaikan pada kehidupan ekonomi rakyat. Habibie dikagumi karena kepiawaiannya di bidang teknologi. Gus Dur dengan pluralisme dan egalitarianismenya, sedangkan Megawati sebagai ratu demokrasi karena mengakhiri masa jabatan tanpa pertumpahan darah.

SBY gencar memberantas korupsi, meski belum memuaskan. Namun, perilaku korup para elite pada masa pemerintahan mereka tetap merajalela sehingga citra Indonesia adalah negeri terkorup di dunia.

Untuk Perubahan Dibutuhkan Keberanian

Sekarang ini, untuk perubahan itu, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat dan berani. Pemimpin yang terus bermimpi mengubah negeri, tetapi berani membayar harga tinggi atas risiko-risiko setiap keputusannya. Untuk kasus korupsi, misalnya saja, pemimpin tidak cukup dengan memperkuat lembaga penegak hukum, seperti KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, ataupun Satgas Pemberantasan Korupsi. Sebaliknya, pemimpin itu haruslah kokoh melaksanakan yang dikatakan Ferdinand I (1503-1564), yaitu fiat justitia pereat mundus atau hendaklah hukum ditegakkan, meskipun langit runtuh  dan dunia harus binasa.

Untuk menyejahterakan rakyat miskin dan mengatasi pengangguran, pemimpin perlu menaikkan pajak pendapatan orang-orang kaya, sambil mengontrol ketat pembayaran pajak. Bukan dengan kebijakan belas kasih yang terus merendahkan martabat mereka, seperti memberi bantuan langsung tunai (BLT) di balik kebijakan menaikkan harga BBM.

Untuk perubahan, Jokowi sebagai pemimpin baru harus menunjukkan keberanian itu. Jokowi harus berani mengambil keputusan berisiko demi menyejahterakan rakyatnya, seperti Evo Morales di Bolivia, Ahmadinejad di Iran, dan Hugo Chavez di Venezuela. Jokowi akan diuji oleh waktu, apakah dia memiliki keberanian dan kesanggupan untuk hal itu.

Kita memang tidak bisa menuntut lahirnya pemimpin besar paripurna dalam diri Jokowi. Namun, setidaknya Jokowi dapat tampil sebagai pemimpin bangsa, seperti yang didambakan masyarakat polis Yunani kuno, yaitu pemimpin yang memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos, adalah pemimpin yang memiliki kekuatan, keyakinan, dan keberanian dengan kompetensi dan karakter kepemimpinan. Pathos, adalah pemimpin yang memiliki kemampuan empati, emosi, dan hati. Logos, adalah pemimpin yang memiliki kemampuan yang memberi kesadaran rasio serta cekatan dan efektif menciptakan perubahan akan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Selamat bekerja presiden Jokowi. Mari kita wujudkan Indonesia hebat demi kesejahteraan rakyat.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Selasa, 21 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: lynk.ly

Rekam Jejak Presiden Jokowi


Joko Widodo yang biasa dipanggil dengan nama populer Jokowi, yang baru saja dilantik sebagai presiden ke tujuh negeri ini, dikenal sebagai figur yang sederhana, dekat dengan rakyat, dan bersih dari korupsi. Itulah yang merupakan nilai tambah kepribadiannya yang membuat rakyat jatuh cinta dan memilih dia sebagai presiden

Ketiga hal itu sangat jelas tampak dalam rekam jejaknya saat memimpin kota Solo dan DKI Jakarta.

Pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961 itu memulai karier politiknya dengan menjadi wali kota Solo, Jawa Tengah, pada 2005, dengan diusung PDI Perjuangan. Lima tahun kemudian, dia kembali terpilih sebagai wali kota dengan perolehan suara lebih dari 90%.

Selama menjadi wali kota Solo, Jokowi merenovasi pasar tradisional dan merelokasi warga miskin dari bantaran sungai ke tempat tinggal yang layak. Pengamat mengatakan langkah tersebut mampu ditempuh Jokowi mengingat semasa kecil dia tinggal di bantaran kali dan pernah digusur oleh pemerintah lokal.

Perilaku positifnya berempati dan dekat dengan masyarakat kembali dibuktikan saat Jokowi maju dalam pilkada Jakarta dan terpilih sebagai gubernur ibukota Jakarta  pada 2012 lalu.

"Demokrasi bagi saya adalah mendengarkan masyarakat, melaksanakan apa yang mereka inginkan," kata dia dalam debat pertama yang ditayangkan televisi. "Itu sebabnya kenapa saya pergi ke kampung-kampung, pasar-pasar, bertemu masyarakat di bantaran kali, petani dan nelayan, karena saya ingin mendengarkan apa yang masyarakat inginkan." Cara Jokowi untuk dekat dengan masyarakat mempopulerkan istilah blusukan, yaitu kunjungan spontan ke kampung-kampung guna berdialog dengan masyarakat dan melihat aktivitas mereka.

Revolusi Mental

Ketika memutuskan untuk maju sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden tahun ini, Jokowi mencetuskan ‘revolusi mental’ - suatu strategi untuk membangun karakter bangsa, yang diyakini dapat mencegah praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta sikap intoleran terhadap perbedaan, yang selama ini masih ada dalam budaya Indonesia. Jokowi juga menyatakan pembangunan karakter bangsa tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan.

Untuk mendukung pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan, Jokowi mengatakan akan membuat program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, seperti yang pernah dilakukan di DKI Jakarta. Jokowi juga mengatakan dia akan mengimplementasikan e-governance sebagai upaya untuk mengurangi korupsi di birokrasi.

Dia mendapatkan dukungan yang besar dari pengguna sosial media di Indonesia. Dalam kampanye melalui sosial media, namanya kerap menjadi trending topic di Twitter.

Namun, sejumlah pengamat menyebutkan kelemahan Jokowi adalah dia minim pengalaman memimpin di tingkat nasional dan hubungan internasional. Halangan lainnya saat Jokowi memerintah, menurut pengamat, ialah sokongan di parlemen.

Koalisi Merah Putih di parlemen dinilai amat mungkin menghambat kebijakan-kebijakan penting Jokowi. Meski demikian, titik cerah muncul tatkala Jokowi menemui pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jakarta, pada 17 Oktober lalu.

Pengamat politik Yunarto Wijaya mengatakan hal itu sebagai ‘momentum pembuka’ bahwa dalam pertarungan politik ke depan yang harus muncul ‘bukan politik balas dendam’.

Demikianlah catatan kecil rekam jejak presiden Jokowi serta secara garis besar apa yang akan dia lakukan dalam pemerintahannya nanti. Kita tunggu langkah-langkahnya yang berpihak kepada rakyat serta tetap senantiasa mengawal kepemimpinannya agar tidak melenceng dari amanat rakyat.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Selasa, 21 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.kompasiana.com

Candu Bagimu















biarkan aku menjadi kangenmu
meluruh debu penuh nestapa
mengusap peluh gelisahmu
kubelai lembut langsat kulitmu
terbuai aku dalam hasrat syahdu

wahai engkau laksana bidara
bertahan dalam kering savana
aku datang mengusapmu manja
kusajikan segarnya mata air surgawi
reguklah dan lepaskan dahagamu

kusambut pesonamu kutatap hangat
kilau netramu pancarkan keindahan
peluklah aku jangan kau lepaskan
seakan malam tak akan hadir lagi

gairahmu adalah irama jantungku
yang berdegup kencang tak berjeda
desah nafas kita mesra berirama
serasa mengayun kita di indraloka

biarkan aku menjadi candu bagimu
mereguk indahnya malam purnama
seindah desah dan dekap berpeluh

***
Solo_Bandung, Senin, 20 Oktober 2014. 10:33 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo & Leni Jasmine
ilustr: www.kharejalserb.com

Presiden Jokowi ‘Si Pekerja Keras’


Selamat melayani rakyat negeri ini presidenku dan saudaraku. Itulah yang saya ucapkan dalam hati, saat mengikuti pelantikan Joko Widodo melalui siaran langsung di televisi, diiringi doa untuk mendukung tugasnya yang tidak ringan. Sungguh saya merasa terharu sekaligus bangga.

Sebagai teman SMA-nya saya sangat terharu manakala mengingat kembali masa sekolah kami. Jokowi adalah seorang siswa yang rendah hati dan bahkan kadang terkesan culun dan kurang gaul tapi sangat rajin. Ternyata sikap rendah hatinya terbawa sampai saat ini bahkan saya yakin itulah nilai tambah dirinya sehingga selalu dicintai rakyat dimana pun, baik saat sebagai walikota Solo maupun saat sebagai gubernur DKI Jakarta.

Rasa bangga karena Jokowi yang terlahir dari keluarga yang relatif sederhana ternyata mempunyai pemikiran yang besar dan perilaku yang amat merakyat sehingga terpilih menjadi Presiden. Riwayat kepemimpinannya sungguh luar biasa dan lengkap,mulai dari pengusaha mebel yang sukses, walikota, gubernur dan sekarang menjadi orang nomer satu negeri ini.

Mengikuti pidato kenegaraan pertamanya sebagai presiden dalam acara pelantikannya sungguh semakin menunjukkan bahwa pilihan rakyat ternyata memang tidak keliru. Presiden Jokowi adalah tipe pemimpin pekerja keras. Ajakannya kepada semua kalangan untuk bekerja, bekerja dan bekerja merupakan gambaran pola kepemimpinannya. Hal ini meperkuat keyakinan rakyat akan kualitas pribadinya serta sekaligus menepis penilaian negatif terhadap kebiasaannya ‘blusukan’ yang sering dianggap pencitraan. Jokowi yang rajin dan cerdas saat masa sekolahnya terbukti memang saat ini juga seorang presiden yang pekerja keras dan sekaligus cerdas.

Sebagai rakyat yang memilihnya sudah sepantasnya kita menyambut ajakannya. Mari kita bersama-sama menyingsingkan lengan baju untuk bekerja keras membangun negeri ini. Saling mendukung dan mengingatkan untuk senantiasa menjunjung tinggi martabat diri dan bangsa dnegan menjadi pribadi yang jujur, rendah hati seperti yang sudah dicontohkan oleh Jokowi presiden kita.

Selamat bekerja melayani rakyat, Jokowi presidenku dan saudaraku. Seluruh rakyat negeri ini mendukungmu. Merdeka!

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Senin, 20 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.asiasentinel.com

Letupan Gairah














ada kangen yang lama tertahan
seperti kemarau rindukan hujan
kian gelisah kutatap wajahmu
dalam khayal pengantar tidurku
kusapa engkau dalam pelukan resah

berharap engkau dalam dekapan
meraih rembulan berkawan bintang
gemuruh hatiku tak mampu menahan rindu
cumbulah aku dalam mesra indah malam  

kehangatan kita nyata berpadu
mengalir hasrat purba tuk menyatu
di puncak asmara desah nafas memburu 
terbang tinggi kita menuju langit ke tujuh
tapi sekejap kuterjaga dari mimpi bercinta
kembali galauku membakar asa

tergolek kita dalam gundah pasrah
tak kuasa diri menahan letupan gairah
kuusap peluh dan kubisikan kata
terima kasih sayang

***
Solo_Bandung, Senin, 20 Oktober 2014. 12:31 am
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo & Leni Jasmine
ilustrasi: dbestwallpaper.com

Cinta Kita Hanya Kerinduan Sejati



















seperti rindu punggung pada dada
angkuh saling membelakangi
terbelenggu lengan tuk merengkuhmu 
hasrat terantuk sedan sedu

kau selalu tanya meragu
katanya kau cinta aku
tapi kita saling gurat pilu
tak mudah memang menyatu paham
bila tak ingin menghapus suram

rinduku rindumu
seharusnya cinta saling menopang
tapi bila menyatu
luruh musnah jiwa melepas raga
terkapar dalam siksa rasa
asaku padamu kian tak kuasa

tak mengerti maksudmu  
apa yang harus kulakukan
pertanyaan itu hanya sia-sia
membentur dinding transparan
dan aku adalah sebutir pasir
dari bermilyar antara

rindumu rinduku menyatu
tapi tak bertemu
melangkah bersama
tapi tak bergandeng tangan
cinta kita hanya kerinduan sejati

***
Solo_Bandung, Minggu, 19 Oktober 2014. 11:07 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo & Leni Jasmine
Ilustrasi: www.pinterest.com

Seberapa Pentingkah ‘Foreplay’?


Sangat penting, itulah jawaban untuk pertanyaan ‘seberapa pentingkah foreplay?’ Awal permainan cinta (foreplay) amat menentukan puncak kenikmatan bersama. Wanita pada umumnya membutuhkan lebih banyak warming up sebelum benar-benar siap secara mental maupun fisik dalam bercinta.

Ada kalanya pria begitu menggebu jika sudah dihadapkan dengan situasi yang berhubungan dengan seks. Bukan karena pikiran kotor, melainkan memang pria mempunyai kadar kognitif yang berbeda dengan wanita. Di sinilah pria harus bisa memahami apa yang diinginkan wanita sebelum bercinta. Jangan buru-buru membayangkan nikmatnya penetrasi yang disudahi dengan ejakulasi. Salah, bukan hanya itu. Ada satu bagian penting dari permainan ranjang itu sendiri yang justru disukai wanita dan membuatnya semakin bergairah.

Foreplay merupakan satu aktivitas yang begitu intim antara kedua orang sebelum 'beradu' liar dalam permainan seksual yang lebih jauh. Selama ini mungkin anda menganggap remeh foreplay tersebut, tapi ingat, melalui foreplay itulah seorang wanita bisa melihat intensitas cinta yang sesungguhnya sebelum menyerahkan sangkar emasnya. Menyinggung soal foreplay tidak melulu dilakukan dengan ciuman panas, sentuhan erotis, atau dekapan erat semata. Keintiman saat foreplay akan lebih terasa romantis melalui tatap mata dan desah napas, selanjutnya percayalah, dia siap menggelinjang dalam keperkasaan anda.

Tatapan Mata

Mata adalah jendela setiap manusia. Begitupun saat anda ingin mengajak pasangan untuk memadu kasih, hindari perilaku terburu-buru. Kelihaian anda sangat dibutuhkan, hubungan seks bukan untuk kepuasan semata. Anggaplah tatapan mata anda kepada pasangan sebagai kode yang menyimpan sejuta makna. Wanita bisa memahami apa yang diinginkan pria, apakah hanya karena nafsu atau betul melakukannya atas dasar cinta. Membuat sedikit tatapan nakal juga bisa menjadi senjata jitu untuk membangkitkan hasratnya.

Sentuhan Lembut

Meraba, atau memberikan sentuhan erotis pada tubuh pasangan tidak selalu menjadi bagian yang dinantikannya. Wanita adalah makhluk yang penuh dengan kelembutan, walaupun pria berdalih hubungan intim yang spontan dan liar akan lebih nikmat rasanya. Spontan, terjadi begitu saja, tidak bisa terjadi setiap saat. Trik memberikan sentuhan lembut pada area sensitif wanita akan membuatnya merasa dihargai dan anda adalah pria yang dipercaya sebagai pelindungnya.

Posisi Dekapan

Masih banyak orang menilai foreplay sebagai ajang saling merangsang sebelum memulai hubungan intim. Ya, jika anda hanya mengejar ejakulasi saja. Foreplay adalah suatu seni awal bercinta yang bisa anda eksplorasi prosesnya. Selain memberikan sentuhan lembut pada area sensitif wanita, beberapa posisi dekapan adalah lambang keintiman yang bisa anda berikan. Anda bisa mendekap tubuh pasangan dari belakang sembari mendaratkan ciuman hangat di area leher dan kupingnya. Atau, anda juga bisa mencoba memeluk tubuh pasangan dari samping sambil memberikan ciuman mesra di kening atau pipi sambil melucuti pakaiannya satu demi satu. Wooow … sangat sensual!

Tetap Tahan Ritme Permainan

Berikan kejutan-kejutan kecil saat anda sedang melakukan foreplay bersama pasangan. Saat ia sudah siap menyerahkan sangkar emasnya, buat ia terkejut bila anda masih menginginkan foreplay dengan teknik yang lain. Biarkan pasangan anda gelisah dan mengerang lembut menanti atraksi Mr. P yang ia tunggu. Tanpa perlu memulai lagi semuanya dari awal, jelajahi setiap area sensual pada tubuh pasangan dengan pijatan lembut penuh kemesraan. Walaupun hasrat anda sudah berkecamuk ingin segera memulai permainan yang sebenarnya, inilah momentum bagi pria untuk menguji kemampuan bercinta.

Nah, itulah sebagian, tapi sangat penting, dari foreplay yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kualitas bercinta anda. Semoga bermanfaat dan selamat bercinta.

Salam hangat penuh cinta.

***
Solo, Sabtu, 18 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: imgfave.com

Kisah Cinta Kita



















berlama dalam jalinan kisah cinta
lewati  hari-hari penuh bunga asmara
bercengkrama dengan sentuhan mesra
di taman kasih penuh wangi pesona

diri terlena akan hiruk pikuk dunia
warna jingga menghiasi khayal sua
terpukau oleh kenikmatan bak surga
walau nyata hanyalah semu belaka

aku luluh pada setiap tutur kata
terperangkap dalam dekap tak nyata
tak kuasa diri menahan gejolak rasa
hasrat menjerat di kenikmatan semata

ingin kuakhiri namun sanggupkah aku
indahmu telah merasuk relung kalbu pilu
kerinduan kita untuk nyata berpadu
terbentur dinding tinggi tembok batu

derai air mata masih bisa kutahan
namun pedih di hati bak sembilu torehan
sampai kapankah aku mampu bertahan
asa senantiasa terbebat kepedihan

berhenti mencinta sungguh bukan pilihan
bila hapus rindu sesaat saja tak tahan
biarlah kujalani saja semua keinginan
walau harus berjalan tanpa pasti tujuan

inginku engkau bukan khayalku semata
hadirlah nyata dalam suka dan duka
namun akankah terjadi senyata pinta
berdua kita nikmati paduan jiwa raga

ini bukan puisi namun jeritan hati kita
sudahlah biarkan semua mengalir saja

***
Solo_Kudus, Sabtu, 18 Oktober 2014. 11:24 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo & Dinda Pertiwi
Ilustrasi: asteriskos.wordpress.com

Sabtu, 25 Oktober 2014

Beberapa Kesalahan Kaum Pria dalam Bercinta


Bercinta atau berhubungan seks dengan pasangan tentunya bertujuan untuk mendapatkan kenikmatan. Tetapi ternyata tanpa kita sadari, kita pernah melakukan kesalahan saat berhubungan seks. Namun begitu kesalahan yang dilakukan tentunya berbeda-beda pada setiap orang. Kesalahan yang dilakukan tentunya terjadi karena kita tidak sadar atau memang kita sebagai pria kurang peka sehingga membuat pasangan kita menjadi kehilangan gairah.

Apabila kita berpikir bahwa hanya dengan fokus pada posisi seks adalah kunci untuk mendapatkan seks yang sempurna maka hal itu merupakan kesalahan besar. Gerakan dan tindakan yang kita lakukan saat melakukan hubungan seks bisa menjadi kemunduran besar bagi pasangan kita apabila kita melakukan kesalahan yang tidak kita sadari. Selain memiliki teknik seks rumit, kita juga perlu memastikan bahwa kita tidak membuat kesalahan selama kita sedang bercinta dengan pasangan kita. Berikut ini paparan beberapa kesalahan yang paling sering dilakukan saat sedang bercinta.

Setelah Kita Orgasme Kemudian Bercinta Selesai

Siapa bilang bahwa bercinta mendapatkan kualitasnya setelah kita “keluar”? Saat kitaa “keluar” pasti kita merasa lega dan puas karena sudah berhasil orgasme. Namun perlu kita ingat bahwa pasangan kita perlu mencapai klimaks, jadi kita harus juga ingat bahwa pasangan kita juga menginginkan hal yang sama. Jangan egois! Biasanya jika kita sudah orgasme, pasti yang biasa kita lakukan adalah langsung tidur karena merasa sudah mencapai klimaks. Tetapi itu kesalahan besar. Cobalah untuk menahan rasa kantuk kita sebentar dan berikan pelukan hangat kepada pasangan kita. Sebab bagi wanita hal ini merupakan suatu bentuk bahwa kita berhubungan seks dengan pasangan karena rasa sayang bukan nafsu semata.

Bukan Hanya Seks

Kebanyakan pria menganggap bahwa seks adalah murni suatu tindakan seksual di mana sepasang manusia saling menikmati kesenangan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sedangkan bagi para wanita, seks merupakan bagian integral dari kehidupan mereka yang telah menempel pada diri mereka secara fisik dan mental dengan pasangan mereka. Bagi wanita seks bukan sekedar kesenangan tetapi lebih kepada sebuah tindakan romantis yang mengikat mereka dengan pasangannya dan membawa diri mereka pada keintiman. Jadi, kita sebaiknya jangan mempunyai pikiran bahwa bercinta hanyalah aktifitas kesenangan saja karena bagi pasangan kita bercinta memiliki arti lebih.

Jangan Pernah Menggurui Pasangan Kita

Mencoba untuk membimbing pasangan kita dapat menyakiti egonya dan tentunya dapat merusak mood seks kita dan pasangan. Kita tidak boleh melakukan kesalahan yang satu ini terutama jika pasangan kita menganggap kita terlalu memaksakan kehendak kita. Cukup dengan mengikuti instruksi yang pasangan kita berikan kepada kita. Namun bukan berarti kita tidak boleh membimbing pasangan kita untuk mendapatkan kenikmatan, hanya saja kita harus secara lembut membimbing pasangan kita. Jangan terlihat memaksakan kehendak. Dengan demikian kita dan pasangan kita sama-sama dapat menikmati kesenangan.

Menolak Mencoba Hal Baru

Terlalu monoton dalam berhubungan seks dapat menjadi titik turn off dalam kehidupan seks kita dengan pasangan kita. Kita perlu mencoba sesuatu yang baru dan inovatif pada interval pendek untuk menjaga suasana hati dan tetap membuat kehidupan seks kita tetap hidup. Hal ini juga dapat meningkatkan keintiman antara kita dengan pasangan kita. Jadi untuk kehidupan seks yang segar dan aktif, kita harus mencoba sesuatu yang berbeda dan tidak menjadi terlalu monoton. Cobalah untuk mengajak pasangan kita untuk mencoba sesuatu yang baru seperti posisi baru, tempat bercinta yang tidak biasa atau bahkan melakukan eksperimen saat bercinta. Trust me, it works!

Itulah beberapa kesalahan umum yang biasanya dilakukan kaum pria saat sedang bercinta dengan pasangan. Kesalahan-kesalahan tersebut biasanya tidak kita sadari namun percayalah jika kita melakukan kesalahan tersebut maka bisa merusak suasana bercinta kita dengan pasangan kita. Semoga tulisan kecil sharing pengetahuan ini bermanfaat bagi kita dan pasangan kita.

Salam hangat penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 17 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: 1ms.net

Safari Politik Jokowi

Presiden terpilih Joko Widodo kembali menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin. Beberapa hari ini dia melakukan safari politik menemui sejumlah petinggi Koalisi Merah Putih.

Juru Bicara Koalisi Indonesia Hebat Akbar Faisal mengatakan komunikasi politik yang dilakukan Jokowi dengan kedua petinggi partai Golkar dan PPP untuk mencairkan situasi politik.

“Ini adalah langkah yang bagus oleh presiden baru dengan pihak-pihak terkait, apalagi anda melihat konstelasi yang anda pahami di DPR dan MPR, perubahan konstelasi politik di Indonesia setelah pelantikan presiden dan juga terpilihnya Romahurmuzy sebagai ketua PPP serta munas Golkar pada Januari nanti, membangun komunikasi politik adalah satu hal, dan kerja sama merupakan hal yang berbeda,” jelas Akbar kepada pers.

Dalam pekan ini, Jokowi bertemu dengan Aburizal Bakrie yang merupakan ketua partai Golkar, dan bertemu dengan Ketua Majelis Syariah PPP Maimoen Zubair.

Sementara, juru bicara Koalisi Merah Putih Tantowi Yahya menyambut baik pertemuan Aburizal dan Jokowi. Peristiwa ini menyejukkan suasana panas di tengah kabar bahwa KMP akan menjegal pemerintahan Jokowi-JK.

Menurut Tantowi pertemuan itu mencairkan suasana politik tetapi isi pembicaraan normatif.

“Pembicaraan normatif beliau bertanya tentang tips dalam menjalankan pemerintahan terutama dalam aspek ekonomi dan kesejahteraan, karena pak Aburizal itu kan pernah menjadi menko kesra dan ekonomi, beliau juga bertanya posisi partai Golkar baik dalam pemerintah maupun dalam Koalisi Merah Putih, sudah dijawab kalau posisi Partai Golkar tetap berada di Koalisi Merah Putih sebagai penyeimbang,” jelas Tantowi.

Komunikasi Mandeg

Pengamat CSIS Tobias Basuki mengatakan upaya untuk membuka komunikasi politik oleh Joko Widodo merupakan langkah yang bagus untuk mencairkan suasana politik, tetapi belum membuahkan hasil yang konkrit untuk menambah kekuatan Koalisi Indonesia Hebat. PPP masih bergelut dengan konflik internal antara kubu Romahurmuzy yang baru terpilih sebagai ketua umum dan Surya Dharma Ali, dan Partai Golkar masih dikuasai pendukung Aburizal Bakrie.

Menurut Tobias, langkah Jokowi ini tampaknya dilakukan karena komunikasi politik yang dilakukan partai-partai pendukungnya mandeg.

“Karena kelihatan sekali kekalahan yang bertubi-tubi ini kelihatan satu langkah di belakang terus, makanya Jokowi turun tangan, apakah ini langkah yang baik atau tidak awalnya tidak ada mahar tetapi tampaknya realitas politik memaksa dia untuk membuat konsesi itu,” jelas Tobias.

Tobias mengatakan kebijakan Jokowi tampaknya masih akan mendapatkan hambatan dari DPR, terutama masalah subsidi BBM. Apalagi Koalisi Merah Putih menguasai mayoritas kursi di DPR.

Apa pun pendapat para politisi maupun para pengamat politik, safari politik Jokowi ini merupakan langkah yang cerdas dan patut mendapat apresiasi. Pemimpin yang bijak memang seharusnya rendah hati tanpa harus merendahkan diri.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 17 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.tribunnews.com

Utamakan Pendidikan dan Keteladanan

Kekerasan di sekolah kembali terulang, kali ini sungguh memprihatinkan, pem-bully-an sadis dan bahkan yang sungguh mengejutkan kejadian tersebut sambil direkam videonya oleh seorang murid dengan handphone. Kalau pertanyaan yang muncul ‘siapa yang salah?’, maka jawabannya pasti, ‘gurunya’, karena peristiwa tersebut terjadi di lingkungan sekolah.  Apalagi peristiwanya berlangsung saat pelajaran dan para murid ditinggalkan oleh gurunya.

Kurikulum 2013 yang menempatkan tugas utama seorang guru sebagai fasilitator harus ditinjau kembali. Tugas seorang guru tidak sama dengan dosen. Perannya sebagai seorang pendidik harus lebih diutamakan, artinya senantiasa memberi keteladanan.  Sekolah, dari mulai TK sampai dengan SMA maupun SMK dan bahkan perguruan tinggi harus menjadi  pusat pendidikan karakter, bukan hanya tempat pengajaran.

Sekolah yang berkualitas bukan hanya dilihat dari lulusannya yang memiliki nilai-nilai akademis yang tinggi melainkan juga lulusan yang berkarakter.  Kegiatan di sekolah tidak hanya diisi dengan mengerjakan LKS belaka, sementara gurunya sibuk dengan diklat atau seminar untuk mengumpulkan sertifikat untuk mengejar sertifikasi.  Bahkan ada yang lebih parah lagi, para guru sibuk dengan jalan-jalan di mall pada jam-jam efektif sekolah.

Profesi guru memang menuntut totalitas karena menyangkut kualitas manusia yang dihasilkan dari proses pendidikannya. Sekarang ini semakin banyak orang yang memilih profesi guru karena memang imbalan gajinya, khususnya guru negeri, sudah sangat baik. Namun ironisnya mereka banyak yang tidak memahami perannya sebagai guru dan hanya mengejar gaji serta status sebagai PNS.

Seleksi serta pengangkatan guru seharusnya diperketat dengan  mempertimbangkan kualitas pribadi serta motivasinya. Apabila ditengah perjalanan profesinya ternyata seorang guru tidak mampu menjadi teladan dan bahkan membuat runyam seperti kasus di atas maka sudah sepantasnya untuk yang bersangkutan diberhentikan dari tugasnya.

Siapa pun yang memilih profesi guru harus mengutamakan pendidikan dan keteladanan. Para murid, siswa-siswi  serta mahasiswa-mahasiswi bukanlah obyek melainkan subyek yang harus semakin berkarakter dan berkembang positif  manakala mereka menempuh pendidikan. Guru tidak cukup sebagai fasilitator saja tetapi penentu kualitas pendidikan seutuhnya.

Tulisan sederhana ini hanya sekedar ungkapan keprihatinan terhadap kualitas pendidikan di negeri ini. Semoga bisa menjadi bahan refleksi kita yang masih peduli dengan masa depan bangsa.

Salam pendidikan penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 17 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: gambardanfoto.com

Loneliness



















malamku semakin terasa suntuk sepi
menyusuri rasi bintang mengejar mimpi
menatap bulan seakan suram temaram
muram lubuk hati diam tercekam

tarian kunang-kunang hanya melayang
pada tatap nanar sunyi diri tanpa bayang
terkurung kegundahan tanpa ujung
meratapi keterasingan diri murung

akankah bahagia hanya hadir di imajinasi
dalam dekapan lamunan tanpa nyata pasti
berselimut angan yang tak mungkin datang
raga terkulai di kehampaan terngiang

merah ufuk pagi telah hadir menyapa
namun netra tak mampu terpejam jua
penantian asa yang kian terberaikan
hasrat semakin tercekat pilu kenyataan

***
Solo, Kamis, 16 Oktober 2014. 10:44 pm
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.artquid.com

Beragama tetapi Tidak Agamis

Itulah wajah serta kualitas para wakil rakyat negeri ini, mereka beragama tetapi hanya sebatas formalitas dan kata-kata, tidak terealisasikan dalam perilaku mereka. Apalagi sebagai wakil rakyat, perilaku mereka ternyata jauh dari beradab.

Sidang paripurna perdana Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2014-2019, pada 1 Oktober 2014, khususnya dalam pemilihan pimpinannya berlangsung ricuh serta sangat gaduh. Sopan santun dan etika atau soal kebaikan dalam bersidang khususnya dalam lembaga yang disebut ‘terhormat’ itu tampak tidak lagi menjadi pertimbangan. Ini tentu menambah kesan buruk dan biadab terhadap lembaga perwakilan rakyat ini.

Peristiwa buruk serta menjijikkan dalam sidang itu menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa kericuhan dapat terjadi dalam sidang lembaga terhormat itu? Apakah mereka yang ricuh itu telah kehilangan rasa sopan santun atau tata krama dan terlebih etika dalam menampilkan diri sebagai anggota DPR? Apakah memang sebagai politikus harus selalu mengandalkan kekuatan atau kekuasaannya untuk menentukan kebijakan lembaga ini dengan cara yang begitu buruk? Di mana Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa kita ditempatkan? Terlebih lagi, di mana wujud pelaksanaan prinsip musyawarah untuk mufakat yang berdasarkan hikmat dan kebijaksanaan?

Selanjutnya, yang sangat menyedihkan dan menimbulkan pertanyaan besar adalah para wakil rakyat itu baru saja, masih dalam hitungan jam, dilantik, dan dalam acara pelantikan mereka disumpah, dan didoakan oleh wakil Menteri Agama. Di mana peranan sumpah/janji dan doa itu mereka tempatkan? Ingatkah mereka pada sumpah dan doa dalam pelantikan itu? Apa manfaat sumpah dan doa dengan rumusan kata-kata dan kalimat yang indah, berwibawa dan sakral?

Agama Hanya Sekedar Formalitas

Dalam kericuhan atau keonaran yang dilakukan oleh banyak wakil rakyat itu, tampak bahwa sumpah dan doa itu tidak diingat atau tidak dihiraukan. Kesadaran bahwa mereka baru saja dilantik, disumpah dan didoakan tidak tampak dalam perilaku para wakil rakyat itu. Sumpah dan doa hanya dipergunakan sebagai formalitas belaka. Bahwa orang-orang yang dilantik sebagai anggota DPR itu beragama. Itu ternyata tidak menjadi jaminan bahwa mereka akan hidup agamis  sesuai dengan ajaran agamanya itu.

Apabila demikian dapat dikatakan bahwa sumpah dan doa tidak berpengaruh dalam membentuk karakter, kepribadian dan sikap hidup serta sebagai pengingat untuk mereka menghindari perbuatan tidak baik. Dengan kata lain, sumpah dan doa yang identik dengan atau bagian dari agama tidak bermanfaat. Jika menyadari bermanfaat, tentu para wakil rakyat itu akan sadar dan bersedia serta mengutamakan sopan santun dan etika atau perilaku yang baik. Mereka akan mengutamakan musyawarah, keadilan, persatuan, perdamaian dan kebaikan untuk semua.

Agama Diabaikan

Kegaduhan dan kericuhan itu terjadi karena pihak-pihak yang bertikai sebagai kelompok mayoritas-minoritas mengutamakan kepentingan politik, yaitu kemenangan dan kekuasaan kelompok. Dengan tujuan itu, lalu cara-cara yang tidak santun, tidak adil dan tidak bijaksana dipergunakan. Kericuhan sidang paripurna DPR itu, apa pun hasilnya dan siapa pun pemenangnya, tetap berakibat buruk bagi citra anggota DPR, bagi lembaga DPR, bagi demokrasi dan iklim perpolitikan, dan bagi bangsa dan negara. Bahwa demokrasi kita masih tidak atau kurang beretika, beretiket dan berestetika. Jadi dalam pertarungan yang ricuh itu, semua pihak mengalami kekalahan moral-etik.

Tidak hanya itu, citra buruk juga berimbas pada agama yang lalu dinilai tidak berpengaruh atau tidak bermanfaat. Buktinya, sangat terang dan jelas sekali mereka baru saja disumpah dan didoakan tetapi tidak berperilaku sesuai dengan sumpah dan doa itu. Perilaku buruk kalangan di DPR itu sebenarnya juga merupakan pelecehan terhadap sumpah dan doa atau agama itu sendiri. Perilaku buruk itu telah menodai agama dan seharusnya mereka dijerat dengan undang-undang atau hukum tentang penodaan agama.

Perilaku buruk yang berakibat gejolak sosial dan politik bahkan ekonomi seperti ‘tragedi’ sidang paripurna DPR itu serupa dengan yang dilakukan oleh sebuah organisasi masa Islam yang menolak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Gubernur DKI dengan melakukan tindakan kekerasan melawan aparat negara atau polisi. Dengan nama pembela agama dan dengan menggunakan atribut dan simbol-simbol agama tetapi menyerang kantor DPRD DKI dengan lemparan batu, merusak kendaraan dan fasilitas umum dan menggunakan senjata tajam. Tindakan ormas itu tentu merusak citra dan melecehkan agama yang hendak dibelanya. Ini adalah penodaan agama.

Memfungsikan Agama

Setiap orang beragama, agama apa pun itu, tentu menghendaki agar agama betul-betul berperan atau bermanfaat. Dengan itu, kehidupan manusia di mana pun dan dalam hal apa pun, seperti ekonomi, politik, sosial-budaya dan agama itu sendiri, akan menjadi baik. Perilaku yang berakibat buruk dalam kehidupan tentu bukan perilaku baik tetapi buruk dan jahat. Dan banyak orang beragama tidak menjadi baik tetapi menjadi jahat karena digoda dan dikuasai oleh berhala-berhala duniawi seperti kekuasaan dan uang.

Agar dapat membuat pribadi-pribadi beragama menjadi baik, agama harus berfungsi atau berpengaruh. Cara memfungsikan agama yang efektif adalah dengan menjadikan agama atau unsur-unsurnya, seperti sumpah, ibadah, doa atau sembahyang, dan bacaan Kitab Suci sebagai bagian hidup yang selalu diingat; atau itu menjadi peringatan dalam setiap tindakan. Agama jadi tidak hanya berfungsi sebagai alat identifikasi dan legitimasi keagamaan dan kesalehan. Atau, dalam kasus kericuhan di DPR, peran agama tidak hanya sampai di sumpah dan doa dan dianggap hanya formalitas.

Unsur-unsur dalam agama seperti sumpah dan doa harus dapat terus-menerus mengingatkan dan menyadarkan orang tentang apa yang baik dan yang tidak baik ketika ia mengambil keputusan dan melakukan tindakan. Agama harus menjadi seperti cahaya yang selalu dilihat ketika seorang membukakan matanya; atau seperti suara yang selalu mengiang di telinga. Atau, suara yang keluar dari mulut yang menyebut ‘Ya Tuhan ya Allah. Ya Allah ya Tuhan.’ Kesadaran pada agama adalah kesadaran pada Tuhan. Kesadaran pada Tuhan adalah kesadaran pada kebaikan.

Jadi siapa pun, apalagi sebagai wakil rakyat, tidak cukup hanya beragama tetapi juga sekaligus harus agamis dalam kehidupannya. Tidak hanya sekedar memiliki agama tertentu seperti yang tertera di KTP-nya atau saat mengucapkan sumpah dan janji namun juga harus menganut serta menghayati agama tersebut dalam setiap perilaku kehidupannya, termasuk saat menjalankan pilihan tugasnya sebagai wakil rakyat.

Salam kritis penuh cinta.

***
Solo, Kamis, 16 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.kaskus.co.id