Pemikiran ini mencuat setelah memperhatikan aktifitas para remaja khususnya pelajar SMA pada saat libur panjang kenaikan kelas. Sebagian besar dari mereka hanya mengisi dengan refreshing dan having fun saja. Bersantai-santai melepaskan diri dari rutinitas sekolah. Bagi yang beruntung orangtuanya mampu mungkin bisa menikmati refreshing ke tempat-tempat rekreasi atau sarana hiburan menarik, namun bagi yang orangtuanya berkemampuan pas-pasan atau bahkan kurang mampu mungkin hanya bisa beraktifitas di rumah saja. Mengapa mereka tidak diarahkan untuk mengisi liburan dengan hal-hal yang nyata bermanfaat dan bahkan produktif?
Magang kerja adalah
salah satu bentuk mengisi liburan yang positif dan produktif. Hal ini
sudah biasa dilakukan oleh sekolah-sekolah di negara lain. Pada musim
libur panjang, sekolah mewajibkan siswa-siswinya, khususnya yang
setingkat SMA, magang bekerja nyata. Di Indonesia pola ini sudah
diterapkan di beberapa SMA swasta tapi dalam bentuk live in atau home stay.
Mewajibkan siswa-siswinya untuk tinggal di rumah satu keluarga,
biasanya pada keluarga sederhana di desa, dan mereka terlibat dalam
aktifitas keluarga itu.
Nah, untuk di
Indonesia sekarang ini, magang mungkin bisa diberlakukan wajib, idealnya
bagi siswa-siswi SMA yang liburan kenaikan ke kelas XII. Bagi
siswa-siswi SMK tidak perlu karena mereka sudah ada program sekolah
Prakerin (Praktik Kerja Industri). Magang bagi siswa-siswi SMA ini
diberlakukan dengan tujuan untuk melatih kedewasaan, sikap
bertanggungjawab, kepekaan sosial dan yang lebih penting adalah jiwa
wiraswasta. Mereka bisa diwajibkan bekerja di tempat-tempat kerja yang
banyak melibatkan pelayanan dan interaksi dengan banyak orang, misalnya
SPBU, rumah makan, minimarket, toko, bengkel, tempat pencucian
mobil-motor, laundry, industri kecil rumah tangga dan masih banyak lagi lainnya. Mereka tidak harus dibayar, tetapi kalau ada tempat magang yang memberi imbalan uang kepada peserta magang juga tidak perlu dilarang.
Dalam hal ini harus
dijalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Sekolah
membantu mencarikan tempat magang dan masyarakat yang memiliki tempat
bekerja menyediakan tempatnya. Jenis pekerjaannya terserah, ditentukan
oleh pemilik atau pengelola tempat magang. Waktu magang tidak perlu
terlalu lama, antara seminggu atau dua minggu. Kemudian tempat magang
bekerja tersebut memberikan surat keterangan atau
kalau mungkin sertifikat bagi para peserta magang yang sudah
menyelesaikan tugasnya. Dilain pihak para siswa-siswi peserta magang
diwajibkan untuk membuat laporan kegiatan mereka.
Pasti kegiatan ini
akan menghasilkan manfaat bagi mereka daripada hanya sekedar liburan
diisi untuk bersantai. Selain itu juga akan berguna dalam menyiapkan
diri mereka di jenjang pendidikan perguruan tinggi. Dan yang tidak kalah
pentingnya hal ini merupakan bekal yang sangat bermanfaat bagi mereka
yang tidak mampu kuliah dan harus bekerja. Mereka memiliki sedikit
pengalaman bekerja nyata daripada mereka yang lulus SMA tanpa magang.
Demikian tulisan ini
hanya sekedar berbagi ide pendidikan yang sederhana untuk semakin
memperbaiki kualitas pendidikan di negeri ini. Semoga bermanfaat.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Sabtu, 13 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar