Arian, setelah terkagum-kagum pada sebuah iklan smartphone , segera mengambil uang tabungannya untuk membeli smartphone canggih itu. Saat itu orangtuanya memakluminya. Kemudian ada iklan lain lagi, kali ini tentang laptop yang powerful yang mampu untuk memainkan PC game terberat sekali pun. Tanpa berpikir panjang Arian menguras habis tabungannya untuk mendapatkan lappy terdahsyat
itu. Lalu ada iklan lagi tentang resto baru yang menawarkan
hidangan-hidangan eksklusif, langsung saja Arian ditodong teman-temannya
untuk mentraktir mereka. Mulailah Arian mengorek-ngorek uang
orangtuanya. Karena keseringan meminta dan boros, orangtua Arian
menyetop ‘dana’ untuk Arian. Namun karena gencar dan menawannya
iklan-iklan itu Arian tak tahan lagi, akhirnya tanpa pikir panjang ia
mulai berani mencuri uang orangtuanya. Padahal ekonomi keluarga tidak
begitu kuat. Arian yang mulanya cowok yang baik itu disihir oleh iklan
menjadi cowok konsumtif.
Dari peristiwa Arian, kita berkenalan dengan apa yang disebut perilaku konsumtif, yang artinya semua keinginan harus dipenuhi selengkap-lengkapnya.
Sedangkan keinginan-keinginan baru terus diciptakan oleh
kekuatan-kekuatan gemerlap dunia ini. Lalu kapan dapat terpenuhinya
keinginan itu? Tak akan pernah! Meski sampai kamar Arian itu penuh
dengan barang-barang mahal, ia akan terus haus dan lapar akan
barang-barang mewah itu. Cari yang lain lagi, never ending. Ini salah satu keganasan perilaku konsumtif.
Cerdaslah membeda-bedakan
Perilaku konsumtif ini bisa dihentikan. Kuncinya hanya pada kamu sendiri. Dalam menghadapi kecondongan konsumtif ini kamu mesti memiliki sikap membeda-bedakan. Kritis dalam menentukan pilihan.
Arti membeda-bedakan itu adalah bisa memilah-milah mana yang perlu dan mana yang tidak perlu.
Ini memang tidak mudah. Kamu harus peka luar biasa. Misalnya: kamu
harus membeli buku ilmiah populer yang perlu untuk pelajaran sekolah
atau komik yang asyik banget untuk refreshing?
Tentu saja lebih perlu buku ilmiah populer, dan kamu harus memilikinya.
Lalu bagaimana dengan komik? Komik kan bisa meminjam di perpustakaan
atau persewaan yang ada di mana-mana. Pasti tidak mungkin di
persewaan-persewaan buku itu disewakan buku biologi, fisika, marematika,
sosiologi dan sebagainya. Dengan menentukan pilihanmu seperti demikian,
kebutuhanmu akan buku yang berbeda macamnya bisa terpenuhi. Dan kamu
jadi terlatih untuk mendahulukan serta memilih apa yang lebih penting.
Dengan demikian kamu
juga terlatih untuk tidak mengkonsumsi begitu saja apa-apa yang
ditawar-tawarkan. Perusahaan manakah yang tidak ingin barangnya laku?
Mereka sah-sah saja menampilkan iklan yang menarik dan menggelitik
selera konsumen, tetapi kamu jangan jadi korban tawaran-tawaran tanpa
henti itu.
Akhirnya, bertindak
bijaksana lah dalam memilih. Selamat menjalani kehidupan yang cerdas
dalam mendahulukan kebutuhan daripada sekedar keinginan. Say No to ‘Konsumtif’.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Rabu, 31 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar