Perilaku copy-paste memang kenyataannya sering terjadi dalam perkembangan pengetahuan kita saat ini. Istilah copy-paste menjadi populer karena cara ini yang kita gunakan di dunia komputer. Memindahkan file dengan copy kemudian paste pasti sering kita lakukan dalam berkomputer. Sangat mudah. Aktifitas inilah yang mempopulerkan istilah copas, copy-paste.
Penjiplakan di Sekitar Kita
Copy-paste
dalam bahasa kita identik dengan menjiplak, meniru persis suatu karya
cipta tanpa seijin penciptanya. Hal ini sering terjadi di bidang
penulisan terlebih di era komputer sekarang ini. Namun sebenarnya
perilaku copy-paste, menjiplak ini tidak hanya di bidang
penulisan saja, di bidang karya seni, produk fashion, teknologi dan lain
sebagainya juga banyak terjadi.
Kita semua pasti tahu,
lukisan Monalisa yang sangat fenomenal itu juga tak lepas dari
penjiplakan. Itulah satu contoh penjiplakan karya seni lukis. Sudah tak
terhitung jumlah lukisan jiplakan Monalisa. Dalam bidang karya seni
musik sering sekali kita jumpai juga penjiplakan walau sedikit
disamarkan dengan sedikit digeser nadanya di bagian tertentu. Bidang
produk fashion juga tak luput dari penjiplakan, maka muncul istilah
KW-1, KW-2 pada beberapa produk jiplakan merek terkenal. Di bidang
teknologi penjiplakan berlangsung lebih dahsyat. China merupakan salah
satu negara yang saat ini sangat massive menjiplak, cermati
saja produk sepeda motor dan handphone dari China yang sangat mirip
dengan yang dijiplak meski China menggunakan merk lain. Pokoknya
kesannya copy-paste banget.
Kita Berkembang dengan Meniru
Sebenarnya kalau kita renungkan dan cermati hidup kita ini juga tidak lepas dari perilaku mirip copy-paste,
yaitu meniru. Sejak kita lahir kita diajari berperilaku meniru baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh orangtua kita, orang-orang di
sekitar kita dan lingkungan kita. Pada tahap lebih lanjut saat kita
sekolah kita juga belajar dengan cara meniru apa yang diajarkan oleh
guru kita serta dari ilmu pengetahuan yang kita peroleh. Kemudian kita
mengembangkannya dengan penemuan-penemuan baru yang melengkapi
pengetahuan, budaya dan peradaban masyarakat kita yang sudah ada.
Ilmu pengetahuan dan
peradaban yang kita nikmati saat ini dan yang kita kuasai merupakan
sebuah proses panjang dari peniruan ilmu pengetahuan dan budaya
sebelumnya. Disinilah manusia sesuai dengan khitahnya menggunakan akal
budi dan pikirannya untuk terus meningkatkan peradaban dengan meniru dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya. Jadi mesti kita pahami bahwa
hidup kita berkembang karena proses meniru. Meniru memang sesuai dengan
kodrat manusia.
Meniru bukan Menjiplak
Tetapi tata peradaban
pengetahuan mengenal dan selanjutnya menghargai tentang suatu hasil
karya, lalu disepakatilah adanya hak cipta. Adanya kode etik yang
mengakui dan menghargai jerih payah seseorang dalam penemuan suatu karya
cipta. Walau tidak bisa dipungkiri bahwa suatu penemuan sebagian besar
pasti dari meniru penemuan karya cipta sebelumnya dan kemudian
menyempurnakannya.
Disinilah perlunya
membedakan meniru dengan menjiplak. Meniru biasanya masih mengakui dan
bahkan menyebutkan apa dan siapa yang ditirunya sedangkan menjiplak
mirip dengan tindakan copy-paste hanya sekedar meniru persis
suatu karya tanpa mengakui atau menyebut siapa penciptanya dan bahkan
terkadang malahan mengakuinya sebagai karya ciptanya. Hal ini memang
lebih banyak terjadi di dunia penulisan karena lebih mudah dilakukan.
Dalam karya tulisan
formal kita mengenal kode etik penyebutan bacaan rujukan di daftar
pustaka, dalam media penulisan online kita juga mulai mengenal kode etik
untuk menyebutkan links yang terkait dengan tulisan kita. Singkatnya apabila yang kita tuliskan merupakan comotan dari tulisan orang lain, kita mesti menyebutkan asalnya.
Demikianlah untuk penghargaan terhadap hak orang lain kita seharusnya tidak melakukan penjiplakan, copy-paste. Ciri orang yang melek
pengetahuan dan beradab adalah orang yang menghargai orang lain dalam
hal apa pun. Mari kita junjung tinggi kreatifitas dengan tidak
menjiplak. Meniru tentu boleh tetapi tidak menjiplak. Selamat berkarya
dengan jujur.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Kamis, 18 Juli 2013
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustr: de.toonpool.com
ilustr: de.toonpool.com
0 comments:
Posting Komentar