Welcome...Selamat Datang...

Sabtu, 21 September 2013

Tidak Perlu Merasa Kelabu

Rasa serba kelabu atau kecil hati sering juga disebut pesimis. Orang-orang yang terkungkung oleh rasa serba kelabu memandang seluruh hidup ini dari sisi gelapnya. Di mata mereka tidak ada hal yang baik dan ideal. Semua serba kurang, serba cacat, serba tidak sempurna. Keadaan, lingkungan, iklim, negara, masyarakat, kehidupan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, keagamaan, orang tua, orang muda serta apa saja ada dalam keadaan bobrok, rusak dan kacau. Ke mana pun pergi, mereka membawa wajah sedih, berita susah dan kabar buruk. Juga kalau mereka menemukan hal yang baik, mereka selalu menemukan segi negatifnya.

Orang-orang yang pesimis, rupanya tidak tahu apa yang mau dicapai dalam hidup ini. Mereka tidak pernah dapat puas. Tetapi juga tidak ada manusia atau hal yang dapat menghilangkan rasa tidak puas mereka. Melihat matahari pagi, mereka mengeluhkan hari yang akan panas. Melihat mendung menggantung di langit, mereka mengeluh hari yang akan hujan. Dinaikkan jabatannya, mereka mengomel mengenai tanggung jawab yang akan dipikul. Tidak dipromosikan, mereka menggerutu mengenai boss-nya yang tidak adil. Pokoknya hidup mereka serba suram. Dan sayangnya mereka mau menyebarkan gaya hidup itu di dunia sekitar mereka. Seolah-olah mereka mau mencari teman dalam penderitaan mereka.

Ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan seseorang jatuh menjadi korban rasa serba kelabu. Ada yang karena watak. Orang ini sejak dilahirkan sudah dibekali oleh kecenderungan untuk menjadi pesimis. Ada yang karena kecewa dengan hidupnya, entah mengalami kegagalan demi kegagalan atau cita-citanya tidak kesampaian. Ada yang karena menyimpan rasa permusuhan terhadap dirinya sendiri, keluarga, lingkungan atau masyarakatnya. Rasa permusuhan ini membuatnya kehilangan kegembiraan dan menggelapkan pandangannya.

Apa pun sebabnya, rasa serba kelabu membuat mereka yang dikuasainya takut menghadapi perjuangan hidup dan takut mengarah ke masa depan. Sebab di dalam benak mereka, hidup ini hanya penuh dengan hal-hal yang negatif dan masa depan tampak selalu suram. Gaya hidup penderita rasa serba kelabu ini pada gilirannya mengurangi kebahagiaan hidup orang lain. Hidup ini sudah banyak susah dan derita. Orang tidak membutuhkan kesusahan dan penderitaan ditambah-tambah tanpa perlu. Dalam kehidupan ini orang lebih mengharapkan dukungan, semangat dan sumber kegairahan justru untuk mengatasi segala kesusahan dan penderitaan di dunia ini. Dengan demikian orang mendapatkan keyakinan bahwa dia mampu menghadapi tantangan hidup dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

Orang-orang yang terjerat oleh rasa serba kelabu dapat terbantu untuk mengurangi kabut gelap yang menyelubungi diri mereka, kalau mereka mau menyadari bahwa jalan pikiran mereka tidak benar seluruhnya. Hidup memang ada segi negatifnya, tetapi tidak seluruhnya terdiri dari bahaya saja. Mereka seharusnya sedikit demi sedikit membentuk pandangan yang seimbang. Dan seandainya dalam hidup ini penderita betul-betul menghadapi kesusahan dan penderitaan, banyak orang akan bersedia membantu.

Manusia diciptakan bukan untuk menderita dan menanggung susah. Tetapi untuk berbahagia. Maka memenuhi pikiran dengan impian-impian buruk hanya melumpuhkan diri. Lebih lanjut orang akan menjadi takut berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan berjuang untuk mencapai sesuatu yang berarti. Sedangkan apabila orang memandang hidup secara lebih seimbang dan menatap titik baik di masa depan, memberikan kekuatan dan harapan.

Mereka yang dihinggapi rasa pesimis diberi bakat untuk berhati-hati. Mereka sangat peka akan segi-segi negatif, dan bahaya-bahaya dari hal yang dikerjakan serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Tinggal mereka mengolah bakat itu serta mengarahkannya secara baik. Dengan demikian, dengan tetap memelihara sikap hati-hati mereka, mereka dapat menjelma menjadi manusia yang tidak gegabah, namun tekun dan berani menyongsong hidup dan tantangannya. Semoga.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Minggu, 14 Juli 2013
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar