Dalam setiap
masyarakat ada tata nilai yang dipegang bersama, ada adat istiadat yang
diterima bersama dan ada cara serta gaya hidup yang diikuti bersama.
Pada suatu saat dalam masyarakat semacam itu, tidak jarang muncul
seorang tokoh atau sekelompok orang yang berani menawarkan nilai-nilai
hidup baru, menyajikan adat yang belum lazim dan cara serta gaya hidup
yang belum biasa. Tokoh atau kelompok orang itu dapat merupakan tokoh
atau kelompok yang kreatif dan memajukan masyarakat. Tetapi dapat juga
merupakan tokoh atau kelompok aneh, penyeleweng, yang mengacaukan
kehidupan bersama.
Tokoh atau Kelompok Kreatif
Berkat jasa tokoh atau
kelompok kreatif, tidak sedikit terjadi pembaharuan yang memajukan
kehidupan masyarakat. Mula-mula tata nilai, adat istiadat, cara serta
gaya hidup yang baru itu oleh masyarakat masih dianggap aneh, asing dan
menggelitik untuk menolak serta membuangnya.Tetapi setelah melalui
proses, biasanya cukup lama, diterima umum dan dianggap biasa. Kunci
dari gejala ini terdapat dalam dinamika kehidupan masyarakat sendiri.
Tanpa cukup sadar barangkali, masyarakat telah menjadi jenuh dan bosan
terhadap hal-hal yang ada pada mereka. Dalam hati mereka terpendam
keinginan untuk mendapatkan hal-hal yang baru. Ketika akhirnya hal-hal
yang baru itu datang, mula-mula mereka menerimanya dengan sedikit
malu-malu, tetapi lama-kelamaan mereka dapat menerima dengan baik.
Demikian masyarakat bergerak maju, dan mengalami perubahan dalam
berbagai bidang, dari mode pakaian sampai hal pandangan hidup.
Tokoh atau kelompok
kreatif mengubah pandangan hidup masyarakat. Oleh mereka, masyarakat
diajak untuk meninjau kembali sistem nilai yang selama ini dipegang dan
didorong untuk menyempurnakannya dengan membuang yang sudah basi dan
mengisinya dengan yang baru dan segar.
Tokoh atau Kelompok Penyeleweng
Kebalikan dari tokoh
atau kelompok kreatif adalah tokoh atau kelompok penyeleweng. Mereka
juga menyajikan hal-hal yang belum biasa. Tetapi motifnya tidak jelas.
Rasanya mereka itu berbuat lain hanya karena ingin lain, demi kelainan
belaka. Selanjutnya oleh ulah mereka masyarakat tidak dibuat lebih maju,
melainkan menjadi bingung, bahkan kacau. Mereka ini orang-orang yang
menjadi korban kecenderungan untuk asal lain atau nyentrik.
Orang yang nyentrik,
entah perseorangan atau kelompok, tampil melawan segala patokan yang
ada dalam masyarakat. Dalam pikiran mereka, segala patokan itu hanya
mengurangi kebebasan dan menyesakkan hidup mereka. Karena tidak tahan
hidup dalam garis yang ditentukan oleh patokan yang ada itu, mereka
menyeleweng dari yang biasa. Jeleknya mereka itu menolak patokan yang
umum dan membuat patokan sendiri. Karena hidup menurut patokan mereka
sendiri, mereka tampil sebagai manusia-manusia yang tidak umum. Dan
rupanya mereka juga suka melihat orang-orang lain terkesiap oleh
keanehan yang mereka sajikan.
Orang-orang yang nyentrik
adalah manusia yang tidak toleran. Mereka menolak patokan masyarakat.
Tetapi mereka sendiri memaksa-maksa masyarakat untuk menerima patokan
yang mereka jadikan prinsip hidup mereka. Kecenderungan untuk nyentrik
bisa menghinggapi siapa saja. Tetapi akan membawa bahaya yang serius,
kalau kecenderungan itu menjangkiti tokoh-tokoh masyarakat. Karena
terdorong oleh rasa ingin lain itu, mereka mudah saja memaksakan
pendirian mereka kepada masyarakat. Mereka lalu tampil sebagai
tokoh-tokoh yang otoriter, diktator dan berpandangan kaku.
Bagaimana menyikapinya?
Kita semua mesti
dengan jujur mengakui bahwa tidak semua yang ada dalam masyarakat sudah
baik, sempurna dan tidak perlu diubah serta diperbaiki. Dalam masyarakat
ada ketidakberesan, kecurangan, ketidakadilan. Tetapi membuang segala
patokan hidup yang ada dalam masyarakat tidak akan membantu kemajuannya.
Karena segala patokan itu biasanya, merupakan hasil pemikiran dan
pengalaman hidup selama bertahun-tahun. Maka seharusnya kita menerima
patokan itu lebih dahulu. Kalau merasa perlu menggantinya dengan patokan
yang berbeda, kita perlu mempunyai motif dan tujuan yang jelas. Cara
ini tidak jarang menjadi awal dari kemajuan dalam masyarakat. Tetapi
membuang patokan asal membuang serta menggantinya dengan patokan yang
lain, hanya karena mau lain tanpa motif dan tujuan yang jelas, malah
merusak kehidupan bersama dalam masyarakat. Pemikiran seputar inilah
yang dapat membantu mereka yang cenderung mau asal lain, mengubah sikap
dan meluruskan arah hidup mereka.
Dengan demikian orang-orang yang nyentrik
mengarahkan kekuatan mereka untuk berpendirian, berprinsip dan berbuat
lain demi kemajuan masyarakat mereka. Kita semua bebas untuk mengatur
hidup kita. Kita bebas mengejar cita-cita hidup yang kita anggap hebat.
Kita bebas untuk melakukan segala sesuatu yang perlu untuk mencapai
cita-cita itu. Tetapi untuk itu, kita tidak bebas untuk membuang segala
sistem nilai, adat istiadat dan cara serta gaya hidup masyarakat di mana
kita menjadi anggota, hanya karena kita tidak suka, tidak cocok atau
tidak sesuai dengan kita. Sebab sikap ini mendekati sikap untuk
menjadikan diri sendiri sebagai norma hidup. Hal yang tidak benar.
Orang-orang yang mempunyai kecenderungan untuk nyentrik
diberi bakat kreatif dan keberanian untuk hidup menurut keyakinan
mereka. Hal yang sangat berharga. Tinggal mereka memanfaatkan bakat dan
keberanian itu untuk berperan dalam masyarakat. Dengan demikian, mereka
bukan lagi dijuluki manusia asal lain dan nyentrik, tetapi manusia kreatif, pembaharu masyarakat.
Semoga tulisan
sederhana ini bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan kita dalam
menyikapi berbagai perilaku orang-orang di sekitar kita, sehingga
tercipta interaksi yang positif, kreatif dan dinamis.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Selasa, 30 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar