Seorang saleh
diperkenankan oleh Tuhan untuk memperoleh pengetahuan lebih dahulu
tentang dunia yang akan datang. Dalam pintu gerbang surgawi, dia
didorong masuk ke dalam satu ruangan yang luas dimana dia melihat semua
orang duduk pada meja perjamuan. Meja itu penuh dengan hidangan yang
lezat tetapi tidak sepotong pun makanan yang terjamah. Orang itu sangat
heran melihat orang-orang yang duduk pada meja tersebut sebab mereka
sungguh kurus karena lapar dan tetap mengeluh minta makan meskipun
makanan ada di depan mereka.
Orang itu bertanya
kepada penuntun surgawi, “Jika mereka lapar, mengapa mereka tidak
mengambil bagian dari perjamuan yang tersedia di depan mereka?” Penuntun
itu berkata, “Mereka sendiri tidak dapat memberi makan kepada dirinya
sendiri. Jika engkau perhatikan, tangan setiap orang diikat lurus,
sehingga bagaimanapun usahanya, dia tidak dapat memasukkan makanan ke
dalam mulutnya.” “Sungguh, ini neraka”, kata orang saleh itu ketika
mereka meninggalkan ruangan itu.
Penuntun itu
menghantar dia ke seberang ruangan besar ke dalam sebuah ruangan lain.
Orang saleh itu mengamati bahwa meja perjamuan penuh dengan makanan
pilihan yang lezat. Dia memperhatikan bahwa mereka yang duduk di meja
perjamuan itu diberi makan cukup, senang dan berbahagia. Dia sangat
tertegun melihat bahwa mereka juga terikat tangannya lurus. Dalam
kebingungannya, dia berpaling kepada penuntun surgawi itu dan bertanya,
“Bagaimana mungkin mereka itu diberi makan cukup, padahal mereka tidak
mampu memberi makan dirinya sendiri?”
Penuntun itu berkata, “Lihat.” Orang
saleh itu memperhatikan dan melihat bahwa mereka saling memberi makan.
Dia berseru, “Sungguh, ini memang surga!” “Sungguh, ini surga!”,
penuntun menyambung. “Seperti engkau lihat, perbedaan antara neraka dan
surga terletak dalam hal bekerjasama dan melayani satu sama lain.”
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Kamis, 8 Agustus 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar