1. Mau menanggung risiko
Manajer yang mendorong
kreatifitas memberikan kebebasan luas kepada orang-orangnya. Dia siap
kalau terjadi kesalahan dan sanggup menanggung kegagalan yang tak
terelakkan. Sebaliknya manajer yang takut gagal akan membatasi kebebasan
orang-orangnya dan tidak mengambil risiko dengan memberi kesempatan
serta kemungkinan kepada mereka untuk mencoba-coba cara kerja baru,
kegiatan-kegiatan yang belum lazim, atau gerakan inovatif. Akibatnya,
perkembangan ke depan dan kreativitas organisasi terhambat, bahkan
mungkin malah macet.
2. Tenang dengan ide yang setengah masak
Manajer yang kreatif
terbuka terhadap ide, gagasan, atau pemikiran baru, juga yang belum
masak betul. Mereka mau mendengarkan, menerima dan mendukung gagasan,
usul, impian orang-orangnya agar dikembangkan sampai masak untuk
kemudian diolah bersama. Tentu dia tidak boleh bertindak bloon dan
bodoh. Dia juga harus kritis menilai ide, gagasan, pemikiran yang
diajukan kepadanya. Dia tidak boleh membiarkan sembarang ide
dikembangkan dan dipraktikkan. Sebaliknya dia harus dapat menyaring
unsur-unsur positifnya yang dapat dikembangkan.
Sedang manajer yang
kurang kreatif minta penjelasan tentang segala unsur yang tersangkut
dalam ide itu dan menuntut agar segala unsur itu dipertimbangkan
masak-masak. Kehendak baik dan ungkapan sikap hati-hati itu perlu.
Tetapi kalau permintaan penjelasan dan tuntutan pertimbangan itu
diajukan terlalu awal, segala ide, gagasan, pemikiran, menjadi layu
sebelum berkembang dan gugur sebelum mencapai kodratnya.
3. Mau memperlonggar kebijakan organisasi
Ada saat-saat dalam setiap organisasi bahwa aturan harus diabaikan. Manajer kreatif memiliki rasa (feeling)
untuk itu. Dia tidak mudah tidak mempedulikan aturan dan kebijakan
organisasi, tetapi tahu kapan aturan itu dapat diperlonggar demi
kebaikan organisasi yang lebih besar.
Sebaliknya manajer
lain adalah manajer buku aturan. Dia tidak memperbolehkan suatu
kekecualian pun, apa pun keuntungannya. Namun kalau orang hanya
bertindak melulu berdasar buku aturan, orang memang aman dan berhasil.
Tetapi keberhasilan itu dapat dibayangkan sebelumnya dan dapat dicapai
oleh setiap orang yang menggunakan buku yang sama. Akibatnya prestasi
datar, tak ada kelebihan, tak ada kebaharuan, alias begitu-begitu saja.
4. Mampu membuat keputusan cepat dan tepat
Kalau kepada manajer
kreatif diajukan suatu ide atau gagasan baru dia mampu menanggapi dan
mengambil keputusan dalam waktu yang relatif singkat. Karena tentang ide
atau gagasan itu dia dengan cepat bukan hanya memisahkan antara isi dan
kulitnya, unsur positif dan negatifnya, segi pro dan kontranya,
keuntungan dan kerugiannya, tetapi juga segi menariknya yang dapat
dikembangkan lebih lanjut. Maka kalau untuk ide atau gagasan itu, dia
perlu minta pertimbangan orang lain sebelum mengambil keputusan, dia
tahu unsur mana yang hendak dimintakan pertimbangan dan unsur mana yang
dia mampu berpikir sendiri. Dengan demikian pertimbangan diminta bukan
sekedar untuk mencari dukungan biar aman, apalagi melempar tanggung
jawab, tetapi sungguh mencari pelengkap pandangan atas hal yang
ditanganinya. Kalau sudah ada keputusan definitif, ide atau gagasan yang
diterima langsung diurus untuk diwujudkan tanpa menunggu yang tidak
perlu. Untuk ini dia tidak segan-segan mengubah prosedur kerja yang ada
dan mengatur anggaran sesuai dengan tuntutan yang diperlukan.
Sedang manajer yang tidak kreatif akan lama mempelajari dan baru membawa ide atau gagasan itu dalam rapat staf, dengan hasil: tidak tahu apa yang harus dibuat dengannya.
5. Pendengar yang baik
Manajer kreatif
mendengarkan orang-orangnya dan mengembangkan usul-usul mereka. Dia
tidak akan mencoba prosedur kerja atau mengambil kebijakan baru, tanpa
mendengar dulu pendapat orang-orangnya. Keistimewaannya, dia mampu
mengambil yang paling baik dari usul-usul dan pendapat orang-orangnya,
dan dari sana menciptakan ide, gagasan, pemikiran, prosedur kerja dan
kebijakan yang baru serta segar.
6. Tidak terpaku pada kesalahan
Manajer yang kreatif
lebih berorientasi ke masa depan daripada ke masa lampau. Dia tidak
tenggelam, terpaku, terus teringat, atau terus menangisi
kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, baik kesalahan sendiri maupun
kesalahan orang lain. Dia juga tidak memendam kesalahan orang lain dan
menggunakannya untuk melawannya tanpa batas waktu. Dia bersedia mulai
baru lagi dan bekerja untuk hari esok yang lebih baik. Dia belajar dari
pengalaman, tetapi tidak tenggelam di dalamnya.
7. Menyukai pekerjaan
Manajer kreatif
menyukai pekerjaan mereka. Dia tidak merasa terjepit dalam tugas. Dia
dapat menyerahkan tugas kepada orang-orangnya dengan penuh. Dia puas
dengan peran untuk menyemangati orang-orangnya, mengarahkan usaha, dan
membawa semua menuju ke titik cita-cita usaha itu. Pada umumnya, manajer
kreatif adalah orang yang penuh gairah, memberi semangat kepada
orang-orangnya dan member hidup kepada lingkungannya. Daripada
mengurangi, dia menambah kekuatan di medan kerjanya.
Demikianlah ciri-ciri
manajer yang kreatif yang biasanya mampu menciptakan organisasi atau
perusahaan yang kreatif dan efektif. Semoga sharing kecil ini dapat bermanfaat bagi anda.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Rabu, 24 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar