Kita semua sering
menghadapi persoalan. Ada yang besar, ada yang kecil; ada yang pelik,
ada pula yang mudah untuk dipecahkan. Tetapi tidak semua persoalan dapat
dan perlu dipecahkan secara kreatif. Ada persoalan yang timbul karena
kita kekurangan informasi, dan pemecahannya dengan jalan mencari
informasi tersebut. Ada persoalan yang timbul karena keengganan
berusaha, dan hanya bisa diatasi dengan dorongan mental yang kuat.
Ada pula persoalan
yang aneh, yaitu kita sendiri tidak tahu persoalannya apa, walaupun
merasakan ada yang tidak beres. Untuk yang terakhir ini, kreativitas
diperlukan, yaitu untuk menemukan dan merumuskan persoalan.
Sebenarnya cukup
banyak persoalan yang pemecahannya tidak terbatas pada apa yang
kelihatannya merupakan jalan yang biasa. Kalau dihadapi sebagai tantangan kreatif, kita mengarah kepada pemecahan yang jitu, karena kemungkinan-kemungkinan yang tadinya tak terpikirkan menjadi tersingkap.
Dalam permainan sepakbola
misalnya, gol cukup sering dibuat oleh gerakan pemain bukan dari
tengah, tetapi dari samping atau dari pinggir lapangan yang “jauh” dari
gawang. Dikenal pula pemain “tanpa bola”, yang dalam irama gerakan team,
bisa sangat efektif.
Kalau anda seorang guru,
persoalan yang paling sering muncul adalah: bagaimana caranya agar
siswa-siswi anda lebih mudah dan cepat menerima pelajaran. Anda berusaha
untuk menghadapi masalah mengajar itu sebagai tantangan kreatif.
Sebaiknya pikiran anda tidak dibatasi oleh hal-hal yang sudah biasa atau
lazim saja. Mungkin anda mencoba merencanakan humor, puisi atau
nyanyian yang dikaitkan pokok pelajaran tertentu. Hukum-hukum ilmu alam
yang susah dihafal, dapat dibuat menjadi segar dan mudah melekat di otak
dengan jalan diberi melodi lagu tertentu dan dinyanyikan. Pernahkah
anda mendengar seorang guru yang mengadakan surat-menyurat dengan
siswa-siswinya secara teratur, untuk lebih mengetahui isi hati mereka?
Ini merupakan pendekatan baru. Singkatnya, kalau pikiran mau
meninggalkan gambaran klise tentang mengajar yang hanya dilakukan secara
formal di depan kelas saja, tidaklah sukar untuk menggali ide-ide yang
efektif.
Hal tersebut bisa
dimulai dengan cara-cara mengajak siswa-siswi ikut serta dan lebih aktif
dengan pokok pelajaran tertentu, sampai memanfaatkan dinding kelas
sebagai semacam media. Indonesia masih sangat kekurangan guru-guru yang
kreatif.
Untuk mengatasi kekurangan ruang
di rumah, anda dapat memikirkan secara kreatif bagaimana membagi ruang
itu secara efisien tetapi tetap apik untuk dilihat. Atau anda bisa
mencoba dengan gagasan yang revolusioner: membuat dinding ruang yang
dapat dilepas-lepas, sehingga ruang dapat diperbesar atau diperkecil
sesuai kebutuhan. Masalah dekorasi rumah memang penuh dengan tantangan
untuk berkreasi. Lampu itu letaknya tidak selalu di atas, tetapi bisa
juga di bawah (seperti yang dipakai di taman, atau lantai bertangga
dalam gedung bioskop, kalau lampu utama dipadamkan). Anda bisa
menciptakan kesan-kesan dekoratif yang unik.
Memasak,
bagi para ibu sering terasa sebagai kerja rutin. Padahal dalam memasak
terkandung kemungkinan variasi yang banyak sekali. Daging cincang
kalengan yang tadinya hanya dipakai untuk teman roti atau nasi goreng,
ternyata bisa diolah kembali menjadi 20 macam masakan.
Menulis surat,
bagi banyak orang terasa sebagai beban yang berat. Padahal sepucuk
surat adalah sarana yang sederhana untuk menuangkan gairah berkreasi
kita secara luas. Seringkali surat itu diisi dengan basa-basi atau kabar
tentang diri kita saja. Mengapa dibatasi untuk fungsi itu saja?
Kita bisa lebih
menguraikan pandangan-pandangan kita terhadap berbagai masalah,
mengisinya dengan macam-macam lelucon atau gambar-gambar (bukan sekedar
tulisan saja), atau ide-ide lain. Format surat pun bisa dibuat beragam
(tentu bukan untuk surat resmi). Tidak ada batasan untuk membuat surat
yang komunikatif kecuali mungkin dari kemalasan atau keengganan kita
sendiri.
Di mana-mana memang
banyak masalah. Di kantor, di rumah, kampus, organisasi, lingkungan
tetangga, dan sebagainya. Namun, begitu kita mau menghadapinya secara kreatif,
beratnya beban persoalan itu sudah akan berkurang sedikit. Di sini
terlihat hakikat dari kreativitas, yaitu bertalian erat dengan
kegembiraan dalam bekerja dan belajar. Semangat bermain yang sehat dalam
diri anak-anak dapat terus dilanjutkan sampai usia tua.
Tidak ada persoalan yang tidak dapat terpecahkan apalagi kalau kita mau mengoptimalkan kreativitas kita. Semoga sharing sederhana ini bisa sedikit memberi pencerahan dan manfaat bagi kita.
Salam damai penuh cinta.
Sumber bacaan: The Act of Creation by Arthur Koestler
***
Solo, Senin, 22 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar