Waton suloyo adalah ungkapan bahasa Jawa. Waton artinya asal-asalan atau seenaknya sendiri sedangkan suloyo artinya bertikai atau perang.
Ungkapan bahasa Jawa ini mendadak hadir dalam pikiran saya setelah tulisan saya
di Kompasiana bertajuk ‘Prabowo dan TV One Memang Beda’ dikomentari oleh
seorang kompasianer remaja Aryananda Ranggabuana.
Arya mencermati tentang makna
kata atau ungkapan ‘beda’ yang sebenarnya punya makna positif tetapi menjadi
bermakna negatif dalam kasus perilaku Prabowo dan TV One. Saya sangat setuju
dengan komentar Arya dan dalam tulisan ini saya akan sedikit berbagi pemahaman
tentang makna positif dan negatif dari ‘beda’ tersebut.
Sesungguhnya ‘beda’ memang
bermakna positif. Tuhan menciptakan setiap manusia, hewan, tumbuhan dan bahkan
benda mati pun tak ada yang sama alias ‘beda’. Dari sekian banyak manusia
ciptaan-Nya tak ada satupun yang sama persis, bahkan meskipun dua manusia yang terlahir kembar sekalipun.
Demikian juga dengan ciptaan Tuhan yang lain, tak ada sepasang pun yang persis
sama. ‘Beda’ adalah sebuah keniscayaan.
Dalam karya cipta dan perilaku
manusia, ‘beda’ juga bermakna positif. Manusia yang mampu membuat karya cipta
yang beda atau lain daripada yang lain pasti manusia yang kreatif. Berani
melawan arus juga bermakna beda yang positif. Dalam situasi saat ini kita bisa
mengambil contoh pada pribadi Jokowi. Pada situasi para pejabat negeri ini yang
pongah, serakah dan sombong dia berani ‘beda’ dengan menjadi sosok pemimpin
yang rendah hati, jujur dan merakyat.
Lalu bagaimana dengan makna ‘beda’
yang negatif? ‘Beda’ yang negatif artinya waton
suloyo, seenaknya sendiri, mau menang sendiri dan cenderung mengajak
bertikai. Contohnya adalah apa yang terjadi dengan perilaku TV One dan Prabowo
Subianto seperti yang saya tuliskan dalam artikel saya terdahulu yang saya sebutkan
di atas.
Kita memang boleh ‘beda’ dan
bahkan itu suatu keniscayaan namun tentu tidak boleh kemudian seenaknya sendiri
yang cenderung menimbulkan pertikaian atau merugikan pihak lain. Tatanan kehidupan manusia menjadi amburadul
dan terjadi peperangan disana-sini juga akibat dari manusia yang waton suloyo serta memaksakan kehendak.
Demikianlah sedikit sharing saya tentang makna ‘beda’.
Semoga dapat semakin memperkaya wawasan kita.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Sabtu, 12 Juli 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar