Prabowo Subianto dan TV One
mempunyai perilaku yang sama dalam pilpres kali ini. Sama-sama bersemboyan dan
berprinsip ‘Memang Beda’.
Semenjak Prabowo resmi
mencapreskan diri berpasangan dengan Hatta Rajasa dan Partai Golkar, khususnya
Abu Rizal Bakrie, resmi juga masuk dalam koalisi pendukung Prabowo-Hatta, maka
TV One yang merupakan stasiun televisi
milik Abu Rizal Bakrie sangat gencar memberitakan aktifitas Prabowo. Mulai
sebelum resmi masa kampanye dan semakin massive
saat kampanye bahkan hingga saat usai pilpres seperti saat ini.
Sesuai dengan semboyannya ‘Memang
Beda’, pemberitaan tentang Prabowo dan koalisinya selalu positif dan nyaris
tanpa bad news. Sementara media lain
sering memberitakan tentang kampanye hitam yang menimpa Jokowi, yang sangat
mungkin dilakukan oleh pihak Prabowo dan koalisinya,TV One nyaris tidak pernah
memberitakannya. Namun apabila ada sedikit perilaku yang kadang nyeleneh dari Jokowi dalam keseharian
maupun dalam kampanye serta acara debat, meskipun itu bukan suatu hal yang
buruk dan merugikan orang lain, pemberitaan dan pembahasannya oleh TV One
selalu gencar dan menjelekkan Jokowi. TV One ‘Memang Beda’ karena mengabaikan
kejujuran.
Saat penayangan hasil Quick Count pun, sejak tengah hari Rabu,
9 Juli 2014 hingga saat ini, TV One memang beda. Hampir semua stasiun televisi
memberitakan dan menayangkan hasil Quick
Count yang menunjukkan kemenangan pada Joko Widodo-Jusuf Kalla tetapi TV
One menayangkan hasil Quick Count yang
memenangkan Prabowo-Hatta. Hasil Quick Count yang menunjukkan kemenangan
pada Jokowi-JK ditunjukkan oleh 8 lembaga survei, yakni: Indikator Politik, Poltracking,
Populi Center, Lingkaran Survei Indonesia, Litbang Kompas, Radio Republik
Indonesia, Saiful Mujani Research and Consulting, dan Cyrus yang bekerja sama dengan
Center for Strategic and International Studies. Sementara itu 4 lembaga
survei, Puskaptis, Indonesia Research
Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan
Suara Indonesia menyatakan hasil Quick Count-nya pada kemenangan
Prabowo-Hatta. Padahal disinyalir 4 lembaga survei terakhir ini melakukan
pembohongan pada hasil Quick-Count-nya.
Prabowo seperti TV One, juga
‘Memang Beda’. Sikap bedanya itu seolah terinspirasi dari kegemarannya
memelihara kuda. Kuda di dalam penggunaannya sering dikenakan ‘kacamata kuda’
dan perilaku politik Prabowo juga seolah seperti kuda yang diberi kacamata.
Tanpa peduli kanan-kiri tentang apapun.
Sejak berkecimpung dalam politik
Prabowo seolah mengabaikan masa lalunya yang besar kemungkinan melakukan
pelanggaran HAM, terutama menyangkut penculikan mahasiswa dan para aktifis pada
tahun 1998. Dalam memilih koalisi partai pendukungnya dalam pilpres kali ini
juga tak peduli dengan rekam jejaknya. Hampir semua pengurus partai koalisinya
memiliki latar belakang yang buruk. Mulai dari kasus korupsi, manipulasi dan
persoalan kemanusiaan lumpur Lapindo.
Sebagian ormas pendukungnya juga sering terlibat dalam kekerasan
bernuansa SARA.
Prabowo nekat mendeklarasikan
diri sebagai pemenang dalam pilpres kali ini meskipun hanya berdasar dari hasil
Quick Count 4 lembaga survei yang
diragukan kejujuran dan kredibilitasnya. Itulah sikap beda Prabowo yang membuat
suasana tegang pada masyarakat dalam menunggu pengumuman hasil Real Count oleh KPU pada tanggal 22 JUli
2014 nanti. Prabowo ‘Memang Beda’, seperti mengenakan ‘kacamata kuda’.
Mari kita tunggu pengumuman resmi
hasil pilpres oleh KPU sambil terus mengawal keamanan hasil penghitungan
suaranya. Pemilu yang tertib dan jujur merupakan salah satu bentuk kemenangan
rakyat dalam berdemokrasi.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Jumat, 11 Juli 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar