Welcome...Selamat Datang...

Jumat, 18 Juli 2014

Koalisi ‘Takut’ Permanen

Koalisi adalah persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, dimana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer, sebuah pemerintahan koalisi adalah sebuah pemerintahan yang tersusun dari koalisi beberapa partai sedangkan oposisi koalisi adalah sebuah oposisi yang tersusun dari koalisi beberapa partai.

Dengan mengacu pada pengertian koalisi di atas lalu bagaimanakah sejatinya maksud pembentukan koalisi permanen oleh kubu Prabowo-Hatta? Pertama yang perlu kita cermati bahwa koalisi biasanya berlaku pada sistem pemerintahan parlementer dan kurang tepat bagi sistem presidensiil. Kedua, pembentukan koalisi permanen oleh kubu Prabowo-Hatta dibentuk sebelum ada kejelasan siapa yang akan memimpin pemerintahan. Belum jelas siapa yang akan menang menjadi presiden negeri ini. Padahal sebuah koalisi idealnya dibentuk setelah pemerintahan baru terbentuk.

Koalisi Permanen Merah Putih, demikian nama koalisi permanen kubu Prabowo-Hatta, diresmikan pada Senin, 14 Juli 2014 dan ditandatangani di hadapan para petinggi partai pengusung Prabowo-Hatta. Penanda kesepakatan untuk membangun koalisi yang lebih solid, menghadapi kemungkinan kemenangan Pilpres 2014 nanti. Satu per satu petinggi partai pendukungnya itu menyampaikan pidatonya.

Prabowo sendiri diangkat sebagai Ketua Pembina Koalisi Permanen Merah Putih. Koalisi ini beranggotakan Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, Partai Golkar dan Partai Demokrat. Ketujuh partai ini merupakan pengusung pasangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 9 Juli lalu.

Mereka meyakini, melalui Koalisi Permanen Merah Putih ini pemerintahan Prabowo-Hatta nanti akan lebih efisien dan lebih solid. Yang terpenting adalah koalisi ini akan menjaga dan menjalankan amanat Pancasila dan UUD 45.

Dalam Koalisi Permanen Merah Putih ini, posisi Prabowo tetap memegang pucuk pimpinan. Sama seperti di Partai Gerindra. Dia akan menjadi Ketua Dewan Pembina Koalisi Permanen Merah Putih.

Prabowo mengatakan, pembentukan Koalisi Permanen Merah Putih untuk mengawal NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan menjamin adanya pemerintahan yang efisien, stabil dan bisa membawa suatu perbaikan untuk bangsa dan negara.

Itulah yang terjadi di dalam tubuh kubu Prabowo-Hatta. Dengan pembentukan koalisi tersebut seolah mereka ingin menunjukkan bahwa mereka sudah yakin akan memenangi pilpres kali ini, namun sesungguhnya justru sebaliknya menyiratkan rasa ‘takut’. Ketakutan Prabowo dan Gerindra akan kehilangan ‘teman politik’ nya dalam pilpres kali ini karena mereka dikalahkan oleh pasangan Jokowi-JK.  

Perjalanan hidup Koalisi Permanen Merah Putih baru berlangsung 3 hari, ketakutan-ketakutan baru mulai terlihat pada para elite partai di dalam kubu Prabowo-Hatta. Real Count sementara hasil pilpres oleh KPU semakin menunjukkan kemenangan pada kubu Jokowi-JK dan ini membuat ‘galau’ para elit partai di Koalisi Permanen Merah Putih. Bahkan terkesan mulai ketakutan dan mereka memperhitungkan tidak akan memperoleh keuntungan di koalisi tersebut karena Prabowo-Hatta kalah. Maka mulai muncul kasak-kusuk dan perpecahan dan ada kecenderungan untuk menyeberang ke kubu pemenang Jokowi-JK.

Inilah politik, tidak mengenal kawan abadi namun hanya ada kepentingan abadi. Koalisi Permanen Merah Putih memang hanya koalisi ketakutannya Prabowo, maka kita tunggu saja apa yang akan terjadi dengan koalisi ini paska penetapan hasil pilpres pada tanggal 22 Juli 2014.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Kamis, 17 Juli 2014
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar