Itulah yang terucap secara lahir
maupun batin oleh rakyat tatkala akhirnya Prabowo tidak memenangi pilpres di
negeri ini. Lebih-lebih apabila kita mencermati perilaku Prabowo dalam
menyikapi penetapan KPU. Pernyataan pengunduran dirinya dari pilpres sebelum
penetapan oleh KPU namun kemudian tetap menuntut ke MK, sungguh perilaku yang seenaknya
sendiri alias waton suloyo.
Lebih berbahaya lagi adalah
perilakunya dengan membuat video pidato di Youtube. Kalau kita mencermati maka
akan kita rasakan nuansa penghasutan. Berbagai fitnah dia ucapkan di videonya
itu. Berbicara tentang pentingnya menjunjung demokrasi tetapi nyatanya mencederai
pilpres. Menilai KPU tidak jujur dan terlibat politik uang, padahal kenyataan
di beberapa daerah justru kubunya yang bagi-bagi uang kepada rakyat menjelang
waktu pemungutan suara pilpres yang lalu. Dengan sombongnya dia menyatakan diri
setara dengan Mahatma Gandi, Martin Luther King dan Nelson Mandela padahal
kenyataannya dia terlibat pelanggaran HAM dalam kasus penculikan mahasiswa dan
para aktifis pada tahun 1998. Dan masih banyak lagi pemutarbalikan fakta yang
dia sampaikan dalam video di Youtube itu. Sungguh berbahaya!
Sekarang marilah kita mengucap
syukur bahwa Prabowo tidak memenangi pilpres. Kita tidak ingin negara ini
dipimpin oleh orang yang paranoid seperti dia. Namun kita juga senantiasa harus
hati-hati dengan gerakan dia dan antek-anteknya. Terus kawal rakyat agar tidak terhasut oleh
Prabowo.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Sabtu, 26 Juli 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar