Welcome...Selamat Datang...

Jumat, 18 Juli 2014

Selamat Berjuang, pak Jokowi

Pada saat penulisan artikel ini, penghitungan suara pemilih yang masuk untuk pilpres 9 Juli 2014 versi Quick Count sudah mencapai lebih dari 90%, suara pemilih ke Joko Widodo-Jusuf Kalla sebanyak 52,47% dan ke Prabowo-Hatta sebanyak 47,53%. Penghitungan suara versi Quick Count selama ini setiap kali pemilu tidak pernah jauh berbeda dengan versi penghitungan manual oleh KPU, maka tidak mengherankan kalau tadi Ketua Umum PDI-P Megawati sudah berani mendeklarasikan kemenangan dan yakin bahwa pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan memimpin Republik Indonesia selama tahun ke depan.

Memang pengumuman siapa yang akan unggul dalam pilpres kali ini masih harus menunggu hasil penghitungan versi KPU namun kita yakin bahwa dari hasil penghitungan Quick Count sudah bisa diprediksi bahwa Jokowi-JK akan memenangi pilpres kali ini. Untuk itu ada baiknya kita melihat kembali sekilas siapa sesungguhnya Jokowi, calon presiden kita yang fenomenal ini. Tentu saja versi dari yang penulis ketahui.

Penulis mulai mengenal Joko Widodo (Jokowi) ketika kami sama-sama belajar di SMA negeri 6 Solo pada tahun 1977-1980. Dia merupakan orang muda yang cerdas karena selalu unggul dalam belajarnya namun sekaligus pribadi yang sederhana dan rendah hati. Tapi disisi lain, seingat penulis, dia bukanlah tipe orang muda yang gemar berorganisasi dan berkegiatan kesiswaan pada waktu itu. Tapi ternyata di kemudian hari pengalaman dia seusai pendidikan di SMA menempa bakat kepemimpinannya.

Selanjutnya kami  tidak ada komunikasi lagi karena kesibukan kuliah kami masing-masing yang beda Perguruan Tinggi dan beda kota serta kesibukan kami dalam karir masing-masing. Penulis mengetahui lagi perjalanan hidup dia saat dia mencalonkan diri sebagai Walikota Solo. Ternyata selama ini dia sibuk di dunia bisnis setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Kehutanan UGM. Cukup mengejutkan bagi penulis mengetahui dia mencalonkan diri sebagai Walikota dan ternyata berbekal pengalaman dia menata bisnisnya membuat dia mampu memenangkan dirinya sebagai Walikota Solo. Tentu juga berkat dukungan masa yang cukup besar dari PDI-P  Solo di bawah kepemimpinan Rudyatmo yang selanjutnya menjadi pasangan dia sebagai wakil walikota Solo.

Selama satu setengah periode dipimpin oleh duet Jokowi-Rudy, kota Solo berkembang menjadi kota budaya, pariwisata dan vokasi  yang paling diperhitungkan di Jawa Tengah dan bahkan di Indonesia.  Kemampuan manajemen dan naluri bisnis Jokowi serta dipadu dengan penggalangan rakyat kecil oleh Rudyatmo dengan PDI-P nya membuat duet kepemimpinan ini sukses menata kota Solo.

Kota yang sempat menjadi korban amuk masa dan penjarahan pada tahun 1998 serta kepemimpinan yang amburadul di era walikota Slamet Suryanto berubah menjadi kota yang semakin tertata Berseri Tanpa Korupsi di era duet Jokowi-Rudyatmo. Yang paling fenomenal tentu penataan para pedagang kaki lima yang nyaris tanpa konflik berkat pola kepemimpinan mereka yang berpihak ke rakyat kecil. Di sisi lain pembangunan pusat-pusat bisnis , pembangunan beberapa mall dan apartemen, juga berlangsung dengan lancar.

Keberpihakan kepada rakyat kecil ditunjukkan dengan pembangunan, penataan dan revitalisasi pasar tradisional yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Sarana hiburan dan bisnis bagi rakyat kecil juga disediakan dengan penyelenggaraan Sunday Market di komplek Stadion Manahan serta Car Free Day di sepanjang jalan Slamet Riyadi Solo di setiap minggu pagi. Penyediaan sarana biaya pengobatan dan biaya operasional sekolah juga merupakan ujud kepedulian  kepada rakyat miskin.

Even-even kelas dunia rutin diselenggarakan di kota Solo, misalnya SIEM, SIPA, Solo Batik Carnival dan juga konferensi-konferensi tingkat dunia juga beberapa kali di selenggarakan di Solo. Inilah yang menyebabkan para investor tidak segan berinvestasi di kota Solo yang pada ujungnya menciptakan banyak lapangan kerja bagi penduduknya.

Kawasan-kawasan yang semula banyak dihuni  secara liar berhasil direlokasi dengan lancar nyaris tanpa konflik. Kawasan taman kota ditata kembali dengan rapi dan semakin menghijaukan kota yang ini semua merupakan cita-cita kota Solo yang ingin menjadi City of Garden.

Berbekal keberhasilan menata kota Solo, pada tahun 2012 Jokowi melesat mencalonkan diri sebagai Gubernur  DKI Jakarta dan berhasil memenangkannya dengan duet kali ini bersama Basuki (Ahok).  Kemenangan yang cukup fenomenal karena pasangan ini bukanlah penduduk Jakarta.

Mencermati proses keberhasilan  Jokowi-Ahok memenangkan diri sebagai Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta sungguh menarik. Kita semua tahu Jakarta merupakan barometer perpolitikan nasional dan bersemayamnya para politisi praktis maka sungguh tidak mudah bagi Jokowi untuk memenangkannya.  Berbagai isu SARA dihembuskan oleh pesaingnya tapi tak menyurutkan langkahnya menuju DKI satu.

Pola kepemimpinannya yang humanis dan pluralis membuat Jokowi dicintai oleh para pendukung dan pemilihnya.  Kemenangannya menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat niscaya juga dicintai oleh rakyat. Terlihat betapa antusiasnya para pendukungnya menyalurkan aspirasinya lewat dukungan yang luar biasa terhadap Jokowi. Hampir sepanjang tahun 2012 adalah tahunnya Jokowi.

Media masa cetak, elektronik, internet serta jejaring sosial hampir sepanjang tahun memberitakan Jokowi  dan hampir semuanya positif.  Pemberitaannya bahkan nyaris mengalahkan citra Presiden SBY. Citranya sebagai pemimpin yang dicintai rakyat kecil tak terbantahkan dengan bukti kemenangannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.  Terbukti juga bahwa sudah bukan jamannya lagi isu SARA digunakan sebagai kendaraan politik. Rakyat sudah semakin cerdas memilih pemimpinnya.  Pembuktian pula bahwa kemenangan dalam pemilihan kepala daerah tidak selalu berkat dukungan partai mayoritas. Kita banyak belajar berdemokrasi dalam setiap kemenangan Jokowi , baik sebagai Walikota Solo maupun  Gubernur DKI Jakarta.

Jokowi adalah figur pemimpin yang kita butuhkan saat ini. Berpihak kepada rakyat kecil yang lemah dan tersingkir namun sekaligus berorientasi  global dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, petahanan dan keamanan serta lingkungan hidup. Maka sungguh tepatlah kalau rakyat kemudian berharap banyak pada Jokowi untuk tidak hanya memimpin Jakarta tetapi memimpin Indonesia sebagai presiden.

Keinginan rakyat menemukan jalannya setelah Jokowi dicapreskan oleh PDI-P pada pilpres 2014 ini. Setelah melalui kampanye yang panjang  yang cukup melelahkan dan kadang tersakiti oleh fitnah maka pada hari ini, Rabu, 9 Juli 2014 Jokowi bersama pasangannya Jusuf Kalla memenangi pilpres dan harus siap mengemban tugas sebagai presiden dan wakil presiden RI untuk kurun waktu 5 tahun ke depan.

Pada Jokowi selama ini kita mendapati sosok pribadi yang sederhana, rendah hati, humanis dan sekaligus pluralis yang pada ujungnya dicintai oleh rakyat. Maka dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden RI ke-7 rakyat berharap banyak terhadap perbaikan nasibnya, terutama rakyat kecil yang selama ini terabaikan.

Selamat mengemban tugas baru sebagai presiden pilihan rakyat, pak Jokowi. Selamat berjuang untuk mewujudkan Indonesia hebat yang semakin menyejahterakan rakyat. Masa depan bangsa dan negara ini tergantung pada pola kepemimpinanmu. Kami akan mengawal kepemimpinanmu dan tetap senantiasa kritis terhadap kebijakan pemerintahanmu nanti karena kami  ingin bangsa dan negara ini menjadi kian berdaulat, adil dan makmur.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Rabu, 9 Juli 2014
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar