Para Kandidat
Joko Widodo alias Jokowi adalah
seorang pengusaha yang pernah menjadi walikota Solo selama satu setengah
periode serta kemudian menjadi gubernur Jakarta dan calon wakilnya Jusuf Kalla,
mantan wakil presiden, berkompetisi melawan mantan jenderal angkatan darat
Prabowo Subianto dan mantan menteri perekonomian Hatta Radjasa.
Jokowi, mewakili Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P), digambarkan sebagai seorang yang rendah hati dan
berasal dari rakyat. Dia dikenal dengan sistem pemerintahannya yang efektif dan
berusaha menggambarkan dirinya sebagai kandidat dari luar poros kekuasaan lama.
Prabowo, yang memimpin Partai
Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), mencitrakan dirinya sebagai pemimpin yang
tegas. Namun dia juga harus menghadapi dugaan pelanggaran hak asasi manusia
saat dia menjabat sebagai Pangkostrad di masa pemerintahan Suharto di akhir
1990-an.
Yang Dipertaruhkan
Kampanye kedua kandidat presiden
ini menggunakan retorika nasionalis terhadap ekonomi, korupsi dan isu-isu
domestik lain seperti infrastruktur, pendidikan dan jaminan sosial.
Jokowi berjanji akan mendongkrak
produktivitas Indonesia dengan mendukung bisnis kecil dan mikro serta
meningkatkan sistem keuangan.
Prabowo berkampanye dengan mengedepankan
program kendali ekonomi domestik yang lebih kuat dan membatasi peran investor
asing di sektor minyak dan gas. Dia juga berjanji untuk mengurangi
"kebocoran" aset Indonesia yang berdasarkan perkiraan timnya,
mencapai USS84,5 miliar per tahun.
Namun kurangnya rincian kebijakan
dari kedua kandidat mengenai penciptaan lapangan kerja atau meningkatkan
pertumbuhan ekonomi telah membuat banyak pemilih khawatir. Karena realitanya
tingkat pengangguran di negeri ini masih sangat tinggi.
Pandangan Mereka tentang Kebijakan Luar Negeri
Prabowo menekankan pentingnya
kekuatan militer dan mengatakan bahwa wibawa internasional berdasarkan pada
kekuatan militernya.
Jokowi ingin memperkuat hubungan
antara Indonesia dengan negara-negara lain melalui diplomasi dan mengatakan
bahwa keterlibatan militer adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan sengketa.
Tidak satu pun dari para kandidat
yang punya kejelasan mengenai sasaran kebijakan luar negeri Indonesia di Asia
Tenggara dan tidak ada yang memiliki sikap pasti atas ketegangan di Laut Cina
Selatan.
Siapa yang Akan Menang?
Jajak pendapat mengindikasikan
bahwa hasil pemungutan suara kemungkinan tidak akan berbeda jauh. Jokowi
memimpin selama masa kampanye dan pada satu titik unggul tigapuluh poin. Namun
sejumlah survei terakhir menunjukkan elektabilitasnya menurun hingga kurang
dari lima poin saja.
Para pengamat politik mengatakan
pemilih mengambang memiliki dampak signifikan terhadap hasil suara. Sekitar
seperlima pemilih berada dalam kategori ini menurut survei pada akhir Juni.
Bagaimana Pemilihan Berlangsung?
Seratus sembilan puluh juta
rakyat Indonesia memiliki hak pilih. Mereka akan memilh presiden dalam satu
putaran. Siapa pun kandidat yang memperoleh suara terbanyak akan menang dan
memimpin selama lima tahun.
Hasil resmi akan diumumkan pada
21-22 Juli. Presiden yang baru akan dilantik pada 20 Oktober dan harus
membentuk kabinet dalam dua pekan.
Demikianlah sekedar tulisan kecil
untuk sedikit menggambarkan tentang pilpres 2014 ini. Semoga bermanfaat bagi
kita semua untuk terlibat menentukan masa depan bangsa dan negara.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Selasa, 8 Juli 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar