Kemenangan Jokowi sebagai
presiden Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri bagi kaum muda, lebih-lebih para
penggemar musik rock di negeri ini. Masyarakat, khususnya kaum muda, mengetahui
bahwa Jokowi merupakan seorang penggemar musik cadas yang akut. Media dan
musisi metal dunia ikut memberikan selamat dan dukungannya terhadap Joko Widodo
yang dinyatakan menang dalam hasil perhitungan suara pemilihan presiden
(pilpres) 2014.
Dalam hal selera musik inilah
yang membedakan Jokowi dengan Bung Karno. Sejarah kebudayaan negeri ini
mencatat ketika jaman Orde Lama, tentu saja presidennya masih Bung Karno, waktu
itu musik barat dilarang, karena dianggap musik Nekolim (Neo Kolonialisme dan
Imperialisme). Apalagi musik rock! Bung Karno menamakannya musik
‘Ngak-ngik-ngok!’. Kalau ketahuan mendengarkannya, ancamannya penjara. Band
Koes Bersaudara, yang selanjutnya bermetamorfosa menjadi Koes Plus, pernah
masuk penjara selama beberapa bulan, karena memainkan musik yang tergolong 3N
(ngak-ngik-ngok) itu. Padahal lirik lagu-lagu Koes Bersaudara hampir semuanya
berbahasa Indonesia, hanya iramanya memang nge-rock
seperti lagu-lagunya Bill Halley, dan beberapa lagunya Everly Brothers yang
sedang ngetop saat itu.
Di jaman Orde Baru hingga saat
ini musik di Indonesia berkembang bebas. Semua jenis musik, termasuk musik rock
dengan leluasa berkembang dan boleh digemari oleh siapa pun. Jokowi akan
menjadi presiden pertama di negeri ini yang sangat menggemari aliran musik
cadas ini. Hal ini bisa kita lihat dari kegemarannya menonton pentas musik
jenis ini. Saat menjadi walikota Solo pada tahun 2011dia menyempatkan diri
menonton pentas musik rock di Alun-alun Solo. Waktu itu salah satu grup band
rock yang tampil adalah Lamb of God.
Jokowi menonton layaknya penonton biasa, berbaur dengan para rock mania.Tahun
lalu saat Guns N Roses serta Metallica tampil di Jakarta, dia juga
menyaksikan penampilan mereka yang juga merupakan band-band yang dia gemari.
Bahkan ada peristiwa menarik, Jokowi mendapat hadiah sebuah gitar bass dari
Robert Trujillo, bassist band Metallica. Namun gitar bass tersebut kemudian oleh
Jokowi diserahkan kepada KPK agar tidak dituduh menerima gratifikasi.
Mengenai ‘marhaenisme’,
keberpihakan kepada rakyat kecil, Jokowi memang sama dengan Bung Karno namun
dalam hal selera musik mereka berseberangan. Bung Karno sangat anti musik rock
sedangkan Jokowi sangat mendukung dan bahkan menikmatinya.
Karena kegemarannya terhadap
musik rock inilah yang antara lain membuat dia didukung oleh para musisi negeri
ini dan secara lebih luas oleh kaum muda. Konser musik dua jari di Gelora Bung
Karno Jakarta pada hari penutup masa kampanye pilpres yang lalu, yang
dimeriahkan oleh grup band Slank dan para artis terkemuka Indonesia dihadiri
oleh puluhan ribu orang. Berdasarkan
survei, konser inilah yang berhasil mendongkrak drastis elektabilitas Jokowi
pada pilpres yang lalu.
Musik rock memang pada umumnya
identik dengan kaum muda yang enerjik. Kecintaan Jokowi pada musik rock membuat
dia dicintai oleh kaum muda yang pada ujungnya menjadi bagian yang penting
dalam kemenangan Jokowi menjadi presiden Indonesia. Kedekatannya dengan kaum
muda akan menjadi suatu hal yang dahsyat dalam arah negeri ini di masa depan.
Kepemimpinan yang didukung oleh kaum muda akan menjadi landasan kuat dalam
meraih Indonesia hebat.
Selamat berjuang presiden yang
dicintai kaum muda. Tunjukkan kepada kaum muda negeri ini teladan kejujuran,
kesederhanaan dan keberpihakan kepada rakyat kecil.
Salam tiga jari. Metal!
***
Solo, Kamis, 24 Juli 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar