Welcome...Selamat Datang...

Jumat, 25 Juli 2014

Kubu ‘Sirik’ Prabowo

Sirik maknanya adalah iri hati disertai rasa dengki terhadap keberhasilan orang lain. Situasi itulah yang terjadi dan menjangkiti mereka yang berada pada kubu capres-cawapres kalah Prabowo-Hatta.

Berbagai fitnah mereka kepada kubu pemenang Jokowi-JK masih terus bermunculan di media. Perkembangan ketidak siapan mereka akan kekalahan terungkap juga dalam menanggapi ucapan selamat para pemimpin dunia kepada Jokowi. Hal itulah yang  bisa kita anggap perilaku sirik.

Kubu capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mempertanyakan esensi mengucapan selamat dari para pemimpin dunia kepada Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Juru bicara tim pemenangan Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya menegaskan bahwa penetapan Komisi Pemilihan Umum terkait pemenang Pemilu Presiden masih dalam wilayah sengketa. Tim hukum Prabowo-Hatta masih akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. "Bagi saya aneh, sekaligus mengundang pertanyaan, ketika hasil Pilpres masih dalam sengketa, para pimpinan dunia telah menyampaikan ucapan selamat," ujar Tantowi, Kamis 24 Juli 2014.

Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat itu menilai, pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 berlangsung dengan penuh kecurangan. Berdasarkan catatan tim, ada 21 juta suara bermasalah di lebih dari 52.000 tempat pemungutan suara di hampir semua wilayah di lndonesia. "Itu adalah salah satu bukti ketidaksiapan dan ketidaksigapan KPU (Komisi Pemilihan Umum) dalam menyelenggarakan Pilpres," kata dia.

Selain itu, menurut Tantowi, untuk pertama kalinya pula persentase partisipasi rakyat di Pilpres lebih rendah dari Pemilu Legislatif. "Cacatnya penyelenggaraan Pipres kali ini diperparah pula dengan sikap partisan komisioner KPU terhadap salah satu capres, dan sikap mereka yang tidak akomodatif terhadap keberatan-keberatan atas hasil rekap yang kami ajukan," kata Tantowi.

Kabar  kemenangan Joko Widodo menjadi orang nomor satu di RI tentu saja sudah didengar oleh para pemimpin dunia. Mereka pun menyambut hangat kemenangan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai Presiden baru menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka menyampaikan selamat kepada Jokowi-JK yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden baru.

Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dunia tersebut sebenarnya wajar saja. Dan adalah hak mereka untuk memberi ucapan selamat kepada Jokowi-JK. Yang justru aneh adalah pernyataan kubu Prabowo-Hatta lewat Tantowi Yahya di atas. Silahkan saja mereka mempermasalahkan hasil pilpres dan menuntutnya di MK tetapi tentu tidak perlu mempermasalahkan orang lain yang memberi ucapan selamat kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Seharusnya mereka justru introspeksi diri dan bahkan malu saat beberapa waktu yang lalu mengadakan perayaan kemenangan.

Perilaku sirik ternyata tidak hanya bisa menjangkiti orang kecil dan rendah pendidikan tetapi ternyata menjangkiti secara akut kubu Prabowo-Hatta, yang tentu saja kita tahu mereka adalah orang-orang yang sangat berpendidikan. Sungguh memalukan kalau kita mencermati situasi ini. Marilah kita belajar dari situasi ini dan jangan meniru perilaku mereka.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Jumat, 25 Juli 2014
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar