Sirik maknanya adalah iri hati
disertai rasa dengki terhadap keberhasilan orang lain. Situasi itulah yang
terjadi dan menjangkiti mereka yang berada pada kubu capres-cawapres kalah
Prabowo-Hatta.
Berbagai fitnah mereka kepada
kubu pemenang Jokowi-JK masih terus bermunculan di media. Perkembangan ketidak
siapan mereka akan kekalahan terungkap juga dalam menanggapi ucapan selamat
para pemimpin dunia kepada Jokowi. Hal itulah yang bisa kita anggap perilaku sirik.
Kubu capres-cawapres Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa mempertanyakan esensi mengucapan selamat dari para
pemimpin dunia kepada Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Juru bicara tim pemenangan
Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya menegaskan bahwa penetapan Komisi Pemilihan Umum
terkait pemenang Pemilu Presiden masih dalam wilayah sengketa. Tim hukum
Prabowo-Hatta masih akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. "Bagi
saya aneh, sekaligus mengundang pertanyaan, ketika hasil Pilpres masih dalam
sengketa, para pimpinan dunia telah menyampaikan ucapan selamat," ujar
Tantowi, Kamis 24 Juli 2014.
Wakil Ketua Komisi I Dewan
Perwakilan Rakyat itu menilai, pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 berlangsung
dengan penuh kecurangan. Berdasarkan catatan tim, ada 21 juta suara bermasalah
di lebih dari 52.000 tempat pemungutan suara di hampir semua wilayah di
lndonesia. "Itu adalah salah satu bukti ketidaksiapan dan ketidaksigapan
KPU (Komisi Pemilihan Umum) dalam menyelenggarakan Pilpres," kata dia.
Selain itu, menurut Tantowi,
untuk pertama kalinya pula persentase partisipasi rakyat di Pilpres lebih
rendah dari Pemilu Legislatif. "Cacatnya penyelenggaraan Pipres kali ini
diperparah pula dengan sikap partisan komisioner KPU terhadap salah satu
capres, dan sikap mereka yang tidak akomodatif terhadap keberatan-keberatan
atas hasil rekap yang kami ajukan," kata Tantowi.
Kabar kemenangan Joko Widodo menjadi orang nomor
satu di RI tentu saja sudah didengar oleh para pemimpin dunia. Mereka pun
menyambut hangat kemenangan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai Presiden baru menggantikan
Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka menyampaikan selamat kepada Jokowi-JK yang
terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden baru.
Apa yang dilakukan oleh para
pemimpin dunia tersebut sebenarnya wajar saja. Dan adalah hak mereka untuk
memberi ucapan selamat kepada Jokowi-JK. Yang justru aneh adalah pernyataan
kubu Prabowo-Hatta lewat Tantowi Yahya di atas. Silahkan saja mereka
mempermasalahkan hasil pilpres dan menuntutnya di MK tetapi tentu tidak perlu
mempermasalahkan orang lain yang memberi ucapan selamat kepada pasangan Joko
Widodo-Jusuf Kalla. Seharusnya mereka justru introspeksi diri dan bahkan malu
saat beberapa waktu yang lalu mengadakan perayaan kemenangan.
Perilaku sirik ternyata tidak
hanya bisa menjangkiti orang kecil dan rendah pendidikan tetapi ternyata
menjangkiti secara akut kubu Prabowo-Hatta, yang tentu saja kita tahu mereka
adalah orang-orang yang sangat berpendidikan. Sungguh memalukan kalau kita
mencermati situasi ini. Marilah kita belajar dari situasi ini dan jangan meniru
perilaku mereka.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Jumat, 25 Juli 2014
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar