Jakarta sampai saat ini selalu masih menjadi kota yang diimpikan dan didambakan bagi orang yang belum pernah tinggal dan merasakan tinggal di ibukota negara Indonesia ini. Bagaimana tidak tertarik? Segala pola kehidupan mewah dan modern bisa kita temui di kota ini. Berbagai jenis hiburan, yang tidak ada di daerah lain dapat dinikmati disini. Banyak macam bangsa dan suku juga ada di Jakarta ini. Pada kesempatan ini saya ingin mencoba berpendapat tentang perilaku warga Jakarta dimata saya yang Wong nDeso Solo ini.
Pendapat ini saya sampaikan terkait dengan keprihatinan saya terhadap situasi ibukota negara ini yang sampai saat ini terlihat tidak nyaman dan semrawut. Saya yakin kesemrawutan dan ketidaknyamanan itu berawal dari perilaku warganya dan sekaligus pengelolanya. Agar lebih seimbang saya akan sampaikan pendapat saya berdasar perilaku positif dan perilaku negatifnya.
Perilaku Positif
- Pada umumnya warga Jakarta, sebagai individu, merupakan orang-orang yang dinamis dan kreatif. Hal ini terjadi karena tuntutan agar bisa bertahan hidup.
- Memiliki semangat kerja yang tinggi.
- Pantang menyerah dalam segala situasi.
- Cepat beradaptasi dengan tantangan kemajuan teknologi dan peradaban modern.
- Kritis terhadap perubahan yang terjadi dalam situasi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hukum.
Perilaku Negatif
- Pada umumnya warga Jakarta sangat individualis dan egois terlalu mengejar kepentingan diri pribadi.
- Suka menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan apapun.
- Tingkat toleransi relatif rendah, terlalu mementingkan kelompoknya dalam kehidupan bermasyarakat.
- Kota dan fasilitasnya modern tapi perilaku warganya cenderung primitif dan bahkan kadang barbar serta merusak; main hakim sendiri.
- Perilaku berlalulintas seenaknya sendiri; rambu-rambu dilanggar dan liar.
- Keseimbangan lingkungan hidup dirusak.
- Mendirikan bangunan modern dengan melanggar master plan.
- Mendirikan tempat tinggal di bantaran sungai.
- Menggunakan lahan publik untuk kepentingan pribadi.
- Membuang sampah sembarangan.
- Emosional dan mudah mengeluarkan kata-kata kotor.
- Banyak yang berperilaku hedonist, terlalu mengejar kenikmatan duniawi.
- Sifat koruptif terjadi hampir terjadi di semua bidang.
Itulah yang saya amati dan perhatikan perilaku warga Jakarta menurut kacamata pandang saya yang nDeso ini. Saya sangat prihatin dan sedih dengan situasinya. Membuat saya tidak bangga dengan ibukota negara ini. Semestinya kita membuat ibukota ini menjadi kota yang manusiawi dengan menjadi individu warga yang berperilaku lebih beradab. Kota Jakarta yang menjadi barometer kemajuan dan peradaban semestinya kita huni dan kita kelola dengan perilaku yang beradab dan santun.
Ini sekedar opini dan unek-unek saya yang nDeso dan jauh dari ibukota ini. Walau tidak tinggal di Jakarta tapi bermimpi memiliki ibukota yang nyaman dan beradab. Berharap memiliki saudara-saudari sebangsa yang lebih memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Mungkin tidak semuanya benar yang saya sampaikan di atas tapi sekedar sebagai bahan refleksi kita bersama.
Salam kritis penuh cinta.
***
Solo, Jumat, 18 Januari 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar