Banyak remaja
mengatakan, bahwa orangtua tidak memperhatikan mereka. Orangtua mereka
tidak mengijinkan mereka pergi sampai larut malam, menghadiri pesta
orang muda manapun atau memilih teman sendiri. Para remaja ingin
mendapat kepercayaan untuk memilih teman sendiri. Para remaja ingin
mendapat kepercayaan untuk memilih kegemaran, urusan pribadi dan teman
sendiri.
Tetapi bagaimana caranya mendapatkan kepercayaan itu?
Nah, kamu harus
‘melatih’ orangtuamu supaya percaya kepada kamu. Bagaimana caranya?
Dengan menjadi anak kepercayaan, atau paling tidak anak yang betul-betul
dapat dipercaya. Mulailah dengan hal-hal yang kecil lebih dahulu.
Misalnya, kamu diminta untuk pulang pukul sebelas malam. Jika kamu
selalu terlambat, mau tak mau mereka akan berpikir: “Ya, anak ini tidak
dapat dipercaya dalam hal-hal kecil, apalagi dalam masalah besar.”
Seandainya kamu menelepon dari tempat kamu berada dan berkata: “Ayah,
saya sedang bersiap-siap hendak pulang, tetapi baru kira-kira setengah
jam lagi saya tiba di rumah; saya terlambat sepuluh menit.” Orangtuamu
pasti akan bersikap lain pada kesempatan-kesempatan selanjutnya, jika
kamu meminta ijin lagi untuk keluar malam lebih lama.
Percayalah, orangtuamu
pasti mengamati caramu menanggapi hal-hal di sekelilingmu. Dapatkah
kamu mengatur pengeluaran uangmu dengan penuh tanggungjawab? Ataukah
kamu selalu kehabisan uang sebelum saatnya? Ketika kamu mengalami
kekecewaan atau tidak berhasil mendapatkan apa yang kamu inginkan,
apakah kamu berusaha menanggulanginya? Ataukah kamu ‘ngambek’ satu
minggu lamanya?
Para orangtua
memperhatikan hal-hal kecil semacam itu. Mereka bukannya memata-matai.
Mereka hanya mengamati caramu menanggapi hidup.
Sikap mereka ini
beralasan. Jika orangtuamu berpandangan luas, mereka tentu ingin kamu
dapat berdikari. Tidak ada orangtua yang sungguh-sungguh senang, jika
anaknya bersarang di rumah orangtuanya seumur hidupnya. Jika saatnya
tiba, anak-anak mesti mengepakkan sayap meninggalkan sarang mengarungi
kehidupannya sendiri.
Kamu ingin menerima
perlakuan istimewa di rumah? Mulailah dengan membereskan tugas-tugas
rumah seperti membereskan sendiri tempat tidurmu, mengatur baju-bajumu
dan mengosongkan tempat sampah tanpa diperintah. Kerjakan semuanya itu
secara rutin, maka orangtuamu akan melihat adanya perubahan.
Selanjutnya yang juga tidak kalah pentingnya adalah masalah ketaatan dan cara berkomunikasi yang baik dengan orangtuamu. Taat
kepada orangtuamu bukan berarti kamu harus menjadi seperti kerbau yang
dicocok hidungnya lalu menurut saja ditarik kesana kemari. Kalau seperti
itu artinya kamu menjadi seperti robot juga.
Taat pada orangtua
berarti mau mendengarkan dan menghargai apa yang menjadi pemikiran
mereka, ide-ide mereka, nasihat-nasihat mereka dan pendapat mereka. Kamu
yang mudah emosi cobalah untuk menenangkan diri. Bukalah telinga,
pikiran dan hatimu, mendengarkan orangtuamu. Memang kadangkala pendapat
mereka mungkin sudah out of date atau tidak cocok dengan pendapatmu, tapi cobalah untuk belajar mendengarkan. Berpikiran positif, tidak apriori, tidak berprasangka buruk.
Kemudian apabila
pendapatmu atau idemu tidak cocok dengan pendapat mereka, kamu harus
belajar mengkomunikasikan apa yang menjadi pendapatmu dengan baik-baik.
Jangan memaksakan diri.
Masalah kamu dengan orangtuamu biasanya terletak pada kesalahpahaman komunikasi dan benturan antara prinsip the best-mu dan prinsip the best
orangtuamu. Jalan terbaik adalah mengkomunikasikannya dengan baik-baik
dan dengan sikap taat yang wajar. Mereka mempunyai segudang pengalaman
yang belum kamu punyai. Sebaiknya kamu menimba dari mereka
sebanyak-banyaknya. Jangan berprasangka buruk dahulu sebelum mencoba mengkomunikasikannya dengan baik.
Bertanggungjawab,
ketaatan dan cara berkomunikasi yang baik pasti akan semakin menumbuhkan
kepercayaan orangtuamu. Tidak ada orangtua yang tidak menghendaki
anak-anaknya menjadi baik. Kepercayaaan dari mereka pasti akan kamu
peroleh kalau kamu juga menunjukkan cara berkomunikasi yang baik dan
perilakumu konsisten, taat serta dapat dipercaya.
Tulisan ini hanya
sekadar berbagi sedikit pengalaman. Semoga bermanfaat dan selamat
berkembang menjadi pribadi yang semakin dewasa.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Rabu, 10 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar