Pujian tidak sama artinya dengan sanjungan atau pemujaan. Sanjungan biasanya diberikan seseorang supaya kita menganggap dia baik atau supaya kita dapat dipengaruhinya. Pemujaan adalah semacam penyuapan yang digunakan supaya mendapat sesuatu dari orang lain. Sedangkan pujian adalah ungkapan yang benar tentang apa yang disukai, dihormati atau dikagumi pada orang lain, tanpa didasari maksud-maksud lain.
Pujian yang benar
bukanlah hanya apa yang anda pikirkan, melainkan juga apa yang anda
ucapkan, seperti: “Terima kasih atas teleponmu kemarin malam. Aku
sungguh senang berbicara denganmu.” Atau “Aku sangat menyukai potongan
rambutmu.” Saya ingat peristiwa beberapa tahun yang lalu. Ketika itu
saya hampir saja mengkritik seseorang karena ketajaman lidahnya, dan
karena caranya berkata-kata sangat menyakitkan hati banyak orang. Namun
setelah saya pikir-pikir, saya berkata kepada diri saya sendiri: “Saya
tidak akan mengkritiknya, melainkan berusaha menyukainya!”
Perasaan saya reda
waktu saya mengambil sikap menunggu, ‘wait and see’. Sangat
mengherankan, beberapa bulan kemudian, ia menjadi seseorang yang
sungguh-sungguh berbeda. Ia menjadi jauh lebih lembut dan penuh perasaan
setiap kali saya berbicara dengannya dan orang-orang lain mulai melihat
perubahan ini. Mungkinkah ini disebabkan oleh usahaku untuk
memperlakukannya dengan lebih ramah dan untuk bersikap baik kepadanya?
Saya kira saya tidak akan pernah mengetahui, bahwa temanku dapat
mengubah diri, kecuali jika saya hati-hati dengan kritik dan
kadang-kadang memujinya. Barulah dengan demikian cara kita menghadapi
orang lain dan cara orang lain berbicara dengan kita akan terasa sangat
berbeda sebagai imbalannya.
Jadi, betapa
pentingnya kita lebih memahami orang lain daripada menuntut diri kita
untuk dipahami. Pujian yang tepat akan sangat bermanfaat bagi seseorang
untuk berubah menjadi lebih baik.
Demikian tulisan ini hanya sekedar
berbagi pengalaman pribadi. Semoga bermanfaat.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Rabu, 3 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar