Jika kamu mengatakan
bahwa orangtua kamu tidak mencintai kamu, coba bertanyalah pada diri
kamu sendiri seberapa jauh kamu mengenal mereka.
Coba kamu bayangkan
diri kamu mengambil alih peran ayah kamu, bergumam di depan cermin di
pagi hari: “Aku harus pergi bekerja lagi. Pekerjaan yang itu-itu saja
sejak tujuh belas tahun yang lalu! Tetapi tidak ada pilihan lain!
Anak-anak mulai bertambah besar dan membutuhkan makanan lebih banyak.
Biaya kebutuhan rumah tangga semakin membumbung. Pendidikan semakin
mahal. Rupanya semakin banyak uang yang aku cari, semakin bertambah
pengeluaran…. Tolong ……”
Jutaan ayah mengalami
hal tersebut setiap hari. Tetapi mengapa mereka tetap bekerja terus?
Bisa saja mereka melompat ke dalam mobil, menancap gas dan tidak pernah
pulang lagi! Bisa saja ayah kamu pergi meninggalkan keluarga kamu, pergi
jauh-jauh dari beban tanggungjawabnya. Kamu tahu betapa menyenangkan
hal seperti itu! Selama lima tahun terakhir ini, coba ingat, berapa
kalikah ayah kamu mengeluarkan uang dan meluangkan waktu hanya untuk
kesenangannya sendiri?
Mengapa ia tetap
melakukan pekerjaannya? Satu-satunya keterangan ialah: ayah kamu
mengorbankan kesenangannya demi kemajuan kamu (dan kemajuan anak-anaknya
yang lain). Mungkin ia tidak tahu cara menyatakan cintanya secara
langsung (seperti kebanyakan orangtua di Asia, benua kita ini), tetapi
cinta kasih ini ada.
Kemudian ibu kamu?
Tahukah kamu seberapa berat tugasnya? Disini akan diuraikan sedikit
sebagai gambaran: Pertama, coba pergilah ke almari piring di dapur. Buka
pintunya dan hitung berapa piring makan yang ada di dalamnya. Kalikan
dalam jumlah hari dalam setahun. Kalikan dengan jumlah makan (dua sampai
tiga kali) dalam sehari. Kemudian kalikan dengan panjang usia kamu.
Itulah hasil perhitungan kasar berapa kali ibu kamu mencuci piring
selama ini. Bayangkan, betapa menjemukan pekerjaan seperti itu!
Selanjutnya lihatlah
pakaian yang kamu kenakan. Sudah berapa kali ibu kamu mencuci celana
jeans kamu? Berapa kali ia melipat T-shirt? Menjemukan, bukan?
Nah, inilah sekedar
berbagi renungan bagi kamu yang selama ini merasa tidak dicintai oleh
orangtua kamu. Semoga bisa membuka hati, pikiran dan perasaan kamu
tentang relasi kamu dengan orangtua kamu selama ini.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Kamis, 4 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar