Solidaritas itu juga mengandung makna membantu yang lemah
selagi yang lemah butuh bantuan (subsidiaritas). Yang lemah disubsidi
oleh yang kuat. Sewaktu yang lemah sudah bisa berdiri sendiri, yang kuat
bisa segera melepaskannya, bukan terus menerus mengurung yang lemah
dalam ‘bantuan’ nya. Orang bisa merasa tidak bebas, lalu tidak kreatif. Coba saja, setiap kali kerjakan terus PR adik kamu, maka ‘bantuan’ kamu itu malah menjadi racun baginya.
Solidaritas juga berarti memberi kesempatan
orang lain untuk berkembang, dan mungkin juga menjadi besar. Bantuan
sering diberikan, namun kesempatan sangat sering ditutup. Contohnya:
banyak orang yang mau menyumbang panti asuhan atau yatim piatu kalau
saat Lebaran, Natalan, sampai panti itu menjadi seperti toko grosir,
karena semua barang didrop ke sana. Tentu saja mereka senang sekali,
tetapi hanya untuk beberapa waktu saja. Tetapi lebih jauh lagi, kelak
apakah ada orang yang mau menerima tenaga kerja dari panti asuhan itu
untuk menjadi pegawai di kantornya, di pabrik dan lain-lain. Memberi
kesempatan itu jauh lebih penting daripada sekedar memberi bantuan.
Dalam hal ini bukan berarti bantuannya lalu dihentikan, melainkan
bantuannya tetap mengalir, tetapi kesempatannya mesti dibuka lebih lebar
lagi.
Solidaritas juga bermakna bersahabat tanpa pandang bulu,
bersahabat itu tidak peduli kaya atau miskin, cantik atau tidak,
ganteng atau tidak. Semangat dalam film ‘Beauty and The Beast’ itu perlu
diteladani. Dalam film itu si puteri benar-benar tidak pandang bulu,
padahal bulu si muka singa itu lebat sekali. Itu baru contoh nyata dan
jelas.
Kamu mungkin sering salah mengartikan makna solidaritas. Mungkin yang kamu anggap solider itu adalah cooperatio in malum, artinya: kerjasama dalam hal yang jahat. Contoh nyatanya adalah tawuran. Karena sekolahku dihina, solider saja dengan teman-teman yang memang hobinya tawuran. Lalu ramai, jalan raya dijadikan ring tinju yang tidak profesional. Ini bukan lagi solidaritas, tetapi bahasa Jawanya anut grubyuk. Beraninya hanya dalam gerombolan, grubyukan, keroyokan. Sekali lagi, ini bukan solidaritas. Kamu yang senang menggunakan kata ini, harus tahu dengan pasti maknanya.
Akhirnya perlu
disadari bahwa sikap solider yang benar itu akan justru membalik dan
menguntungkan diri sendiri. Kamu jadi punya banyak sahabat. Pengetahuan
kamu jadi lebih luas. Pengalaman kamu jadi lebih dalam. Kita semua itu
lemah, maka sikap solider itu akan membantu kita menutupi kelemahan kita
dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Orang lain menjadi teratasi
kelemahannya karena kelebihan yang kita berikan. Menyenangkan bukan?
Solidaritas akan membawa persahabatan yang sejati yang akan memberikan
kepada dunia damai sejahtera. Semoga.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Selasa, 9 Juli 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar