lewati hari-hari penuh
bunga asmara
bercengkrama dengan sentuhan mesra
di taman kasih penuh wangi pesona
diri terlena akan hiruk pikuk dunia
warna jingga menghiasi khayal sua
terpukau oleh kenikmatan bak surga
walau nyata hanyalah semu belaka
aku luluh pada setiap tutur kata
terperangkap dalam dekap tak nyata
tak kuasa diri menahan gejolak rasa
hasrat menjerat di kenikmatan semata
ingin kuakhiri
namun sanggupkah aku
indahmu telah
merasuk relung kalbu pilu
kerinduan kita untuk
nyata berpadu
terbentur dinding
tinggi tembok batu
derai air mata masih bisa kutahan
namun pedih di hati bak sembilu torehan
sampai kapankah aku mampu bertahan
asa senantiasa terbebat kepedihan
berhenti mencinta
sungguh bukan pilihan
bila hapus rindu
sesaat saja tak tahan
biarlah kujalani
saja semua keinginan
walau harus
berjalan tanpa pasti tujuan
inginku engkau
bukan khayalku semata
hadirlah nyata
dalam suka dan duka
namun akankah
terjadi senyata pinta
berdua kita nikmati
paduan jiwa raga
ini bukan puisi
namun jeritan hati kita
sudahlah biarkan
semua mengalir saja
***
Solo_Kudus,
Sabtu, 18 Oktober 2014. 11:24 pm
‘salam hangat
penuh cinta’
Suko Waspodo & Dinda Pertiwi
Ilustrasi:
asteriskos.wordpress.com
0 comments:
Posting Komentar