Presiden terpilih Joko Widodo
kembali menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin. Beberapa hari ini dia
melakukan safari politik menemui sejumlah petinggi Koalisi Merah Putih.
Juru Bicara Koalisi Indonesia
Hebat Akbar Faisal mengatakan komunikasi politik yang dilakukan Jokowi dengan
kedua petinggi partai Golkar dan PPP untuk mencairkan situasi politik.
“Ini adalah langkah yang bagus
oleh presiden baru dengan pihak-pihak terkait, apalagi anda melihat konstelasi
yang anda pahami di DPR dan MPR, perubahan konstelasi politik di Indonesia
setelah pelantikan presiden dan juga terpilihnya Romahurmuzy sebagai ketua PPP
serta munas Golkar pada Januari nanti, membangun komunikasi politik adalah satu
hal, dan kerja sama merupakan hal yang berbeda,” jelas Akbar kepada pers.
Dalam pekan ini, Jokowi bertemu
dengan Aburizal Bakrie yang merupakan ketua partai Golkar, dan bertemu dengan
Ketua Majelis Syariah PPP Maimoen Zubair.
Sementara, juru bicara Koalisi
Merah Putih Tantowi Yahya menyambut baik pertemuan Aburizal dan Jokowi.
Peristiwa ini menyejukkan suasana panas di tengah kabar bahwa KMP akan menjegal
pemerintahan Jokowi-JK.
Menurut Tantowi pertemuan itu
mencairkan suasana politik tetapi isi pembicaraan normatif.
“Pembicaraan normatif beliau
bertanya tentang tips dalam menjalankan pemerintahan terutama dalam aspek
ekonomi dan kesejahteraan, karena pak Aburizal itu kan pernah menjadi menko
kesra dan ekonomi, beliau juga bertanya posisi partai Golkar baik dalam
pemerintah maupun dalam Koalisi Merah Putih, sudah dijawab kalau posisi Partai
Golkar tetap berada di Koalisi Merah Putih sebagai penyeimbang,” jelas Tantowi.
Komunikasi Mandeg
Pengamat CSIS Tobias Basuki
mengatakan upaya untuk membuka komunikasi politik oleh Joko Widodo merupakan
langkah yang bagus untuk mencairkan suasana politik, tetapi belum membuahkan
hasil yang konkrit untuk menambah kekuatan Koalisi Indonesia Hebat. PPP masih
bergelut dengan konflik internal antara kubu Romahurmuzy yang baru terpilih
sebagai ketua umum dan Surya Dharma Ali, dan Partai Golkar masih dikuasai
pendukung Aburizal Bakrie.
Menurut Tobias, langkah Jokowi
ini tampaknya dilakukan karena komunikasi politik yang dilakukan partai-partai
pendukungnya mandeg.
“Karena kelihatan sekali
kekalahan yang bertubi-tubi ini kelihatan satu langkah di belakang terus,
makanya Jokowi turun tangan, apakah ini langkah yang baik atau tidak awalnya
tidak ada mahar tetapi tampaknya realitas politik memaksa dia untuk membuat
konsesi itu,” jelas Tobias.
Tobias mengatakan kebijakan
Jokowi tampaknya masih akan mendapatkan hambatan dari DPR, terutama masalah
subsidi BBM. Apalagi Koalisi Merah Putih menguasai mayoritas kursi di DPR.
Apa pun pendapat para politisi
maupun para pengamat politik, safari politik Jokowi ini merupakan langkah yang
cerdas dan patut mendapat apresiasi. Pemimpin yang bijak memang seharusnya
rendah hati tanpa harus merendahkan diri.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Jumat, 17 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.tribunnews.com
0 comments:
Posting Komentar