Welcome...Selamat Datang...

Padi organik petani hasil pendampingan kami

Padi Rojolele organik

Senin, 04 Maret 2013

Andai

miris hati memeluk serpihan hari timpa mendung merundung gundah harapku meniti jalinan indah janji nelangsa jiwa berujung pasrah bingkai kabar lewat tanpa makna bak badut terbahak  tiada kocak kotak musik alunkan syair cinta senandungku terasa hambar serak sepincuk rames tersenyum manis terasa enggan sentuhmu saja dahaga dalam kubang kata sinis terbenam geram tak hendak jera beratus pesan singkat hadir sendu nanar netra pastikan asa pertanda sahutku...

Minggu, 03 Maret 2013

Kebebasan

mengapa engkau tulis puisi  kangen kangen siapakah engkau mengapa engkau tulis puisi kegelisahan apa yang membuat gelisah engkau mengapa engkau tulis puisi kekecewaan siapa yang mengecewakan engkau mengapa engkau tulis puisi kesedihan apa atau siapa yang membuat sedih engkau mengapa engkau tulis puisi kekaguman terpesona kepada siapakah engkau mengapa engkau tulis puisi patah hati apakah dia meninggalkan engkau mengapa engku tulis puisi jatuh cinta jatuh...

Bahagiamu Bahagiaku

surya menggeliat di pagi sarat embun kupu putih nikmati putik soka jingga aku tertelungkup dalam dini gulana rasa diri punah lungkrah tertegun nyanyi kukila berayun di daun jambu pucuk muda semburatkan kilau ceria hasratku kandas dalam semu nuansa mimpikah asaku terjerat tanya beribu si jantan berteriak dalam parau serak berbaris minthi tuju genang sisa hujan masihkah engkau menangkap aku kesan sedangkan diri lunglai pedih terkoyak loncat bunglon hiasi kuning bambu kepik...

Merindukanmu tanpa Akhir

senja merambat beranjak malam paduan suara belalang mendesah tercekat rasa kangen mencekam gurauan selalu menghapus gundah sisa hujan siang basahi kursi taman obrolan katak riuh terdengar serak terpekur sendiri sepi tak berkawan hasrat bersua mendesak dada sesak serangga malam rubungi lampu pijar kelelawar menyentuh basah daun meraih bayangmu muram tersamar inginku hibur dalam canda santun kotak musik alunkan nada sendu menembus telinga susupi sunyi hati lirih...

Kuasa-Mu Menuntun Anggun

gumpal mendung sesaki  ruang mustaka halangi pandang dari jernih netra hati terali bimbang kurung jiwa dalam duka gelisah mestinya tak  membebat nurani guntur memekakkan gendang kalbu menulikan kejujuran  diri  sejati haruskah caci beruntun memburu hasrat  kuasa hanyalah duniawi rinai hujan basahi bara bumi raga melebat kuyubkan pematang kehendak pitam terendam dingin warih buana memudar murka tak perlu gejolak hijau cucak pagut wangi...

Untukmu (yang Jauh namun Dekat)

berlaksa jengkal kita berbeda tinggal denyut beruntun kabar tanpa penggal parasmu  sering tak kasat mata bening rasamu meresap dalam jiwa riuh pesona menggegap kalbu aku tegarku harap dikau hadir selalu berjuta kembang mekar merona tak mampu palingkan wangimu juwita kutahu banyak kumbang rindukan madu cemaskan kembang tak bisa berlalu wahai sang bayu tumpuan harap alihkan kembangku dari kumbang dekap embun jernih basahkan  ranum warna segarkan asa saat datangmu dinda ingin...

Melatikukah Engkau

melatiku kah engkau dalam pandang rindu beda kutemui  engkau daya pancar aura  hangat menghebat lewat sorot tak nyata sembarang terlibat mampuku menggenggam engkau  dalam asa alirkan jutaan  aroma pesona nikmatku tak begitu indah namun putih jua engkau wangi  menyusup inderawiku I wanna hold you in my arms let’s forget the grey days at our past I wanna hold you without harm let’s make love the best at our last harapku ini bukanlah sesaat nikmat mengharu biru...

Yang Aku Tunggu

rona pagi berhias tipis gerimis mentari menatap lembut Dewi manis gegas aku menyibak rimbun hijau berharap hangatnya di tengah dangau gemericik alir tirta membelai ditingkah nyanyi alam membuai kecup lembut belalang pada ilalang membuat hayat laras berimbang duhai Dewi dambaan insan tak ingin nestapa terkuyub hujan sujud memohon dalam sunyi lindung-Nya melingkupi tumbuh hari yang aku tunggu dalam harap hadirmu Dewi dalam jelita lengkap jika semua asa mesti terjadi ingin aku penuhi...

Sepi Kita Tak Lagi Sepi

dalam kurun singkat yang terasa panjang penanda waktu begitu lambat meraih harap jumpa juwita pertama pandang berawal ujud smaradahana terungkap detik waktu seirama degup jantung gelisah bara menyengat gejolak rasa tak rela saat berlalu tanpa senandung mendesah hadir tak ingin senyap nuansa senja menyambut  hadir rembulan temaram panorama berhias ratri cahya manja diri  bergayut dalam dekapan semayam gelora meretas murni cinta kemarau malam merayap sendu rindukan...

Tembang Asa Pagi

pagi membawa aroma hujan semalam tanah basah segarkan dini hari baru nurani berharap hari-hari tak lagi kelam berpasrah madah badai pasti berlalu embun bening menghias pucuk dedaunan basahi  hijau kehidupan  alam merindu dalam hening suasana hati berkenan endapkan keruh ganti jernih melulu cerah mentari perlahan hangatkan persada kicau burung riuhkan semangat hayati resah hati perlahan tinggalkan sesak dada galau tak lagi menggayut hasrat insani kabut tipis selimuti dingin...

Kejora

berboncengan kita mengendarai bintang sejauh tempat kita mampu bercahaya mari kita menjadi semakin benderang dan biarkan seluruh dunia melihat kita nyata engkau dan aku adalah paduan kejora bersama-sama kita laksana emas mari kita hiasi langit berkawan purnama kita arungi langit semesta bebas dunia tengadah melihat kilau ceria kita keajaiban cinta sempurna yang kita bawa mari kita tunjukkan yang mampu kita lakukan semua tembang bintang yang kita dendangkan *** Solo, Minggu,...

Hadir-Mu

senyap senja melingkup alam siang rehat saatmu merayap janji-Mu lengkap tak ajrih menanti hadir penyelamat meski cibir nyinyir menerpa gegap keledai hantar perjalanan sunyi ngilu kelu dan sendu mengharu biru kanda setia menggandeng suci nurani yakin Engkau harapan semesta dan insan kelabu sepoi dingin bayu merintih gurun ketuk griya tak sedia urun balai para malaikat nan gegas menuntun hinaan hanyalah secuil nestapa andai sayup-sayup aum ajak menyayat domba-domba rapat hangat...

Ibu(ku)

mentari masih enggan tersenyum engkau telah bangunkan kagum dengkur aku  masih mengguruh sedang  engkau bersimbah peluh berkawan pagi embun dingin siapkan semua menggapai cita dalam harum wangi tajin terbangun aku dalam ceria hangat surya sapa semesta dekap engkau damaikan harap derit timba unggahkan tirta bersihkan raga dalam sigap kicau burung riuhkan persada bingkai petuah baktikan sikap daun dan bunga segarkan pagi rona engkau senyum tatap aku bersantap bergulir musim...

Kangen

pada paras kutangkap mendung gumpalan gulana tak jua purna meski telah selaksa kidung coba silih kerisauan dinda rinai hujan basahi bumi sentuhku harap duka kan asat andai kumampu peran mentari niscaya sirna pekat tersekat kuhirup desir dingin musim akankah hangatku hadir perlu dekapkan diri  berdiang intim padukan hasrat tak hendak beku duhai Paduka tumpuan asa kangen kami hadir pelangi meniti kembara penuh warna sejati nurani dampingi hati *** Solo, Kamis, 20 Desember...

Ketika (yang Tak Terlupa)

separuh mimpi separuh nyata parasmu hadir kuak pesona merasuki ruang hati telah berwarsa terkungkung sunyi dalam bingkai maya indrawi merajut sutera kenangan jingga libat jalinan kalbu manusiawi ubah gulana binar merona berlaksa kembang mewangi jiwa hiasi canda pengikat nurani janji tersurat dalam indah kata tuk sua dalam waktu tak bertepi dalam kelana nyata duniawi langkah ayun terantuk bara berpapas nestapa berbalut nyeri gelisah tak  mampu memenggal asa duhai ...

Tentang Kamu

tentang kamu rikma kamu legam kemilau sentuh hasrat aku gerai semerbak harum nawastu buat aku berandai-andai tentang kamu mata kamu tajam berbinar tatap hasrat aku kagumi kamu asa kita menyatu wajar saat pandang kita beradu tentang kamu bibir kamu alami lembut kulum hasrat aku manjai ingin kita saling berpagut tak putus ingin kecup abadi tentang kamu raga kamu gemulai indah dekap hasrat aku membelai hangat kita menghapus gundah tak takut hadapi badai *** Solo, Senin, 17 Desember...

Mencumbumu

mencumbumu … biarkan jemariku membelai lembut melintas lekuk-lekuk molek tubuhmu biarkan gerakan manja membalut terhanyut pada indah sintalmu mencumbumu … bibirmu merekah indah penuh kucumbu hangat tuk saling memagut biarkan menarik keluar hasrat tubuh dan cinta kita kian bertaut mencumbumu … lembab mata membelai sekujurmu ragamu tertatap lengkap mengagumi semua keindahanmu berhenti di milikmu senyap mencumbumu … regangkan ragamu di sisiku bak sutra kulit kita...

Alunan Senandung Angin

aku mendengar alunan simfoni hari tiada perlu aku membeli aku berhenti  mendengarkan pemutaran musik melalui daun dari satu pohon ke yang lain angin mengawali  biolanya menggunakan kayu cendana sebagai gendewa melela lagu sepenuh jiwa dan terbawa lembut seputar dahan  angin sepoi  tenang datang  dawai  yang lebih besar  menyeruak  masuk alunan kuat meningkat kencang dan...

Page 1 of 1042123Next