aku ingin mencipta puisi
seperti yang engkau lakukan
dalam detik-detik kegersangan lalu
tapi semua terungkap khianat padaku
dengan engkau sembunyikan
pada retakan sapamu semu
aku kini terjebak bisu
di pangkuan lamunan sendu
yang sudah lama ditinggalkan
oleh indahnya ketulusan
tatkala engkau tengah asyik masyuk
bergumul dengan
diksi purbamu
aku malah diam tergugu
dalam sajak hampa tak beraksara
sungguh menyedihkan menjadi diriku
dengan raga imaji yang miskin aura
sungguh bahagia menjadi dirimu
dengan berlaksa bait romantis
engkau suguhkan di nampan manis
sampai kapan aku harus sendiri tanpa syair
sampai kapan aku tandus tanpa hujan
mungkinkah diriku sudah sekarat
karena memang tak ada lagi yang indah
untuk dapat kutuliskan pada mozaik kata
bahkan senyummu pun sudah menjadi racun
***
Solo, Minggu, 9 Februari 2014. 3:16 pm
'salam hangat penuh cinta'
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar