Kembali, akhir-akhir ini kekuatan positif meditasi menjadi pembicaraan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mempraktikkan meditasi kesadaran selama 25 menit setiap sesi selama tiga hari berturut-turut dapat mengurangi stres psikologis.
Sebuah analisis studi sebelumnya
yang dipaparkan awal tahun ini menunjukkan bahwa jenis meditasi—berkonsentrasi
pada napas kita sambil memperhatikan sekeliling—‘cukup’ efektif dalam menghalau
depresi, kecemasan, dan nyeri.
Salah satu manfaat yang paling
penting dari meditasi kesadaran adalah kemampuan bagi kita untuk semakin membuat
hidup kita lebih penuh. Kita akan semakin mampu memperhatikan waktu-waktu
ketika kita tidak ada untuk hidup kita, dan yang lebih penting, kita tahu bahwa
kita dapat mengarahkan langsung pikiran-pikiran yang mengganggu kita.
Kemudian, jika kita berasumsi
bahwa seni meditasi berarti kebutuhan untuk menjernihkan pikiran kita dari
setiap kecemasan, setiap penilaian, dan setiap bagian dari daftar yang harus
kita kerjakan, maka ini perlu dipikirkan kembali.
Perlu kita ketahui, kita tidak
perlu menenangkan pikiran, karena secara alami pikiran kita untuk berpikir, menganalisis,
dan memilah-milah. Normal bagi pikiran kita untuk terlalu aktif, jadi ketika anda
berpikir dan mengambil suara-suara di sekitar, tidak berarti anda melakukan meditasi
yang salah. Sebenarnya anda melakukannya dengan benar. Tujuan meditasi adalah
membuat pikiran makin fokus.
Lebih menarik lagi bahwa kita
tidak perlu meditasi dalam waktu yang lama. Disarankan agar kita memulai dengan
yang kecil, hanya lima menit setiap hari dan kita tambah satu menit per pekan sehingga
kita menemukan waktu yang paling pas serta sesuai dengan gaya hidup kita. Lebih
baik meditasi dalam waktu pendek setiap hari daripada meditasi satu jam pada
akhir pekan saja.
Dan, seperti kegiatan serupa
lainnya, kita ditantang untuk mempraktikannya. Latihan pikiran sama dengan
olahraga. Aktifitas seperti meregangkan bagian otot-otot dalam tubuh—melakukan
latihan-latihan otot lengan atau paha—kita akan membangun fokus untuk
memperkuat otot-otot pikiran kita.
Berikut ini beberapa langkah
untuk mulai lebih mengendalikan pikiran kita:
Aturlah Diri Anda Senyaman Mungkin
Disarankan agar kita merancang
tempat khusus di rumah hanya untuk latihan meditasi, seperti duduk di tempat
tidur atau kursi yang nyaman. Ketika sudah mendapatkan tempat yang nyaman,
temukan posisi yang paling nyaman untuk tubuh kita.
Tidak perlu ada bantal untuk
meditasi atau posisi duduk lotus—duduk
bersila khas meditasi. Pilihannya kita bisa duduk, berdiri, atau bahkan
berbaring.
Kita dianjurkan pula untuk
memilih satu atau dua obyek yang dapat meningkatkan meditasi kita, seperti
lilin beraroma atau musik untuk relaksasi.
Menjadi Pengamat
Pejamkan mata dan bawa semua yang
sedang kita pikirkan dan rasakan saat-saat itu. Perhatikan sensasi-sensasi
dalam tubuh, perhatikan rasa hangat, dingin, kesesakan, dan denyut.
Mengenai apa yang kita pikirkan,
tidak perlu terganggu dengan pikiran-pikran kita, bahkan ketika pikiran kita
tidak terkendali, termasuk pikiran negatif. Tetapi, kenali pikiran kita secara
jernih. Yang sedang kita lakukan adalah mengembangkan apa yang disebut 'pikiran
saksi'.
Mulai Mengkategorikan
Pada saat pikiran kita
berseliweran di kepala, pilihlah masing-masing satu dan tempelken sebuah label
pada pikiran tersebut. Misalnya, ada beberapa pikiran bencana (yang berasumsi
sesuatu yang buruk akan terjadi), pikiran kritis (fokus pada sesuatu yang
negatif tentang orang atau kondisi), pikiran cemas (berkonsentrasi pada ketakutan
atau stres yang terjadi), dan pikiran acak (urusan sepele, seperti penasaran
apakah paket barang pesanan dari toko on-line sudah diterima hari ini).
Dalam hal ini kita mengembangkan
pendekatan yang lebih alami tentang kondisi pikiran yang berbeda. Jadi,
daripada menutupinya dan percaya tentang semua hal yang kita pikirkan, masukkan
sebuah saat jeda dan katakan pada diri kita sendiri, 'Pikiranku jadi begitu
kritis hari ini’. Dengan kata lain, tidak perlu melakukan penekanan apa pun,
biarkan pikiran kita apa adanya, identifikasi pikiran kita, dan biarkan dia
pergi.
Fokus pada Napas Kita
Fokus pada setiap tarikan dan
helaan napas dapat menjadi sesuatu yang sangat kuat dan teknik relaksasi yang
paling sederhana. Kenyataannya, kita bisa melakukannya di mana saja—ini selalu
bersama kita— dan kita bisa melakukan sekarang dengan fokus pada napas kita.
Bahkan, meski pikiran cenderung
meloncat ke pikiran pikiran-pikiran yang emosional, seperti marah, sedih,
penyesalan, kita bisa bebas dari pikiran-pikiran ini, meski hanya sebentar,
dengan mengambil napas panjang dan melepaskannya perlahan-lahan. Lakukan ini
terus menerus selama lima menit, jika bisa.
Inilah salah satu alasan ajaran
mistis kuno yang diajarkan kepada kita untuk menggunakan napas kita.
Belajar untuk Tenang Menjalani Kehidupan Kita
Kita diibaratkan seperti menenun
kesadaran dalam hidup kita. Contohnya, kita disarankan untuk menarik napas dalam-dalam
tiga kali ketika kita sedang terburu-buru, seperti mau pergi ke sebuah pertemuan, berharap bus
datang, atau sedang duduk makan.
Dengan memasukkan waktu jeda,
kita akan mulai menyadari bahwa kita tidak perlu dengan pengendali otomatis
setiap waktu. Apa yang kita lakukan adalah merujuk pada praktik ‘jeda dengan
tujuan’ dan melakukannya pada waktu yang teratur, seperti menyikat gigi.
Pusatkan perhatian pada rasa
odol, suara air, dan merasakan bulu-bulu sikat gigi. Ketika pikiran kita
melantur, arahkan kembali pada sensasi menyikat gigi.
Berada di saat sekarang adalah
merupakan cara bagi pikiran dan tubuh untuk istirahat dari kekhawatiran yang
terus-menerus. Jadi ambil waktu jeda dan hadirlah untuk hidup kita.
Nah, dengan melakukan meditasi
secara teratur seperti yang disarankan di atas, diharapkan kita dapat menjalani
hidup dengan lebih tenang, jernih dan berkualitas. Sehingga terhindar dari
stress maupun kejenuhan hidup. Semoga sharing
pengalaman kecil ini bisa berguna bagi kita.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Sabtu, 13 Desember 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: gamasutra.com
0 comments:
Posting Komentar