Kita pasti pernah gelisah yang disebabkan oleh obsesi-obsesi kita. Obsesi psikis itu selalu menghantui kita. Sangat sering, kekuatan jahat bekerja lewat dan di dalam obsesi-obsesi psikis dan selanjutnya benar-benar menghancurkan kita.
Seorang pujangga, St. Evragius,
menyebut obsesi-obsesi psikis tersebut sebagai ‘pikiran dan gagasan yang
mematikan’. Menurut dia ada delapan pikiran yang mematikan, dengan urutan
demikian: (1) kerakusan, (2) kezinaan, (3) kelobaan, (4) kesedihan atau
kemuraman, (5) kemarahan, (6) kelesuan, (7) kesiasiaan, dan (8) kesombongan.
Menurut St. Evragius, hidup
beriman adalah perihal perjalanan manusia menuju Tuhan. Namun kita tahu bahwa
kekuatan jahat selalu berusaha menghalangi perjalanan itu. Kekuatan jahat itu
adalah musuh kita. Setiap orang selalu digoda dan dibayang-bayangi oleh
‘musuh’-nya masing-masing.
Untuk mengetahui manakah ‘musuh’
yang selalu menggoda dan ingin menghancurkan diri seseorang, sebaiknya orang
tersebut memeriksa pikiran atau gagasannya. Ia perlu meneliti kompleksnya
pikiran dan gagasannya, lalu bagaimana pikiran dan gagasannya bekerja,
melangkah dari tahap ke tahap, kemudian bagaimana pikiran dan gagasan itu
membentuk asosiasi-asosiasi yang menipu kita.
Setelah itu sebaiknya dia segera
menghaturkan semuanya itu kepada Tuhan, dan mohon penerangan dari Dia. Dengan
demikian kita mengetahui tentang diri dan kelemahan kita. Lebih lanjut kita
menjadi tahu tentang ‘musuh’ kita. Karena ‘musuh’ kita selalu bekerja lewat
pikiran dan gagasan-gagasan kita.
Sebaiknya pada malam hari,
sebelum tidur, walau sejenak kita meneliti pikiran dan gagasan yang
membayang-bayangi kita sepanjang hari.
Mungkin kita menemukan pikiran dan gagasan yang begitu mengganggu dan
mengobsesi kita, dan tanpa disadari telah menjadi jalan masuk bagi ‘musuh’
untuk menghancurkan diri kita. Sebaiknya kita lalu menyerahkan semuanya kepada
Tuhan, kemudian tidur dengan tenang.
Itulah salah satu cara untuk
memeriksa batin kita. Namun untuk itu janganlah kita lupa memeriksa batin dengan
cara mensyukuri apa yang telah kita lakukan dengan baik pada hari ini. Dengan
pemeriksaan batin itu, kita ingin mengakhiri hari dengan mengucapkan terima
kasih kepada Tuhan.
Demikian sedikit sharing pengalaman tentang bagaimana
mengenal kelemahan diri. Semoga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas relasi
kita dengan Tuhan dan sesama.
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Minggu, 7 Desember 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: www.brinvy.biz
0 comments:
Posting Komentar