mentari buram tersaput sendu tersipu
sehabis kerontang kemarau panjang
guyur hujan berulang deras berjatuhan
muara musim gigil kembali tergerai
ada harap yang senantiasa mengalir
mencumbu ladang tatkala tirta hadir
tergurat rekah senyum semesta
mereguk suci telaga-telaga surga
sementara itu di antara riuh keserakahan
bencana menghantui penuh kecemasan
di balik senyum yang tersirat
tersurat jerit dan tangisan insan fana
persada tersiksa melampiaskan murka
satu demi satu roh beranjak dari raga
menghadirkan penyesalan dalam kepedihan
Tuhan senantiasa berbisik pada jagad raya
bukankah ini bagian dari ulah nista kita
keangkuhan manusia menjarah kasih-Nya
berujung ketimpangan mendera penuh cekam
segala yang tumbang tinggallah sesal
menyulam isak yang bungkam
pada gemuruh hujan serta suram rupa pelangi
amarah alam tumpah bersama jerit halilintar
pada duka malam dan siang
dengarkan lirih suara Tuhan
bersemayam di antara asa dan lipatan hati
serta pada gelisah nafas nelangsa
dalam setiap peristiwa kita diingatkan
niscaya saling mengasihi seluruh ciptaan
tiada tempat bagi kita memelihara kesombongan
mari bergandeng tangan dalam keharmonisan
***
Solo_Surabaya, Selasa, 16 Desember 2014
‘salam hangat penuh cinta’
Suko Waspodo & Hayyul Farida
ilustr: livingwithgod.org
0 comments:
Posting Komentar