pernah engkau baca kisah tubuhku
telusuri hingga relung nadi tersembunyi
engkau pahami di antara gelisahmu
lalu mengerti di keresahanku
waktu menguji ketulusan kasih
di rentang musim-musim berganti
engkau tetap kukuh di sejati cintamu
menjadi tumpuan jiwaku yang gontai
tatkala aku dihempas pada langkah bersua
dihujam ribuan rasa penuh prasangka
tersentak didera pada merahnya aksara
namun tetap engkau alirkan jernih jiwamu
saat engkau belai pena retak dengan sutra
jingga
kurasa sejuknya tetes bening embun kudusmu
menghidupkan senandung sunyiku berdenting
lirih
saat aku terengah lemah menuju dermaga
hatimu
masih tergenggam jemari di lembut tanganmu
karena engkau telah pahami kerapuhanku
masih tertuntun langkahku di kelu rasa
engkau kian mengerti sekeping asaku
aku yang telah bersandar di bahumu
berkeluh kesah tentang luka dan duka
tak letih engkau dengar dengan sabar
senyummu menghibur sunyi diamku
engkau hapus lara dengan lembutmu
terhisap menyatu dalam darahmu
engkau harapku terakhir dan terindah
memaknai hidup tak hendak redup
***
Solo, Jumat, 26
Juni 2015. 7:18 pm
‘salam hangat penuh
cinta’
Suko
Waspodo
ilustr:
aliexpress
0 comments:
Posting Komentar