Welcome...Selamat Datang...

Selasa, 16 September 2014

Keadilan dan Konflik

Kita sebagai makhluk sosial dan jasmani berhadapan dengan dua masalah dasar: Bagaimana membagi benda-benda alamiah yang kita butuhkan, tetapi tidak dapat dinikmati oleh semua (mangga yang saya makan, tidak dapat dimakan oleh  si A atau anda), dan bagaimana membagi pekerjaan yang menghasilkan apa yang kita butuhkan (siapa yang memasak, siapa yang harus bercocok tanam, siapa yang mengatur semua pekerjaan dan sebagainya?). Dua masalah ini kenyataannya merupakan konflik antara kepentingan kita masing-masing. Semua ingin menguasai sebanyak mungkin dan ingin bebas dari pekerjaan yang berat.

Konflik ini dapat kita pecahkan dengan  dua cara, melalui perang atau melalui kesepakatan bersama. Perang berarti bahwa kepentingan pihak yang kuat akan menang, dan yang lemah akan kalah. Sedangkan kesepakatan berarti bahwa semua menyetujui satu cara pemecahan, dan hal itu hanya mungkin terjadi apabila pemecahan konflik itu secara adil.

Maka keadilan dapat kita pahami sebagai cara pemecahan konflik yang tidak ditentukan menurut tolok ukur kuat-lemah, melainkan menurut kesamaan hak semua orang.

Dalam penerapan keadilan inilah kualitas pribadi kita sebagai makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial diuji. Apakah kita mau menghargai hak-hak sesama ciptaan Tuhan atau mendahulukan kepentingan pribadi yang kadang cenderung serakah? Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna mestinya kita memilih untuk hidup beradab dengan menghargai hak-hak sesama ciptaan-Nya. Semoga.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Rabu, 10 September 2014
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar