Sudah lama sebenarnya uneg-uneg ini ingin saya ungkapkan
tetapi tertunda, namun pada sore ini akhirnya saya tuliskan karena terpacu oleh
satu artikel di Kompasiana. Artikel yang berisi harapan agar pemerintah
membangun jalan Jakarta ke Jawa agar
setiap kali melakukan perjalanan mudik menjadi lancar.
Saya merasa risih dengan penyebutan Jawa
tersebut. Dalam konteks artikel tadi Jawa
yang dimaksud adalah Jawa Tengah.
Mengapa menyebut wilayah Jawa Tengah dengan Jawa saja? Hal ini sering juga saya dengar dari orang-orang di
Jakarta kalau menyebut Jawa Tengah selalu hanya Jawa saja. Mengatakan akan ke
Solo, Purwokerto, Jogya atau tempat lain di Jawa Tengah selalu dengan kalimat
Saya akan pergi ke Jawa. Bukankah ini aneh dan keliru?
Hal ini perlu dibenahi. Apakah Jakarta bukan berada di pulau Jawa?
Atau pelajaran Geografi kita perlu dibenahi? Pasti tidak. Yang perlu dibenahi
adalah kita yang menggunakan penyebutan dengan kata Jawa itu. Kerancuan arti tidak bisa dibiarkan. Dalam hal ini para
pendidik pada sekolah di Jakarta harus selalu mengingatkan kesalahan ini pada
para peserta didik demikian juga media masa juga terus membantu membenahi
penggunaan istilah ini. Saya akan pergi
ke Jawa Tengah. Saya akan mudik ke Solo. Saya baru pulang dari Purwokerto. Ini
beberapa contoh kalimat yang benar
Sekedar tulisan sederhana untuk
membenahi agar semua pengguna sebutan Jawa
tadi tak tampak bodoh. Apakah Jakarta
tidak di Pulau Jawa?
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Jumat, 11 Oktober 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar