Welcome...Selamat Datang...

Minggu, 20 Oktober 2013

Makan Siang Bersama Jokowi

Diplomasi, membicarakan bisnis, politik atau menjelaskan suatu kebijakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara formal maupun informal. Diplomasi politik biasanya lebih banyak dilakukan secara formal namun di era Orde Baru, presiden Soeharto sering juga menggunakan cara informal dengan mengajak tamunya di Tapos sambil melihat-lihat ternaknya. Soeharto juga biasa mengumpulkan para kepala daerah di Tapos untuk memberi pengarahan tentang kebijakan pemerintah waktu itu. Selain contoh tadi perbincangan juga bisa dilakukan sambil bermain Golf atau Tenis. Hal ini biasanya terjadi diantara kepala negara atau pimpinan perusahaan dalam jumlah terbatas. Jamuan makan juga sering digunakan untuk tujuan perbincangan penting atau penyampaian kebijakan.

Acara makan bersama terbukti merupakan cara yang sangat tepat untuk mengkomunikasikan suatu kebijakan. Apalagi antara rakyat kecil dengan pemimpin atau kepala daerahnya. Pada umumnya rakyat akan sangat merasa dihargai dalam situasi seperti ini. Kesempatan yang langka untuk bisa makan bersama dengan kepala daerahnya. Situasi seperti ini yang akhirnya mencairkan sekat antara rakyat dengan pemimpinnya sehingga komunikasi berlangsung lancar dan santai.

Joko Widodo merupakan salah satu dari sedikit pejabat negeri ini yang menggunakan diplomasi makan siang bersama ini. Sudah enam kali sejak setahun menjabat, Jokowi mengundang warga makan siang. Yang pertama, Februari 2013, warga korban banjir di Jakarta Utara. Kedua, warga Waduk Pluit dua kali dalam bulan April 2013. Makan siang bersama yang keempat dengan para pemilik bus metromini pada Agustus 2013. Kelima September 2013, makan siang bersama warga Waduk Ria Rio. Yang keenam makan siang dengan para pedagang kaki lima Blok G Tanah Abang, September yang lalu.

Efektifkah cara menjelaskan kebijakan dengan makan siang bersama? Ternyata sangat efektif. Hampir semuanya berhasil dijelaskan oleh gubernur Jokowi. Misalnya, warga di Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Pertama, mereka menolak kebijakan pemerintah untuk memindahkan tempat tinggal mereka tetapi setelah diberi penjelasan bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih baik, diberi gratis TV, lemari, kulkas, akhirnya menurut evaluasi di lapangan, berhasil. Semua warga terkait bersedia dipindahkan.

Dengan diplomasi atau komunikasi dengan sarana makan siang bersama warga menunjukkan betapa cerdasnya Jokowi dalam merangkul rakyat. Pendekatan dengan prinsip nguwongke, memanusiakan, menyentuh hati rakyat dari sisi manusiawinya. Inilah salah satu strategi kepemimpinan Jokowi yang membuat tingkat kepuasan publik begitu tinggi dalam satu tahun dia memimpin DKI Jakarta.

Alangkah indahnya kalau para pemimpin negeri ini juga mendekat ke rakyat seperti yang dilakukan oleh Jokowi. Semoga ulasan lewat tulisan ini bisa semakin membuka mata hati kita tentang pentingnya saling menghargai, khususnya antara pemimpin dengan rakyatnya. Merdeka !

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Minggu, 20 Oktober 2013
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar