Diplomasi, membicarakan bisnis,
politik atau menjelaskan suatu kebijakan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
baik secara formal maupun informal. Diplomasi politik biasanya lebih banyak
dilakukan secara formal namun di era Orde Baru, presiden Soeharto sering juga
menggunakan cara informal dengan mengajak tamunya di Tapos sambil melihat-lihat
ternaknya. Soeharto juga biasa mengumpulkan para kepala daerah di Tapos untuk
memberi pengarahan tentang kebijakan pemerintah waktu itu. Selain contoh tadi
perbincangan juga bisa dilakukan sambil bermain Golf atau Tenis. Hal ini
biasanya terjadi diantara kepala negara atau pimpinan perusahaan dalam jumlah
terbatas. Jamuan makan juga sering digunakan untuk tujuan perbincangan penting
atau penyampaian kebijakan.
Acara makan bersama terbukti merupakan
cara yang sangat tepat untuk mengkomunikasikan suatu kebijakan. Apalagi
antara rakyat kecil dengan pemimpin atau kepala daerahnya. Pada umumnya rakyat
akan sangat merasa dihargai dalam situasi seperti ini. Kesempatan yang langka
untuk bisa makan bersama dengan kepala daerahnya. Situasi seperti ini yang
akhirnya mencairkan sekat antara rakyat dengan pemimpinnya sehingga komunikasi
berlangsung lancar dan santai.
Joko Widodo merupakan salah satu
dari sedikit pejabat negeri ini yang menggunakan diplomasi makan siang bersama
ini. Sudah enam kali sejak setahun menjabat, Jokowi mengundang warga makan
siang. Yang pertama, Februari 2013, warga korban banjir di Jakarta Utara. Kedua,
warga Waduk Pluit dua kali dalam bulan April 2013. Makan siang bersama yang
keempat dengan para pemilik bus metromini pada Agustus 2013. Kelima September
2013, makan siang bersama warga Waduk Ria Rio. Yang keenam makan siang dengan para
pedagang kaki lima Blok G Tanah Abang, September yang lalu.
Efektifkah cara menjelaskan
kebijakan dengan makan siang bersama? Ternyata sangat efektif. Hampir semuanya berhasil
dijelaskan oleh gubernur Jokowi. Misalnya, warga di Waduk Pluit dan Waduk Ria
Rio. Pertama, mereka menolak kebijakan pemerintah untuk memindahkan tempat
tinggal mereka tetapi setelah diberi penjelasan bahwa di tempat yang baru hidup
mereka akan lebih baik, diberi gratis TV, lemari, kulkas, akhirnya menurut
evaluasi di lapangan, berhasil. Semua warga terkait bersedia dipindahkan.
Dengan diplomasi atau komunikasi
dengan sarana makan siang bersama warga menunjukkan betapa cerdasnya Jokowi
dalam merangkul rakyat. Pendekatan dengan prinsip nguwongke, memanusiakan, menyentuh hati rakyat dari sisi
manusiawinya. Inilah salah satu strategi kepemimpinan Jokowi yang membuat
tingkat kepuasan publik begitu tinggi dalam satu tahun dia memimpin DKI Jakarta.
Alangkah indahnya kalau para pemimpin negeri ini juga mendekat ke rakyat seperti yang dilakukan oleh Jokowi. Semoga ulasan lewat tulisan ini bisa semakin membuka mata hati kita tentang pentingnya saling menghargai, khususnya antara pemimpin dengan rakyatnya. Merdeka !
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Minggu, 20 Oktober 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar