Faktanya memang begitu. Perilaku kepemimpinan Jokowi sebagai pemimpin masyarakat yang dipilih rakyat memang tidak istimewa. Semua yang dijalankan olehnya selama ini biasa saja. Pemimpin masyarakat memang harus sepenuhnya melayani rakyat, memberi teladan, mengantisipasi permasalahan, tertib, disiplin, jujur, penuh pengorbanan dan berbelarasa. Berbelarasa artinya terlibat dalam suka dan duka rakyatnya. Mengabdi kepada rakyat yang telah memilihnya sebagai pemimpin.
Jokowi dalam memimpin warganya
memenuhi semua kriteria sebagai pemimpin masyarakat yang dipilih oleh rakyat
itu. Jadi memang sudah menjadi konsekwensinya telah bersedia sebagai pemimpin
masyarakat menjalankan semua kewajibannya. Maka tidak ada yang istimewa.
Yang istimewa justru ada pada
perilaku hampir semua pejabat negeri ini. Mereka tidak menjalankan fungsi
kepemimpinan serta kewajiban mereka. Lebih parah lagi mereka justru berperilaku
berlawanan dengan kewajibannya, korup dalam segala bidang, tidak disiplin, gila
hormat dan mengabaikan rakyat. Bahkan banyak dari mereka yang dipilih oleh
rakyat tetapi justru tidak pernah peduli dengan permasalahan rakyat melainkan
hanya memperkaya diri sendiri. Inilah yang nampaknya menjadi hal-hal yang
istimewa yang dilakukan oleh para penyelenggara negeri ini.
Keistimewaan Jokowi ada pada
kepribadiannya. Dia seorang yang konsisten dalam menjalankan tugasnya. Sosok
yang sederhana, penuh semangat pengabdian dan berbelarasa. Karena itulah Jokowi
terlihat menonjol dan semakin dicintai rakyat. Dia hanya dibenci oleh mereka
yang tidak jujur, tidak mau disiplin serta tidak mencintai rakyat kecil.
Tetaplah konsisten dengan pola
kepemimpinanmu yang benar, Jokowi. Rakyat kecil senantiasa mencintaimu dan
berharap banyak dengan kepribadianmu yang luarbiasa dalam melayani mereka.
Merdeka!
Salam damai penuh cinta.
***
Solo, Senin, 21 Oktober 2013
Suko Waspodo
0 comments:
Posting Komentar