Welcome...Selamat Datang...

Minggu, 06 Oktober 2013

Pohon Penuh Benalu

Mencermati situasi negeri ini rasanya tak hanya memalukan tapi sudah sangat mencemaskan sekaligus mengerikan. Negeri yang semakin berantakan karena dikelola oleh para koruptor serakah tanpa lagi punya nurani.

Ibarat sebuah pohon, negeri ini sudah menjadi pohon yang penuh benalu, sehingga tak tampak lagi pohon aslinya. Seluruh dahan, cabang dan rantingnya telah ditempeli benalu. Tak tampak lagi jenis pohon aslinya. Seluruh bagian telah dipenuhi tumbuhan parasit ini dan yang lebih dahsyat benalunya berwarna-warni, ada benalu hijau, biru, merah, kuning, hitam dan warna-warni lainnya. Semuanya saling berebut menghisap sari makanan pohon itu sehingga tidak mampu lagi berbuah yang bisa dinikmati.

Kekayaan dan kedaulatan negeri ini telah dijarah oleh penyelenggaranya yang super korup dengan perilaku serakahnya. Para politisi culas hijau, biru, merah, kuning, hitam dan warna-warni yang lain tanpa malu menggunakan jabatan dan pengaruhnya terus menguras uang rakyat. Segala cara dihalalkan meski mereka mengaku bertuhan. Semua peraturan perundangan dan hukum dilanggar meski mereka sejatinya penyusun undang-undang serta hukum itu dan mesti menjaga tegaknya.

Masih pantaskah menyebut diri negara, apalagi negara hukum manakala para penyelengara negaranya dengan terang-terangan melanggar hukum demi memperkaya diri. Masihkah merasa bangga sebagai negara yang agamis manakala segala cara dilakukan dengan penuh kesetanan? Pohon itu tak lagi layak sebagai pohon karena sudah tidak lagi berbuah dan kehilangan jatidiri. Hidupnya tak lagi sehat digerogoti berwarna-warni benalu.

Bagaimanakah untuk menyehatkan pohon itu kembali? Biasanya harus dengan memotong dahan, cabang atau ranting yang berbenalu. Namun masalahnya adalah hampir seluruh pohon beserta daunnya telah dijarah oleh benalu. Kemungkinan lainnya adalah dengan menebang habis pohon itu dan menanam kembali pohon baru.

Bagian manakah tatanan negeri ini yang mesti dibenahi manakala semua lini telah dijalankan dengan korup? Tak ada lagi yang layak dipercaya. Tak ada lagi keteladanan para pemimpinnya. Hampir semuanya telah menjadi penjarah negerinya sendiri. Reformasi yang diharapkan bisa mengurangi benalu yang ada, ternyata sia-sia. Haruskah pohon ini ditebang habis saja. Sungguh mengerikan kalau sampai hal itu terjadi. Benar-benar tak ada lagi harga diri negeri ini.

Kalau semua hukum yang ada sudah tak lagi dihormati maka kemungkinan negeri ini pada saatnya akan tergilas oleh hukum alam. Rakyat berhak untuk menuntut dan menentukan eksistensi negeri ini. Mereka pemilik sah negeri ini. Jika hal itu yang terjadi tak ada yang bisa dan boleh menyalahkannya. Apakah akan terjadi seperti itu? Rakyat yang bisa menjawabnya.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Minggu 6 Oktober 2013
Suko Waspodo

0 comments:

Posting Komentar