Welcome...Selamat Datang...

Selasa, 09 Oktober 2018

Ini Pilpres, Bro!


Menyimak pemberitaan tentang keinginan kubu Prabowo-Sandi untuk adanya satu sesi debat calon Presiden dengan menggunakan bahasa Inggris sungguh menarik. Bukan menarik karena ini merupakan ide yang kreatif atau cerdas melainkan menarik karena menunjukkan sisi kebodohan dan kebingungan kubu Prabowo-Sandi.

Bodoh karena mereka tidak bisa membedakan antara pilpres dan pemilihan calon pemandu wisata atau lomba dalam rangka dies natalis suatu sekolah. Seorang pemandu wisata di Indonesia memang perlu fasih berbahasa Inggris terutama apabila sasaran wisatawan yang dipandu adalah turis asing yang merupakan pengguna bahasa Inggris. Kemungkinan lain lagi ialah apabila ada momen peringatan ulang tahun sekolah atau hardiknas yang diisi dengan ketrampilan berbahasa Inggris yang merupakan kebutuhan untuk belajar siswa atau mahasiswa.

Sementara itu kita semua tahu bahwa seorang presiden, bukan hanya Indonesia, tidak ada keharusan mesti menguasai bahasa Inggris. Tentu berbeda apabila seseorang ditunjuk sebagai menteri luar negeri, mungkin sebaiknya menguasai bahasa Inggris secara aktif. Seorang pejabat negara dan bahkan seorang presiden, dalam peristiwa tertentu, tidak harus merasa tabu menggunakan seorang atau lebih penerjemah.

Bahkan bukan hanya kaitannya dengan tugas di luar negeri saja yang mungkin harus menggunakan penerjemah bahasa Inggris, seorang presiden Republik Indonesia pun apabila ia hanya mampu berbahasa Indonesia manakala ada kegiatan yang harus berkomunikasi dengan rakyat pedalaman, misal di Papua, maka ia harus menggunakan penerjemah bahasa daerah setempat agar lebih memahami permasalahan yang ada.

Usulan debat berbahasa Inggris ini juga menunjukkan kebingungan kubu Prabowo-Sandi. Mereka sudah kehabisan akal untuk mencoba menjatuhkan kualitas presiden Jokowi. Jokowi dengan begitu banyak prestasinya sungguh tidak sebanding dengan Prabowo yang nyaris tidak punya prestasi dan ditambah rekam jejaknya yang tidak begitu menarik.

Sungguh semakin menggelikan saja usulan kubu si Wowo ini. Bukankah sebaiknya mereka mencoba berbuat hal-hal yang nyata bermanfaat bagi rakyat untuk menarik simpati daripada terus-terusan nyinyir dan bahkan kadang menyebar fitnah. Rakyat negeri ini semakin cerdas menilai bagaimana kualitas yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Rakyat butuh seorang pemimpin yang negarawan bukan penyinyir.

Ini pilpres, bro !!! Bukan lomba ketrampilan berbahasa Inggris. Kalau memang ingin tetap berbuat nyinyir, cobalah dengan cara yang cerdas. Merdeka !!!

***
Solo, Minggu, 16 September 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: PinterPolitik

0 comments:

Posting Komentar