Welcome...Selamat Datang...

Rabu, 24 Oktober 2018

Hati-hati, Banyak Politikus Super Brengsek


Tahun politik kian memanas tatkala presiden Joko Widodo dengan sedikit berang mengatakan,  "Hati-hati, banyak politikus yang baik-baik, tapi juga banyak politikus yang sontoloyo!". Peristiwanya terjadi saat Jokowi menghadiri pembagian 5000 sertifikat tanah di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2018).

Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan jangan mudah terperdaya dengan ucapan para politisi. Sebab, banyak politisi yang memang sengaja memperdaya masyarakat untuk kepentingan politik sesaat.

Jokowi sebelumnya sudah beberapa kali mengingatkan hal serupa saat bertemu masyarakat. Kali ini peringatan ia sampaikan dalam konteks langkah pemerintah yang akan mengucurkan dana kelurahan pada tahun depan. Jokowi mengaku heran, program baru pemerintah dengan anggaran Rp 3 Triliun itu justru dipermasalahkan sejumlah politisi. Padahal, ia menilai dana kelurahan ini penting untuk membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas di tiap kelurahan.

Jokowi meminta setiap hal tidak melulu dikaitkan dengan politik. Sebab, kehidupan tidak hanya politik saja, ada berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, hingga budaya. Kepala Negara berharap masyarakat bisa memilah mana politisi yang bicara jujur, dan mana politisi yang hanya bekerja untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Sesungguhnya sangat wajar apabila Jokowi menjadi jengkel terhadap situasi serta sikap para politisi busuk saat ini. Apabila kita mengikuti pernyataan-pernyataan mereka sejak era kepemimpinan Jokowi, kita melihat, mencermati dan mungkin juga merasakan betapa banyak pernyataan nyinyir dan bahkan fitnah yang ditujukan kepada presiden kita ini. Tuduhan-tuduhan tanpa data dan fakta setiap saat ditebar untuk membuat suasana agar rakyat membenci dan memusuhi Jokowi. Sungguh menyakitkan tetapi semuanya masih disikapi dengan lembut dan sabar oleh Jokowi.

Ungkapan penilaian dengan kata sontoloyo sesungguhnya masih tergolong lunak. Menurut kamus bahasa Indonesia kata ini artinya konyol, tidak beres dan bodoh (digunakan sebagai makian untuk mengungkapkan kekesalan), walaupun arti awalnya dalam bahasa jawa sontoloyo adalah sebutan untuk orang yang pekerjaannya menggembala bebek. Jadi apa yang dikatakan oleh Jokowi masih termasuk halus. Mestinya bisa dimaklumi juga seandainya dia menilai bahwa saat ini masih banyak politikus brengsek, bukan hanya sontoloyo.

Sebagai seorang manusia dan apalagi seorang kepala negara yang sah dipilih rakyat, sejatinya Jokowi tidak selayaknya apabila selalu dipojokkan dan disalahkan. Apa yang sungguh nyata kesalahan dia? Nyaris tidak ada. Adakah keputusan-keputusan dia yang hanya demi kepentingan dia pribadi? Adakah peraturan-peraturan yang dibuat hanya untuk kepentingan kekuasaan belaka? Adakah kepentingan-kepentingan bisnis keluarga dengan memanfaatkan wewenangnya? Tidak ada. Semua yang dihembuskan oleh kubu oposisi hanyalah fitnah, fitnah dan fitnah. Bukan kritik yang konstruktif.

Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah pengorbanan dia yang luar biasa besar demi kepentingan rakyat. Mungkin hampir setiap detik apa yang Jokowi pikirkan dan rencanakan adalah kebijakan, keputusan dan tindakan untuk semakin menyejahterakan rakyat dan memajukan negeri ini. Namun sungguh ironis yang diperoleh dia justru cemoohan dan nyinyiran dari kelompok oposisi yang asal njeplak dan sangat-sangat brengsek.

Coba kita amati apa yang sering diucapkan oleh para juru bicara kubu Prabowo, yang relatif masih muda dan seusia anak-anak Jokowi, sungguh tidak pantas dan tidak senonoh. Sebagai orang-orang muda yang merasa menjadi kaum milenial seharusnya berpikir lebih cerdas dan maju dari para seniornya. Jangan malah ikut-ikutan dan bahkan menyuarakan pikiran-pikiran busuk mereka.

Maka semestinya Jokowi tidak hanya menilai mereka ini sekedar politikus sontoloyo tetapi lebih tepat sebagai para politikus brengsek. Sikap keras ini kadang perlu diucapkan. Ibarat seorang anak kalau tidak sopan dan tidak bisa lagi diperingatkan dengan kata-kata maka dia perlu dijewer atau bahkan kalau perlu dicambuk dengan rotan. Karena masa depan tidak bisa ditata dengan masa kini yang asal-asalan dan amburadul. Selain itu martabat bangsa ini juga harus kita junjung dengan perilaku yang santun dan saling menghormati.

Para 'politikus' busuk silahkan tersinggung dengan penilaian Jokowi dan juga tulisan ini. Berarti anda masih manusia. Anda sakit hati karena hanya dianggap bodoh dan tolol, padahal sesungguhnya brengsek dan bahkan super brengsek. Merdeka !

***
Solo, Rabu, 24 Oktober 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: islami.co.id

0 comments:

Posting Komentar