Tahun politik kian memanas tatkala presiden Joko Widodo dengan
sedikit berang mengatakan, "Hati-hati, banyak politikus yang baik-baik,
tapi juga banyak politikus yang sontoloyo!". Peristiwanya terjadi saat
Jokowi menghadiri pembagian 5000 sertifikat tanah di Lapangan Sepakbola
Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2018).
Presiden
Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan
jangan mudah terperdaya dengan ucapan para politisi. Sebab, banyak
politisi yang memang sengaja memperdaya masyarakat untuk kepentingan
politik sesaat.
Jokowi sebelumnya sudah beberapa kali mengingatkan hal serupa saat bertemu masyarakat. Kali ini peringatan ia sampaikan dalam konteks langkah pemerintah yang akan mengucurkan dana kelurahan pada tahun depan. Jokowi mengaku heran, program baru pemerintah dengan anggaran Rp 3 Triliun itu justru dipermasalahkan sejumlah politisi. Padahal, ia menilai dana kelurahan ini penting untuk membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas di tiap kelurahan.
Jokowi sebelumnya sudah beberapa kali mengingatkan hal serupa saat bertemu masyarakat. Kali ini peringatan ia sampaikan dalam konteks langkah pemerintah yang akan mengucurkan dana kelurahan pada tahun depan. Jokowi mengaku heran, program baru pemerintah dengan anggaran Rp 3 Triliun itu justru dipermasalahkan sejumlah politisi. Padahal, ia menilai dana kelurahan ini penting untuk membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas di tiap kelurahan.
Jokowi
meminta setiap hal tidak melulu dikaitkan dengan politik. Sebab,
kehidupan tidak hanya politik saja, ada berbagai aspek seperti sosial,
ekonomi, hingga budaya. Kepala Negara berharap masyarakat bisa memilah
mana politisi yang bicara jujur, dan mana politisi yang hanya bekerja
untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Sesungguhnya sangat wajar apabila Jokowi menjadi jengkel terhadap situasi serta sikap para politisi busuk saat ini. Apabila kita mengikuti pernyataan-pernyataan mereka sejak era kepemimpinan Jokowi, kita melihat, mencermati dan mungkin juga merasakan betapa banyak pernyataan nyinyir dan bahkan fitnah yang ditujukan kepada presiden kita ini. Tuduhan-tuduhan tanpa data dan fakta setiap saat ditebar untuk membuat suasana agar rakyat membenci dan memusuhi Jokowi. Sungguh menyakitkan tetapi semuanya masih disikapi dengan lembut dan sabar oleh Jokowi.
Sesungguhnya sangat wajar apabila Jokowi menjadi jengkel terhadap situasi serta sikap para politisi busuk saat ini. Apabila kita mengikuti pernyataan-pernyataan mereka sejak era kepemimpinan Jokowi, kita melihat, mencermati dan mungkin juga merasakan betapa banyak pernyataan nyinyir dan bahkan fitnah yang ditujukan kepada presiden kita ini. Tuduhan-tuduhan tanpa data dan fakta setiap saat ditebar untuk membuat suasana agar rakyat membenci dan memusuhi Jokowi. Sungguh menyakitkan tetapi semuanya masih disikapi dengan lembut dan sabar oleh Jokowi.
Ungkapan penilaian dengan kata sontoloyo
sesungguhnya masih tergolong lunak. Menurut kamus bahasa Indonesia kata
ini artinya konyol, tidak beres dan bodoh (digunakan sebagai makian
untuk mengungkapkan kekesalan), walaupun arti awalnya dalam bahasa jawa sontoloyo
adalah sebutan untuk orang yang pekerjaannya menggembala bebek. Jadi
apa yang dikatakan oleh Jokowi masih termasuk halus. Mestinya bisa
dimaklumi juga seandainya dia menilai bahwa saat ini masih banyak
politikus brengsek, bukan hanya sontoloyo.
Sebagai seorang manusia
dan apalagi seorang kepala negara yang sah dipilih rakyat, sejatinya
Jokowi tidak selayaknya apabila selalu dipojokkan dan disalahkan. Apa
yang sungguh nyata kesalahan dia? Nyaris tidak ada. Adakah
keputusan-keputusan dia yang hanya demi kepentingan dia pribadi? Adakah
peraturan-peraturan yang dibuat hanya untuk kepentingan kekuasaan
belaka? Adakah kepentingan-kepentingan bisnis keluarga dengan
memanfaatkan wewenangnya? Tidak ada. Semua yang dihembuskan oleh kubu
oposisi hanyalah fitnah, fitnah dan fitnah. Bukan kritik yang
konstruktif.
Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah
pengorbanan dia yang luar biasa besar demi kepentingan rakyat. Mungkin
hampir setiap detik apa yang Jokowi pikirkan dan rencanakan adalah
kebijakan, keputusan dan tindakan untuk semakin menyejahterakan rakyat
dan memajukan negeri ini. Namun sungguh ironis yang diperoleh dia justru
cemoohan dan nyinyiran dari kelompok oposisi yang asal njeplak dan sangat-sangat brengsek.
Coba
kita amati apa yang sering diucapkan oleh para juru bicara kubu
Prabowo, yang relatif masih muda dan seusia anak-anak Jokowi, sungguh
tidak pantas dan tidak senonoh. Sebagai orang-orang muda yang merasa
menjadi kaum milenial seharusnya berpikir lebih cerdas dan maju dari
para seniornya. Jangan malah ikut-ikutan dan bahkan menyuarakan
pikiran-pikiran busuk mereka.
Maka semestinya Jokowi tidak hanya
menilai mereka ini sekedar politikus sontoloyo tetapi lebih tepat
sebagai para politikus brengsek. Sikap keras ini kadang perlu diucapkan.
Ibarat seorang anak kalau tidak sopan dan tidak bisa lagi diperingatkan
dengan kata-kata maka dia perlu dijewer atau bahkan kalau perlu
dicambuk dengan rotan. Karena masa depan tidak bisa ditata dengan masa
kini yang asal-asalan dan amburadul. Selain itu martabat bangsa ini juga
harus kita junjung dengan perilaku yang santun dan saling menghormati.
Para
'politikus' busuk silahkan tersinggung dengan penilaian Jokowi dan juga
tulisan ini. Berarti anda masih manusia. Anda sakit hati karena hanya
dianggap bodoh dan tolol, padahal sesungguhnya brengsek dan bahkan super
brengsek. Merdeka !
***
Solo, Rabu, 24 Oktober 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: islami.co.id
0 comments:
Posting Komentar