Welcome...Selamat Datang...

Kamis, 18 Oktober 2018

Koalisi Pemfitnah Rakyat


Jelang pemilu tahun 2019 di negeri ini telah terbentuk sebuah Koalisi Pemfitnah Rakyat. Mengapa seseram dan sesangar itu nama koalisinya? Itulah kenyataan yang terjadi. Sejumlah partai pengecut dan sejumlah politisi busuk membentuk gerombolan yang senantiasa menyebar fitnah. Korban fitnah adalah rakyat negeri kita tercinta ini. Beberapa kegiatan mereka yang bisa kita kategorikan memfitnah rakyat akan kita ulas berikut ini.

Pertama yang menghebohkan adalah kegiatan 2019 Ganti Presiden yang mengarah makar. Secara kasat mata kegiatan tersebut jelas berkeinginan mengganti sebelum waktunya presiden yang sah. Mereka menghasut dan menebar kebohongan tentang kegagalan pemerintahan presiden Jokowi. Lebih berbahaya lagi dengan terang-terangan mereka ingin mengganti sistem pemerintahan yang ada. Namun tatkala mereka dipersoalkan sebagai gerombolan makar, mereka mengatakan bahwa rakyat yang menghendaki 2019 Ganti Presiden.

Persoalannya adalah rakyat yang mana? Gerombolan mereka? Apakah itu bisa dianggap sebagai kehendak seluruh rakyat? Dalam situasi seperti inilah kita bisa menganggap bahwa mereka telah memfitnah rakyat, memposisikan rakyat seolah ingin berbuat makar.

Selanjutnya mengenai masalah ekonomi, khususnya tentang harga sembako, mereka mengatakan bahwa mak-mak mengeluhkan kenaikan harga. Katanya uang seratus ribu hanya bisa untuk beli cabe dan bawang.  Mereka mengatakan bahwa para mak-mak (kaum ibu di seluruh negeri ini) menderita karena situasi tersebut. Tetapi apa yang sesungguhnya terjadi? Mak-mak yang mereka gunakan sebagai data adalah para ibu-ibu sosialita yang pada umumnya tidak pernah berbelanja di pasar tradisional. Inilah bentuk fitnah yang lain terhadap rakyat, khususnya ibu-ibu.

Kemudian yang terbaru adalah perilaku licik dan keji mereka dengan mengunggah video 'Goyang Bebek Angsa' yang bermuatan sara dan fitnah tuduhan PKI.  Namun tatkala dikonfirmasi tentang video fitnah berbahaya tersebut mereka mengatakan bahwa itu bentuk kreativitas rakyat.  Padahal jelas sekali di dalam video tersebut termuat kalimat tentang keinginan seseorang untuk memimpin yang kedua kali dengan melarang HTI dan FPI padahal sesungguhnya yang bersangkutan PKI.

Mengatakan bahwa video tersebut merupakan bentuk kreativitas rakyat adalah (lagi-lagi) pernyataan para politisi busuk yang memfitnah rakyat. Rakyat yang mana yang menuduh presiden negeri ini PKI? Rakyat yang mana yang setuju dengan FPI dan HTI?

Itulah sebagian fitnah terparah yang ditujukan kepada rakyat negeri ini. Tulisan ini bukan bermaksud mendukung kepada salah satu kubu dalam pemilu kali ini melainkan untuk menyatakan bahwa rakyat tidak boleh dan tidak mau difitnah dengan cara apa pun hanya demi ambisi gerombolan partai pengecut dan politisi busuk. Jangan biarkan Koalisi Pemfitnah Rakyat ini berada di negeri ini. Merdeka !!!

***
Solo, Selasa, 25 September 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: kompasTV 

0 comments:

Posting Komentar