Jelang pemilu tahun 2019 di negeri ini telah terbentuk sebuah Koalisi
Pemfitnah Rakyat. Mengapa seseram dan sesangar itu nama koalisinya?
Itulah kenyataan yang terjadi. Sejumlah partai pengecut dan sejumlah
politisi busuk membentuk gerombolan yang senantiasa menyebar fitnah.
Korban fitnah adalah rakyat negeri kita tercinta ini. Beberapa kegiatan
mereka yang bisa kita kategorikan memfitnah rakyat akan kita ulas
berikut ini.
Pertama yang menghebohkan adalah kegiatan 2019 Ganti
Presiden yang mengarah makar. Secara kasat mata kegiatan tersebut jelas
berkeinginan mengganti sebelum waktunya presiden yang sah. Mereka
menghasut dan menebar kebohongan tentang kegagalan pemerintahan presiden
Jokowi. Lebih berbahaya lagi dengan terang-terangan mereka ingin
mengganti sistem pemerintahan yang ada. Namun tatkala mereka
dipersoalkan sebagai gerombolan makar, mereka mengatakan bahwa rakyat
yang menghendaki 2019 Ganti Presiden.
Persoalannya adalah rakyat
yang mana? Gerombolan mereka? Apakah itu bisa dianggap sebagai kehendak
seluruh rakyat? Dalam situasi seperti inilah kita bisa menganggap bahwa
mereka telah memfitnah rakyat, memposisikan rakyat seolah ingin berbuat
makar.
Selanjutnya mengenai masalah ekonomi, khususnya tentang
harga sembako, mereka mengatakan bahwa mak-mak mengeluhkan kenaikan
harga. Katanya uang seratus ribu hanya bisa untuk beli cabe dan bawang.
Mereka mengatakan bahwa para mak-mak (kaum ibu di seluruh negeri ini)
menderita karena situasi tersebut. Tetapi apa yang sesungguhnya terjadi?
Mak-mak yang mereka gunakan sebagai data adalah para ibu-ibu sosialita
yang pada umumnya tidak pernah berbelanja di pasar tradisional. Inilah
bentuk fitnah yang lain terhadap rakyat, khususnya ibu-ibu.
Kemudian
yang terbaru adalah perilaku licik dan keji mereka dengan mengunggah
video 'Goyang Bebek Angsa' yang bermuatan sara dan fitnah tuduhan PKI.
Namun tatkala dikonfirmasi tentang video fitnah berbahaya tersebut
mereka mengatakan bahwa itu bentuk kreativitas rakyat. Padahal jelas
sekali di dalam video tersebut termuat kalimat tentang keinginan
seseorang untuk memimpin yang kedua kali dengan melarang HTI dan FPI
padahal sesungguhnya yang bersangkutan PKI.
Mengatakan bahwa video
tersebut merupakan bentuk kreativitas rakyat adalah (lagi-lagi)
pernyataan para politisi busuk yang memfitnah rakyat. Rakyat yang mana
yang menuduh presiden negeri ini PKI? Rakyat yang mana yang setuju
dengan FPI dan HTI?
Itulah sebagian fitnah terparah yang ditujukan
kepada rakyat negeri ini. Tulisan ini bukan bermaksud mendukung kepada
salah satu kubu dalam pemilu kali ini melainkan untuk menyatakan bahwa
rakyat tidak boleh dan tidak mau difitnah dengan cara apa pun hanya demi
ambisi gerombolan partai pengecut dan politisi busuk. Jangan biarkan
Koalisi Pemfitnah Rakyat ini berada di negeri ini. Merdeka !!!
***
Solo, Selasa, 25 September 2018
'salam kritis penuh cinta'
Suko Waspodo
kompasiana
antologi puisi suko
ilustrasi: kompasTV
0 comments:
Posting Komentar