Fariz Roestam Munaf atau biasa
dipanggil Fariz RM bersama Dian Pramana Poetra meluncurkan album kompilasi
bertajuk "In Collaboration With..." yang berisi 13 lagu aransemen
ulang yang melibatkan para musisi muda.
"Album ini adalah cita-cita
sejak lama, sejak lima tahun lalu, yang mengejutkan adalah saya sendiri tidak
percaya bahwa karya kami bisa lintas generasi dan bahkan dibawakan secara
brillian sekali dengan cara mereka (musisi-musisi muda) sendiri," kata
Fariz RM usai konferensi pers album kompilasi "In Collaboration
With..." di Jakarta, awal pekan
ini.
Fariz mengatakan bahwa album ini
berawal dari ide Seno M. Hardjo, yang bertindak sebagai produser, untuk membuat
album tribute karya-karyanya.
Fariz mengaku tidak pantas untuk
membuat album tribute, namun Seno yang sudah bersahabat dengannya sejak lama
meyakinkannya.
Proses selanjutnya, Fariz
menjelaskan, adalah pemilihan lagu-lagu hits miliknya dan pemilihan para
penyanyi muda.
"Untuk kriteria penyanyi
saya selalu mencari yang belum pernah, kalau dia penyanyi jazz jangan suruh dia
nyanyi jazzy lagi, itu sudah biasa, cari yang baru, menantang mereka dengan
style yang belum dikenal masyarakat," kata Fariz.
"Banyak orang yang mengenal
Citra Scholastika dengan gaya jazzy, tapi saya mencoba menantang dia untuk
menyanyikan cinta dan sayang dengan musik dance dan hasilnya sangat
memuaskan," lanjutnya.
Penyanyi lain yang ikut tampil di
album tersebut adalah Sammy Simorangkir, Fatin Shidqia Lubis, Indah Dewi
Pertiwi, Angel Pietters, Glen Fredly dan Sandhy Sandoro.
Fariz mengaku tidak mengalami
kesulitan yang berarti dalam penggarapan album yang disponsori oleh salah satu
restoran makanan cepat saji ini.
"Kuncinya adalah memberikan
kepercayaan kepada generasi-generasi muda untuk membawakan lagu dengan cara mereka
sendiri," ujar Fariz.
Di daftar lagu pertama terdapat
Samy Simorangkir yang membawa ulang lagu Kau
Seputih Melati sekaligus berduet dengan Dian PP. Lagu yang sedikit berirama
pop, ‘menyimpang’ dari jalur musik Dian yang bergenre jazz ini dinyanyikan oleh
Sammy yang notabene adalah seorang penyanyi pop.
Alunan piano membuka lagu ini
diiringi suara vibra khas Sammy. Namun, di awal lagu ini ‘jiwa’ lagu tidak
tersampaikan, hingga di reff kedua
Dian masuk dan membuat hidup lagu ini.
Lagu mendayu lainnya yang
berjudul Demi Cintaku dinyanyikan
ulang oleh Fatin Shidqia Lubis. Dengan suara seraknya yang khas, Fatin berhasil
memberi warna baru dalam lagu ini.
Sedangkan aransemen musiknya
sendiri tidak jauh berbeda dengan versi aslinya.
Berbeda dengan lagu Sakura ciptaan Fariz RM tahun 1980, lagu
yang ia bawakan kembali bersama Sandhy Sondoro ini terkesan lebih powerful dengan musik elektronik
dipembukaannya dan iringan musik yang lebih up beat.
Lagu yang pernah dibawakan oleh
Rossa ini terasa sangat pas dibawakan berdua oleh Fariz dan Sandhy karena
karakter suara Fariz dan Sandhy yang sedikit memiliki kemiripan.
Perbedaan lain juga terdapat pada
lirik bahasa Jepang yang terdapat dalam versi asli lagu ini. Di Sakura versi baru, lirik berbahasa
Jepang tersebut diganti dengan improvisasi lirik dari Sandhy.
Ditemui saat peluncuran album,
Sandhy mengaku senang dapat berkolaborasi dengan musisi legendaris apalagi
membawakan Sakura yang juga salah satu
lagu favoritnya.
"Tidak beban membawakan lagu
ini, karena pada dasarnya saya juga suka dengan lagu ini," katanya.
Di track nomor keempat, terdapat
satu tembang ciptaan Dian PP dan Deddy Dhukun, Semua Jadi Satu, yang dibawakan sangat berbeda oleh Indah Dewi
Pertiwi dan Richard Schrijver. Aransemen musik elektronik dalam lagu yang juga
sempat dinyanyikan oleh 3 Diva ini menjadikan lagu ini terkesan jauh lebih
muda.
Alunan musik jazz sexophone khas
dari Fariz RM juga tidak dapat ditemukan dalam lagu Antara Kita yang diaransemen ulang oleh band pendatang baru, Tuffa.
Grup band dengan vokalis perempuan ini membawakan lagu ciptaan Sammy Paitam
tersebut dengan musik khas ala anak band.
Lagu selanjutnya Biru karya Dian PP dan Deddy Dhukun yang
dibawakan ulang oleh Angel Pieters. Penyanyi jebolan ajang pencarian bakat
untuk anak-anak ini mengaku sangat familiar dengan lagu tersebut. Meskipun
demikian, ia juga merasa mengalami sedikit kesulitan dalam membawakan lagu
tersebut.
"Lagu ini sangat familiar
buat aku, karena lagu ini juga kesukaan mama papa aku, Kesulitan ada sih
pastinya, soalnya ini kan lagu living
legend, dalam membawakannya juga nggak bisa main-main, jangan sampai
merusak keindahan dari lagu aslinya," katanya.
"Kesulitannya lagi karena
aransemen lagu ini beda banget dari lagu aslinya, jadi benar-benar harus
mengubah gaya bernaynyinya, tapi at the
same time juga esensi dari lagunya itu juga nggak hilang walaupun diimprove dengan aransemen yang
berbeda," lanjutnya.
Lagu yang dinyanyikan oleh Vina
Panduwinata dalam albumnya Cium Pipiku (1987) ini diaransemen menyerupai musik
country dengan alunan gitar yang dominan, sehingga terdengar ringan sesuai
dengan usia Angel yang masih remaja.
Sedangkan di lagu Kurnia dan Pesona yang dibawakan ulang
oleh Citra Scholastika, ciri khas Citra sebagai penyanyi jazz justru hilang.
"Banyak orang yang mengenal
Citra dengan gaya jazzy, tapi saya mencoba menantang dia untuk menyanyikan
Kurnia dan Pesona dengan musik dance dan hasilnya sangat memuaskan," kata
Fariz RM saat ditemui usai konferensi pers peluncuran album.
Dalam menyanyikan lagu ini Citra
mengaku tidak ingin mendengerakan lagu versi asli, alhasil Citra benar-benar
lepas dari penyanyi aslinya.
"Aku berusaha menyanyikannya
dengan hati, dengan cara Citra, aku nggak mau denger versi aslinya karena aku
ingin menyanyikan lagu ini dengan cara Citra," katanya.
"Aku benar-benar berusaha
menginterpretasikan lagunya dengan jaman sekarang sesuai dengan momen anak-anak
muda sekarang yang suka banget dengan lagu-lagu instrument, seperti David
Guetta," tambahnya.
Setelah sempat dinyanyikan oleh
Sarwana dan Dea Mirella pada awal tahun 2000, lagu berjudul Masih Ada karya Dian PP dan Deddy Dhukun
dinyanyikan kembali oleh 3 Composer. Dengan diringi alunan musik yang band
sederhana, grup trio pencipta lagu ini berhasil membawakan lagu tersebut.
Ecoutez, grup band yang baru saja
merayakan ulang tahunnya yang kesembilan ini, juga turut ambil bagian dalam
album ini dengan membawakan lagu Diantara
Kita karya Dian PP. Tidak hanya itu, Glenn Fredly juga berduet dengan Dian
PP dalam tembang lawas miliknya, Aku
Cinta Padamu.
Aransemen musik dari Maliq &
D'Essential dipadu dengan suara jazzy Angga membuat lagu Barcelona versi baru tidak kalah dengan versi aslinya. Ditambah
dengan suara asli Fariz RM yang juga berduet dengan Angga membuat siapa saja
yang mendengarkannya ingin bergoyang.
Isyana Sarsasvati, penyanyi yang
sering meng-cover lagu via YouTube ini juga menyumbangkan suara merdunya dalam
lagu ini Paseban Cafe milik Dian PP.
Sementara grup band jazz Sore mengaransemen ulang lagu yang dibawakan Fariz RM
dalam albumnya Transs-Hotel San Vicente (1981) yang berjudul Jawab Nurani.
Dengan diluncurkannya album
kompilasi yang menggandeng musisi muda ini Fariz berharap anak-anak muda
Indonesia tetap mencintai musik tanah air.
"Musik nasional adalah musik
nasional, kita boleh aja suka musik luar negeri, boleh aja kita menggemari
musik mancanegara, tapi kita harus cinta dan bangga pada musik sendiri,"
katanya.
"Saya hanya berharap bisa
menjadi penyambung generasi musik nasional," tambahnya.
Album tersebut akan dikemas dalam
bentuk konser bertajuk "Konser Evolusi Cinta" yang akan
diselenggarakan pada Maret 2015 dengan melibatkan Andi Rianto sebagai penata
musik.
Salam kreatif penuh cinta.
***
Solo, Jumat, 7 November 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: showbiz.liputan6.com