Welcome...Selamat Datang...

Selasa, 04 November 2014

Merokok Membunuh Kita Semua


Menarik mengikuti polemik dan komentar di berbagai media tentang perilaku perokok. Pada kesempatan ini kita tidak akan memperbincangkan tentang kebiasaan merokok salah satu menteri wanita di Kabinet Kerja kita, melainkan akan kita soroti perilaku perokok pada umumnya.

Sesungguhnya setiap perokok pada umumnya adalah orang yang tidak toleran dan keji. Berbeda dengan pemadat atau pecandu ganja yang relatif lebih toleran.

Bukan bermaksud untuk membela atau membenarkan pemadat tetapi untuk memberi penilaian secara proporsional. Pemadat pada kenyataannya adalah orang yang hanya merusak diri sendiri apa pun alasan kelakuannya. Pemadat, di Indonesia, ketika mengkonsumsi atau menghisap ganja pasti melakukannya secara sembunyi. Entah itu saat mengkonsumsi sendiri atau saat bersama komunitasnya. Jadi tidak ada orang lain yang dirugikan.

Sementara itu, perokok saat menghisap rokoknya sebagian besar berada di tempat umum atau terbuka, yang berarti asapnya menyebar kemana-mana. Ditempat yang tertera larangan merokok pun masih sering kita jumpai perokok yang menikmati rokoknya. Yang lebih kejam lagi, di dalam angkutan umum yang penuh sesak seperti bis kota atau angkot pun masih sering kita jumpai orang menghisap rokok, bahkan meskipun di dekatnya ada bayi dalam gendongan ibunya. Padahal seperti kita ketahui bahwa orang lain yang tidak merokok justru yang sesungguhnya menjadi perokok pasif dan dipaksa menghisap racun asap rokok yang tidak dia kehendaki. Itulah mengapa para perokok aktif layak dinilai sebagai orang yang keji dan tidak toleran.

Peringatan dibungkus rokok maupun iklan rokok “Merokok Membunuhmu” tidak tepat seharusnya diganti “Merokok Membunuh Kita Semua”. Bahkan seharusnya pemerintah mengambil langkah lebih tegas untuk melarang iklan rokok dalam bentuk apa pun. Selain itu perlu adanya perlindungan hukum bagi siapa pun yang dirugikan karena terganggu oleh asap rokok.

Tulisan kecil ini hanya sekedar berbagi keprihatinan. Semoga bisa membuka kesadaran kita, khususnya para perokok, untuk lebih menghargai orang lain.

Salam kritis penuh cinta.

***
Solo, Kamis, 30 Oktober 2014
Suko Waspodo
Ilustrasi: i66m.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar