Aku selalu melihat kehidupan dari arah samping. Hanya menontonnya berlalu begitu saja. Dahulu, aku terlalu takut untuk lepas dan hidup. Dan akhir-akhir ini menjadi terlalu lelah untuk mencoba.
Aku iri pada orang-orang di sekitarku. Begitu memanfaatkan diri dalam hidup setiap hari. Sementara aku menghabiskan waktuku hanya untuk bersembunyi dari dunia, dan mencari cara untuk melarikan diri.
Untuk sebagian besar hidupku, aku benar-benar percaya. Aku di sini untuk membantu orang lain. Namun sekarang sudah jelas bahwa itu hanya alasan untuk menghindari menjalani hidup bagi diriku sendiri.
Sungguh menyedihkan bahwa hidup kita dan rasa sakit yang kita tanggung dapat melemahkan kekuatan kita untuk melanjutkan kehidupan. Tetapi jika kita tersesat di bekas luka masa lalu kita, ternyata bahwa tanpa kita sadari kehidupan kita akan hilang.
Memang benar, banyak orang yang mengecewakan. Mereka dapat berubah dalam sekejap mata. Namun kita tidak bisa menghindari saling menyakiti. Ketika kita semua menginginkan kesempatan di kehidupan ini.
Tetapi ada sesuatu yang aku pelajari melalui kebijaksanaan usia. Kebenaran tentang semua kehidupan kita. Dan itu tidak masalah jalan seperti apa yang kita tempuh masing-masing. Pada akhirnya, kita hanya ingin bertahan hidup.
Jadi sekarang saatnya untuk menaklukkan rasa takutku. Dan untuk berdiri serta menghadapi hari yang baru. Biarkan rasa sakit masa laluku terhapus dengan air mataku. Dan berhenti membiarkan hidupku hilang.
***
Solo, Rabu, 19 Desember 2018. 2:54 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Nirdesha Munasinghe
0 comments:
Posting Komentar