Penulisan yang efektif membutuhkan pengetahuan yang memadai dari penulis tentang masalah bahasa dan teknik menulis pesan. Pengetahuan penulis tentang bahasa dan teknik penulisan memungkinkan mereka untuk menulis dengan terampil dan logis.
Beberapa teknik atau pedoman untuk meningkatkan keterampilan menulis akan kita bahas di bawah ini:
1. Adaptasi Bahasa untuk Pembaca Tertentu
Adaptasi berarti menyesuaikan pesan dengan pembaca tertentu. Saat menulis, penulis harus ingat bahwa semua pembaca tidak memiliki tingkat pemahaman yang sama. Mereka tidak semua memiliki kosa kata yang sama, pengetahuan yang sama, atau mentalitas yang sama. Dengan demikian untuk berkomunikasi dengan jelas, penulis harus mengenal orang yang dia ajak berkomunikasi.
Penulis harus membentuk pesan yang sesuai dengan pikiran orang itu dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti pembaca. Beradaptasi membutuhkan memvisualisasikan pembaca, yang berarti membayangkan apa yang pembaca ketahui, rasakan, pikirkan, dan semacamnya.
2. Menggunakan Kata-Kata yang Akrab
Menggunakan kata-kata yang akrab berarti menggunakan kata-kata yang kebanyakan kita gunakan dalam percakapan sehari-hari.
Kata-kata ini menyampaikan makna yang tajam dan jelas dalam pikiran. Kata-kata yang rumit dan sulit serta kata-kata yang tidak berkomunikasi dengan tepat atau cepat harus dihindari.
Misalnya, daripada menggunakan kata yang lebih tidak dikenal, ‘berusahalah ’, gunakan‘ cobalah ’. Daripada menggunakan 'berhenti,' gunakan 'mengakhiri'. Dengan cara yang sama, kita harus memilih kata 'menggunakan' untuk 'memanfaatkan,' 'mengerjakan' untuk 'melakukan,' 'mengawali' untuk 'memulai,' 'mencari tahu' untuk 'memastikan,' 'berhenti' untuk 'tak berlanjut' dan 'menunjukkan' untuk 'memperagakan'.
Namun, menggunakan kata-kata yang sulit tidak selalu buruk. Kata-kata itu dapat digunakan ketika sesuai dengan kebutuhan penulis dan dipahami.
3. Memilih Kata Singkat
Kata-kata pendek umumnya berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata panjang. Penggunaan kalimat bertele-tele bahkan ini dipahami memberikan kesan kesulitan yang menghambat komunikasi.
Tetapi tidak selalu benar bahwa semua kata pendek itu mudah dan semua kata yang panjang itu sulit.
Sarannya adalah bahwa dalam kebanyakan situasi penulis harus berkonsentrasi pada kata-kata pendek dan menggunakan kata-kata panjang dengan hati-hati.
Lebih lanjut disarankan bahwa kata-kata panjang dapat digunakan ketika penulis berpikir pembaca tahu kata-kata tersebut.
4. Menghindari Penggunaan Kata Kerja Tersamar secara Berlebihan
Penulis harus menghindari penggunaan kata kerja tersamar dalam tulisan. Kata kerja aksi diubah menjadi kata kerja disamarkan dengan mengubahnya menjadi kata benda dan kemudian menambahkan kata kerja tindakan.
Karena kata kerja yang disamarkan adalah kata benda abstrak dan sering membutuhkan bentuk kalimat pasif, kata kerja tersebut harus dihindari untuk memastikan nyata dan bentuk kalimat aktif secara tertulis.
Sebagai contoh:
Jika kita ingin mengubah kata kerja tindakan ‘pertimbangkan’ menjadi kata kerja yang disamarkan kita harus mengubah kata kerja ‘mempertimbangkan’ menjadi kata benda ‘pertimbangan,’ lalu menambahkan kata kerja ‘memberi,’ dan akhirnya kita mendapatkan kata kerja disamarkan ‘memberikan pertimbangan untuk’
5. Memilih Kata untuk Arti yang Tepat
Tentu saja, menulis membutuhkan pengetahuan bahasa. Bahkan, semakin besar pengetahuan kita tentang bahasa, semakin besar kemungkinan kita untuk menulis.
Pengetahuan bahasa memungkinkan penulis untuk menggunakan kata-kata yang membawa makna yang penulis ingin komunikasikan.
Sayangnya, banyak dari kita yang memperlakukan bahasa secara rutin. Kita menggunakan kata-kata tanpa memikirkan makna yang disampaikannya. Hasilnya adalah tulisan yang tidak jelas.
Penulis yang baik perlu mempelajari kata-kata dengan cermat. Mereka harus mempelajari makna tepatnya, terutama nuansa perbedaan makna kata-kata yang serupa. Sebagai contoh:
'Lebih sedikit' dan 'kurang' memiliki arti yang sama bagi sebagian orang.
Tetapi penulis yang cermat memilih ‘lebih sedikit’ untuk berarti “jumlah barang yang lebih sedikit” dan ‘kurang’ untuk berarti “mengurangi nilai, tingkat, atau kuantitas.”
6. Menggunakan Kata-Kata Teknis dan Akronim dengan Hati-Hati
Setiap bidang pengetahuan memiliki bahasa teknisnya sendiri. Bahasa ini bisa sangat rumit sehingga dikompilasi dengan mudah kamus khusus.
Individu dari bidang tertentu perlu mempelajari kata-kata teknis dan akronimnya dan kemudian, menggunakan istilah-istilah ini secara bebas dalam berkomunikasi dengan kitaa, orang lain yang termasuk dalam bidang tersebut.
Tetapi masalah dapat muncul ketika orang-orang dari bidang tertentu berkomunikasi dengan orang-orang di luar bidang mereka dengan menggunakan istilah teknis mereka sendiri.
Meskipun kata-kata ini adalah kata sehari-hari bagi mereka, ini mungkin tidak dikenal oleh orang-orang di luar bidang itu.
Jadi, para penulis harus menggunakan istilah teknis dan akronim masing-masing dengan hati-hati dan mengganti kata-kata teknis mereka dengan kata-kata sederhana.
7. Pilih Kata dengan Kekuatan dan Semangat yang Tepat
Beberapa kata kuat. Beberapa lemah dan kusam dan sebagian jatuh di antara yang ekstrem ini. Penulis yang baik tahu perbedaan ini dan mereka mempertimbangkannya dengan cermat.
Jadi penulis harus menggunakan kata-kata yang membawa makna yang dimaksudkan terbaik.
Sebagai contoh;
Kata 'taipan' lebih kuat dari 'pengusaha yang sangat sukses', 'pasar spekulan jual' lebih kuat daripada 'pasar yang umumnya menurun,' 'booming' lebih kuat daripada 'periode kemakmuran bisnis' dan sejenisnya.
8. Menggunakan Bahasa Konkret
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang membentuk makna yang tajam dan jelas dalam pikiran.
Penulis harus memilih kata-kata konkret ini dalam tulisan mereka. Konkret berlawanan dengan abstrak. Kata-kata abstrak tidak jelas.
Kata-kata konkret berarti hal-hal yang dapat dilihat, dirasakan, dirasakan, atau dicium pembaca.
Misalnya, tulis ‘kerugian 48 persen’ daripada ‘kerugian yang signifikan,‘catatan kehadiran 100 persen ’daripada ‘catatan kehadiran yang baik. ’
9. Menggunakan Kalimat Aktif
Penulis harus memilih bentuk aktif dalam membuat kalimat daripada bentuk pasif.
Kalimat aktif menghasilkan tulisan yang lebih kuat dan lebih hidup. Itu menekankan tindakan dan biasanya menyimpan kata-kata. Misalnya, tulis ‘Dia memainkan sepakbola’ daripada menulis ‘Sepak bola dimainkan olehnya.’
10. Menghindari Kata-Kata yang Stereotip berdasarkan Ras atau Kebangsaan
Kata-kata yang melabeli semua anggota grup berdasarkan ras atau kebangsaan tidak adil. Anggota minoritas mana pun dapat sangat bervariasi dalam semua karakteristik.
Jadi tidak adil untuk menyatakan bahwa orang-orang Yahudi itu kikir, bahwa orang Italia adalah anggota Mafia, bahwa kita orang Hispanik malas, bahwa orang Afrika-Amerika hanya dapat melakukan pekerjaan kasar dan sebagainya.
11. Menghindari Kata-Kata yang Stereotip Berdasarkan Usia atau Cacat
Kata-kata yang melabeli orang sebagai tua atau muda dapat menghasilkan reaksi negatif. Demikian pula, orang cacat peka terhadap kata-kata yang menggambarkan kecacatan mereka. Karena itu, disarankan untuk tidak menggunakan kata-kata yang mendiskriminasi usia atau cacat.
12. Penekanan pada Kalimat Pendek
Menulis kalimat yang lebih sederhana sangat tergantung pada penulisan kalimat yang lebih pendek.
Penelitian mengungkapkan bahwa semakin banyak kata-kata dan hubungan dalam sebuah kalimat, semakin besar kemungkinan untuk kesalahpahaman. Pembaca tidak dapat menyimpan terlalu banyak informasi sekaligus.
Mereka umumnya lebih suka kalimat pendek dan mudah dibaca sehingga mereka dapat dengan mudah membaca pesan dan menyimpan informasi darinya.
Oleh karena itu disarankan untuk menulis kalimat pendek dan jelas dengan membatasi isi kalimat dan menghemat kata-kata.
13. Mempertahankan Kesatuan Kalimat
Kesatuan kalimat berarti semua bagian kalimat harus menyangkut satu pikiran.
Dengan kata lain, semua hal yang dimasukkan ke dalam kalimat harus memiliki alasan yang baik untuk bersama.
Oleh karena itu, penulis harus memastikan bahwa semua informasi dalam sebuah kalimat menjadi satu.
Kesatuan kalimat dapat dipertahankan dengan:
- menghilangkan detail yang berlebihan,
- menggabungkan hanya pikiran yang terkait dan
- menghindari konstruksi yang tidak logis.
Penulisan paragraf yang baik juga penting untuk tulisan yang jelas. Paragraf menunjukkan kepada pembaca di mana topik dimulai dan berakhir. Paragraf juga membantu dalam mengatur informasi dalam pikiran pembaca. Ada beberapa saran untuk mendesain paragraf.
- Pertama, setiap topik terpisah harus dibahas dalam paragraf terpisah.
- Ke dua, panjang paragraf harus sesingkat mungkin. Paragraf pendek menarik pembaca dan berkomunikasi dengan lebih baik.
- Ke tiga, detail yang tidak perlu harus dihindari dalam menulis paragraf.
- Ke empat, setiap paragraf harus bergerak ke langkah tambahan menuju tujuan.
***
Solo, Rabu, 22 April 2020. 11:16 am
'salam kreatif penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
ilustr: Tips Menulis Buku
0 comments:
Posting Komentar