disatukan dengan jijik
di lengan orang bodoh
kulitku sepertinya pecah
dengan air liurnya yang berkilau
kejahatan menginginkan tumpahan itu
memberi rasa menggigil pada jiwaku
ini sungguh bukan kehendakku
untuk berada dalam peran seperti itu
tersentuh ke tempat
api naik, tinggi di tiang
melepas penutup tubuh
mencari tujuan utamanya
rasa sakit itu mencapai kenikmatan
di telinganya yang tuli
menggigit seolah kembang gula
tangisanku dia dengar
sekarang, di ranjang alami
dia mendorongku kembali
terengah-engah di atas kepalaku
mengeratkan giginya di leherku
saat aku menangis dan dia mendesis
seperti ular yang begitu liar
merangkak dan dicium
untuk tidak, dia tidak bisa menerima
mimpi buruk menyebar
dengan bau busuk
seprai menutupi merah
dari mantra yang tidak dikenal
napasnya memudar
berbaring berat di dadaku
aku menenangkan diri
untuk bersama sisanya
zona merah atau apa pun namanya
bukan diri mengatur banyak orang
juga bukan sebuah institusi
tuk hanya sekadar uang recehan
***
Solo, Kamis, 10, Januari 2019. 8:38 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
kompasiana
pepnews
ilustr: Mahmoud Sabri
0 comments:
Posting Komentar