Welcome...Selamat Datang...

Senin, 30 November 2020

Kumaknai Maaf

Menyesal bisa sangat sulit ketika kita diliputi oleh kesombongan. Tetapi terkadang harga diri kita harus jatuh sebelum kita kalah. Dan ketika kita harus minta maaf, kita harus bersungguh-sungguh dari jiwa kita. Maaf yang tidak berarti adalah seperti janji yang patah hati.

Dan itu hanya lebih menyakitkan pada akhirnya, membawa kebencian pahit. Serta mengarah pada hilangnya cinta yang seharusnya abadi. Membawa kita kembali ke dunia dari dunia dongeng pikiran kita. Dengan rasa sakit yang menjengkelkan, fisik dan kadang-kadang kritis.

Hatiku menangis air mata karena rasa sakit yang telah aku kenakan kepadamu. Dan itu meneriakkan permintaan maafku ke pikiranmu. Memohon pengampunanmu atas ledakan-ledakan malangku. Aku tidak pernah berarti dalam sejuta tahun menjadi begitu tidak baik.

Aku telah membuat kesalahan di masa lalu tetapi tidak pernah seserius ini. Dan aku tahu aku hanya akan menyalahkan diri sendiri jika engkau pergi. Serta itu membuatku takut lebih dari yang pernah aku takuti dalam hidupku. Untukmu, motivasi sejatiku, satu-satunya hal nyata yang aku yakini.

Yang lainnya hanyalah fantasi bagi cita-cita egoisku. Itu selalu aku, aku, aku terlalu lama. Kemudian akhir-akhir ini aku bahkan tidak memikirkan kekhawatiranmu. Aku membiarkan mereka semua terbang melewatiku, tetapi sekarang aku tahu aku salah.

Engkau menjangkauku di saat engkau berada dalam ketidakpastian dan kesedihan. Sementara yang aku pedulikan hanyalah aku dan apa milikku. Dan ketika aku melihatmu mengemas tasmu dengan air mata mengalir di pipiku. Terlambat, aku merasakan semua kecemasan dan rasa sakitmu.

Lalu yang tersisa untuk kulakukan adalah meminta maaf dengan cara yang tulus. Dengan permintaan maaf yang datang dari lubuk hatiku. Hanya itu yang tersisa yang aku tawarkan untuk cinta dan kesetiaanmu. Sayangnya kesetiaanku sendiri tidak mampu aku pertahankan.

Sekarang yang tersisa darimu adalah kenangan tentang kebaikan yang telah hilang. Kehilangan itu membawa kesedihan setiap kali aku memikirkan dirimu. Dan hatiku rindu untuk dapat mengembalikan tangan waktu. Untuk memperbaiki kesalahan yang telah aku buat dan mulai lagi.

Jadi tolong luangkan waktu untuk memikirkan apa yang aku katakan, karena itu datang dari hati. Luangkan waktu dan cobalah untuk memaafkan aku, kegagalanku untuk menyampaikan. Kemudian jika engkau tidak bisa, maka buanglah aku dari hidupmu untuk tidak pernah kembali. Dan aku akan menundukkan kepalaku karena malu ... selamanya.

***

Solo, Senin, 29 Juli 2019. 1:25 pm

'salam hangat penuh cinta'

Suko Waspodo

antologi puisi suko

ilustr: Donatella Marraoni

0 comments:

Posting Komentar