Welcome...Selamat Datang...

Selasa, 10 November 2020

Seperti Takdir Terungkap

Selalu ada pilihan untuk dilakukan. Ketika dua jalur bergabung dan hidup istirahat. Untuk sepersekian detik, semuanya adalah satu. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Ketika dua jalur bergabung dan hidup istirahat. Tidak ada yang akan memperingatkan engkau bahwa ini sudah terlambat. Untuk mengubah jalur yang telah engkau ambil. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Untuk sepersekian detik, semuanya adalah satu. Pada saat itu, engkau menyadari bahwa Tuhan tidak akan kalah. Tempat dan waktu ini tidak akan ada lagi. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tidak ada yang akan memperingatkan engkau bahwa ini sudah terlambat. Pria dan wanita pertama menyegel nasibmu. Tidak ada yang bisa menghentikan apa yang seharusnya terjadi. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Untuk mengubah jalur yang telah engkau ambil. Semangat asli harus bangkit kembali. Untuk ditinggalkan tidak pernah menjadi bagian dari rencana utama. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Pada saat itu, engkau menyadari bahwa Tuhan tidak akan kalah. Sekarang engkau menyadari bahwa hidup bukanlah sekadar berlari. Tidak ada peluang kedua dijamin. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tempat dan waktu ini tidak akan ada lagi. Dan umat manusia dipecat. Karena gagal melakukan disiplin dan teguran. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Pria dan wanita pertama menyegel nasibmu. Pilihan bukan lagi milikmu. Apa yang engkau lakukan sekarang adalah buah dari pohon beracun. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tidak ada yang bisa menghentikan apa yang seharusnya terjadi. Dua jalur telah bergabung menjadi bunga rampai hidup. Dunia dipenuhi dengan banyak kebencian. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Semangat asli harus bangkit kembali. Atau mereka yang menunggu pengangkatan tidak akan diambil. Itu semua akan menjadi tidak pada akhirnya. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi

Untuk ditinggalkan tidak pernah menjadi bagian dari rencana induk. Waktunya telah tiba untuk mengambil sikap. Apa yang engkau lakukan sekarang mengulangi masa lalu. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Sekarang engkau menyadari bahwa hidup bukanlah sekadar berlari. Apa yang sudah ada akan selalu kembali. Seperti di zaman kuno, demikianlah halnya. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tidak ada peluang kedua dijamin. Tidak ada ujung yang terlihat, tidak perlu dilanjutkan. Karena semua yang engkau tahu akan dilupakan. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Dan umat manusia dipecat. Karena telah bekerja demi kesombongan. Jiwanya terpaut dalam lautan kebingungan. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

***

Solo, Senin, 15 Juli 2019. 9:43 am

'salam damai penuh cinta'

Suko Waspodo

antologi puisi suko

ilustr: katie osulivan


0 comments:

Posting Komentar